Gagasan Kolaborasi Segar: Penulisan Aksara Jawa Ala Jepang. 

Rajapatni.com: Surabaya (17/5/24) – Sebuah ide dan gagasan bisa muncul dimana saja dan kapan saja atas momen apa saja. Salah satu gagasan, yang muncul dari komunitas Aksara Jawa, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni Surabaya adalah menulis Aksara Jawa dengan menggunakan cara cara tradisional Jepang.

“Ini wujud ꦏꦺꦴꦭꦧꦺꦴꦫꦱꦶ kolaborasi budaya Jawa dan Jepang. Jepang, melalui Wakil Konjen Jepang di Surabaya, Ishii Yutaka, memang sudah turut terlibat dalam gagasan penggunaan Aksara Jawa di Surabaya”, kata A. Hermas Thony dalam sebuah diskusi “Keberlanjutan Aksara Jawa di Surabaya” di Pakuwon City pada Selasa malam (16/4/24).

Keterlibatan Ishii Yutaka dalam sebuah gagasan penggunaan Aksara Jawa di Surabaya ketika menjelang diselenggarakan Peringatan ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ Hari Aksara Internasional di Surabaya pada 8 September 2023. Kala itu, A. Hermas Thony dan Ishii Yutaka mengunjungi RW 5 Kedung Asem, Kelurahan Kedung Baruk Surabaya dan atas kunjungan budaya itu, di kompleks dan lingkungan RW 5 diberi papan papan petunjuk yang beraksara Jawa dan Jepang.

“Kiranya, penggunaan Aksara Jawa pertama di Surabaya ada di RW 5 Kedung Asem, sebelum pemerintah Kota Surabaya memberlakukan penggunaan Aksara Jawa di kantor kantor pemerintah Kota Surabaya berdasarkan ꦱꦸꦫꦠ꧀ꦌꦣꦫꦤ꧀ Surat Edaran Sekda Kota Surabaya pada 19 September 2023.

Secara informal, Jepang dan Jawa sudah dalam sebuah ꦏꦺꦴꦭꦧꦺꦴꦫꦱꦶ kolaborasi di bidang literasi keaksaraan. Dalam rangka keberlanjutan penggunaan Aksara Jawa di Surabaya, dalam sebuah pertemuan di Pakuwon City mengenai “Keberlanjutan Aksara Jawa di Surabaya” pada Selasa malam (16/4/24), muncullah gagasan kolaborasi Penulisan Aksara Jawa dengan Cara Tradisional Jepang.

“Kita menulis Aksara Jawa dengan menggunakan kuas dan tinta layaknya warga Jepang menulis huruf huruf Kanji”, tambah A. Hermas Thony selaku penasehat ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. 

Penulisan Aksara Jawa ala Jepang ini menjadi wujud nyata kolaborasi dan ꦄꦱꦶꦩꦶꦭꦱꦶ asimilasi tradisi literasi Jawa dan Jepang, yang sama sama memiliki Aksara lokal.

Lebih lanjut ꦒꦒꦱꦤ꧀ gagasan ini akan dipresentasikan kepada Wakil Konjen Jepang di Surabaya, Ishii Yutaka, dalam rencana sebuah pertemuan pada Kamis (18/4/24) mendatang.

“Ini langkah baik sebagai wujud kerjasama budaya Surabaya dan Jepang, yang diinisiasi oleh komunitas. Tidak lain oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni”, pungkas Thony.

26 mahasiswa Eropa belajar menulis Aksara Jawa. Foto: antara/nanang PAR

Ternyata pengalaman menulis Aksara Jawa dengan menggunakan tinta dan kuas memang pernah ada sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh ꦈꦧꦪ Ubaya, Universitas Surabaya, dalam sebuah kegiatan “Ubaya Summer Program 2019” untuk 26 mahasiswa dari 10 negara di Eropa. Kegiatan tersebut untuk mengenalkan kebudayaan yang ada di Indonesia salah satunya tulisan aksara Jawa.

Sementara dengan ala tradisi Jepang, akan dipelajari makna makna posisi dalam proses ꦥꦼꦤꦸꦭꦶꦱꦤ꧀ penulisan.

“Cara duduk, cara memegang kuas dan cara menggoreskan ketika menulis dalam tradisi Jepang memiliki makna makna tersendiri”, terang Ishii dalam sebuah pertemuan di sebuah Cafe di jalan Sumatra ketika menggagas penggunaan Aksara Jawa di Surabaya pada 2023. (nanang PAR).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *