Rajapatni.com: Surabaya (1/10/24) – Tanah dan air dimana bangsa Indonesia, khususnya bangsa Jawa di pulau Jawa, berpijak adalah hasil tercerai-berainya satu benua, yang ribuan tahun lalu dikenal dengan nama Sundaland.
Sundaland (Kawasan Sunda) adalah suatu wilayah biogeografis di Asia Tenggara, yang mengacu kepada sebuah daratan yang lebih luas yang pernah ada selama 2,6 juta tahun ketika permukaan air laut lebih rendah. Wilayahnya mencakup Asia Tenggara di daratan seperti Semenanjung Malaka, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Nama Sundaland merupakan istilah yang diciptakan pada tahun 1919 oleh Gustaaf Adolf Frederik Molengraaff dari Hindia Belanda. Pada tahun 1921 Gustaaf Molengraaff, dalam penelitiannya mengemukakan bahwa kedalaman laut yang hampir seragam dari paparan ini menunjukkan terdapat peneplain atau dataran, yang dibentuk oleh erosi berkepanjangan, yang merupakan hasil dari peristiwa banjir besar saat lapisan es mencair, dengan setiap peristiwa banjir yang berturut-turut.
Tanah Jawa adalah bagian dari Sundaland. Hingga sekarang di pulau Jawa masih ada wilayah yang bernama Tanah Sunda. Letaknya di wilayah bagian Jawa Barat. Tanah ini terhitung kuno karena usianya bisa hingga 10.000 tahun lalu, yang ditandai dengan adanya peradaban kebudayaan manusia. Tanah Sunda berevolusi seiring dengan kejadian alam, banjir besar (es meleleh).
Akhirnya benua Sundaland, yang meliputi Semenanjung Malaka, Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil disekitarnya, berubah menjadi pulau pulau yang terpisah oleh laut. Hanya di bagian pulau Jawa, yang masih teridentifikasi dengan nama Sunda. Peradaban kebudayaan di atas tanah ini juga menjadi pertanda.
Kronologi sejarah pulau Jawa dari tahun 10.000 Sebelum Masehi sampai 2024 ini telah dimulai dari munculnya serangkaian kebudayaan maju seperti Gunung Padang, kemudian lahirnya kerajaan-kerajaan kuno yang dipelopori oleh Salakanagara dan Tarumanegara, tumbuhnya imperium Hindu-Budha seperti Singasari dan Majapahit, kedatangan negeri-negeri Islam, sampai masa kegelapan pada masa kekuasaan bangsa Eropa, hingga kelahiran Indonesia Raya dengan provinsi provinsinya.
Di era imperium Majapahit, yang menguasai Nusantara yang wilayahnya meliputi tanah (pulau pulau) dan air (lautan), tetapi tidak termasuk Tanah Sunda dengan kerajaannya di pulau yang sama, pulau Jawa. Karenanya hingga sekarang orang Sunda di Jawa Barat bukanlah orang Jawa. Mereka menyebut berada di Tanah Sunda, yang keberadaannya jauh lebih tua dari tanah Jawa. Tanah Jawa terbentuk karena banjir besar yang kemudian menenggelamkan Tanah Sunda (Sundaland) menjadi beberapa pulau seperti Semenanjung Malaka, Sumatera, Jawa dan Kalimantan.
Sebelum peradaban kerajaan kerajaan Jawa muncul pada abad 10000 SM, semua peradaban kerajaan berada di wilayah Sunda (Jawa Barat) penanda Sundaland, misalnya:10.000 SM – Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur, 9500 SM – Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung, 7500 SM – Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi, 4000 SM – Tahap kedua kebudayaan Gunung Padang, 3000 SM – Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak, 2000 SM – Tahap ketiga kebudayaan Gunung Padang dan 1000 SM – Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.
Di abad ke 5 atau 456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa, yang selanjutnya berkembang hingga kerajaan Hindu Majapahit dan kerajaan Islam Mataram.
Terkini, sejak 17 Agustus 1945, wilayah ini menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang mewarisi keragaman peradaban budaya termasuk aksara yang berevolusi dari Hindu Budha. Sekarang salah satunya menjadi Aksara Jawa. (PAR/nng)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sundaland
https://www.facebook.com/groups/938133099888507/posts/1446209689080843/