Rajapatni.com: Surabaya (21/4/24) – Tanggal 21 April selalu diperingati sebagai ꦲꦫꦶꦏꦂꦠꦶꦤꦶ Hari Kartini. Kartini adlah sosok emansipasi wanita ketika dunia wanita masih tergolong orang nomor dua atau nomor sesudah derajat pria.
Namanya Raden Ajeng Kartini, lahir di Jepara pada 21 April 1879. Ia ꦥꦸꦠꦼꦫꦶꦧꦸꦥꦠꦶꦗꦼꦥꦫ Puteri Bupati Jepara Raden mas adipati Arya sasraningrat dan ibu Ngasirah. Selama hidupnya, Kartini sering berkorespondensi dengan teman temannya di Eropa.
Adapun isi surat-surat yang ia tulis lebih banyak berupa keluhan keluhan mengenai kondisi wanita pribumi, di mana ia melihat contoh kebudayaan Jawa yang ketika itu lebih banyak menghambat kemajuan ꦥꦿꦶꦧꦸꦩꦶ pribumi. Ia juga menuliskan bahwa ada banyak kendala yang dihadapi perempuan pribumi khususnya di Jawa agar bisa lebih maju.
Dalam pemikiran dunia Barat, pemikiran ꦏꦂꦠꦶꦤꦶ Kartini termasuk maju dan berani. Karenanya, setelah ia meninggal dunia, JH Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan RA Kartini pada teman-temannya di Eropa itu.
Abendanon saat itu menjabat sebagai ꦩꦼꦤ꧀ꦠꦼꦫꦶ Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul “Door Duisternis tot Licht”, yang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku ini terbit pada 1911.
Pada tahun 1922, ꦧꦭꦻꦥꦸꦱ꧀ꦠꦏ Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Emansipasi Wanita Sekarang
Dimasa sekarang, perempuan memiliki kesetaraan dengan kaum laki laki. Setidaknya ꦮꦤꦶꦠ wanita sekarang tidak menggantungkan hidupnya kepada siapa pun dan lebih mandiri.
Perempuan bisa mendapatkan pendidikan yang setara tanpa memandang gender, agama, ras, ataupun status sosial.
Perempuan juga bisa mendapatkan kesempatan ꦧꦼꦏꦼꦂꦗ bekerja dan naik jabatan setara dengan laki-laki.
Masih banyak lagi bentuk bentuk kesetaraan antara laki laki dan perempuan. Laki laki dan perempuan adalah Mitra dalam meraih tujuan bersama. Selamat ꦲꦫꦶꦏꦂꦠꦶꦤꦶ Hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia. (nng)