꧌ꦝꦫꦶꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Dari Surabaya, “Javagraph” Membingkai Aksara Jawa dan Dunia.

Aksara:

Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌ꦧꦼꦧꦼꦫꦥ꧍ Beberapa orang bertanya bagaimana kok bisa mengenalkan kembali ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa di Surabaya?

Jawabannya adalah ꧌ꦈꦥꦪ꧍ upaya pemajuan harus dilakukan terus menerus terutama ꧌ꦝꦭꦩ꧀꧍ dalam menyajikan fakta dan kebenaran. Corongnya adalah media. Fakta dan kebenaran itu dikemas dalam berita dan informasi. ꧌ꦱꦸꦩ꧀ꦧꦼꦂꦚ꧍ Sumbernya adalah peristiwa, baik yang ꧌ꦝꦶꦫꦚ꧀ꦕꦁ꧍ dirancang sendiri dalam bentuk kegiatan atau fakta fakta yang sudah ada di dalam ꧌ꦩꦯꦫꦏꦠ꧀꧍ masyarakat.

꧌ꦱꦪꦔ꧀ꦚ꧍ Sayangnya fakta fakta itu banyak terabaikan. Padahal fakta fakta itu menarik untuk disimak. ꧌ꦕꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦴꦃꦚ꧍ Contohnya keberadaan inskripsi aksara Jawa di salah satu Gapura Sunan Ampel dan Masjid Kemayoran. ꧌ꦩꦱꦶꦃ꧍ Masih ada fakta fakta lainnya yang merupakan jejak sejarah dan peradaban leluhur Jawa di Surabaya.

꧌ꦱꦼꦭꦲꦶꦤ꧀꧍ Selain fakta, juga harus ada kebenaran dan kejujuran. Inilah hal hal penting dalam kemasan informasi yang berdampak, yaitu yang ꧌ꦝꦥꦠ꧀꧍ dapat mempengaruhi orang. Wal hasil, aksara Jawa bisa hadir di hati pengambil kebijakan Surabaya. ꧌ꦤꦩꦸꦤ꧀꧍ Namun, ternyata hanya di hati pengambil kebijakan saja belum cukup. Maka diperlukan stakeholder lainnya, yang mau turut ꧌ꦄꦟ꧀ꦝꦶꦭ꧀꧍  andil.

꧌ꦱꦼꦕꦫ꧍ Secara struktural aksara Jawa sudah dipakai untuk penulisan nama nama kantor di ꧌ꦭꦶꦔ꧀ꦏꦸꦔꦤ꧀꧍  lingkungan pemerintahan Kota Surabaya. Karenanya diperlukan stakeholder lainnya secara pentahelix agar ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa bisa mengisi ruang ruang publik yang lebih luas dan beragam.

꧌ꦱꦼꦩꦼꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Sementara ini, secara fisik aksara Jawa sudah menempel di semua kantor kelurahan dan ꧌ꦏꦼꦕꦩꦠꦤ꧀꧍ kecamatan kota Surabaya, termasuk di kantor kantor Dinas hingga ꧌ꦧꦭꦻꦏꦺꦴꦠ꧍ Balai Kota. Untuk lebih memasifkan lagi, juga dibutuhkan program program lain yang mengangkat ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa.

 

Program Program ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa.

Komunitas Aksara Jawa Surabaya, ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, sebagai salah satu unsur pentahelix memiliki sejumlah program. Diantaranya adalah Sinau aksara Jawa, penerbitan buku dan ꧌ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦸꦮꦠꦤ꧀꧍ pembuatan film dokumenter. Semuanya tentang dan memuat aksara Jawa. Semuanya tentu tidak bisa dilakukan sendiri. Harus ada ꧌ꦏꦼꦂꦙꦱꦩ꧍ kerjasama pentahelix yang melibatkan lima unsur: pemerintah, ꧌ꦱ꧀ꦮꦱ꧀ꦠ꧍ swasta, akademisi, media dan komunitas.

Sebuah penerbitan ꧌ꦝꦶꦒꦒꦱ꧀꧍ digagas menggunakan aksara Jawa dan tiga bahasa sebagai terjemahannya akan menjadi ꧌ꦱꦗꦶꦪꦤ꧀꧍ sajian yang berbeda. Penggunaan bahasa asing Inggris dan Belanda selain ꧌ꦧꦲꦱꦅꦟ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦾ꧍ bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan aksara Jawa adalah sebuah strategi dalam ꧌ꦧꦼꦂꦨꦒꦶ꧍ berbagi isi buku secara global.

꧌ꦧꦸꦏꦸ꧍ Buku ini adalah buku sketsa dirancang untuk membawa aksara Jawa ke tingkat internasional. ꧌ꦈꦥꦪ꧍ Upaya ini sekaligus sebagai cara bahwa Jawa, Indonesia memiliki aksara daerah dan terus berupaya untuk memeliharanya sebagimana ꧌ꦝꦶꦲꦫꦥ꧀ꦏꦤ꧀꧍ diharapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui UNESCO.

UNESCO ꧌ꦩꦼꦚꦼꦫꦸꦏꦤ꧀꧍ menyerukan kepada dunia, yang masih memiliki aksara daerahnya, agar menjaga dan melestarikan sebagai ꧌ꦅꦝꦺꦤ꧀ꦠꦶꦠꦱ꧀꧍  identitas bangsanya. Seruan itu dikemas dalam peringatan Hari Aksara Internasional yang jatuh pada ꧌꧇꧘꧇ꦱꦺꦥ꧀ꦠꦺꦩ꧀ꦧꦼꦂ꧍ 8 September. Di Surabaya telah diperingati sejak tahun 2023 sambil memperkenalkan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa.

꧌ꦥꦼꦫꦶꦔꦠꦤ꧀꧍ Peringatan yang dilakukan pada 2023 dan 2024 itu bekerjasama dengan perwakilan negara sahabat yang ada di Surabaya seperti Konjen ꧌ꦗꦼꦥꦁ꧍ Jepang, Konsulat Kehormatan India, Taiwan Economic and Trade Office (TETO) dan Wisma Jerman.

꧌ꦧꦼꦫꦔ꧀ꦏꦠ꧀꧍ Berangkat dari rasa pandang yang sama, Puri Aksara Rajapatni lantas menggagas ꧌ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦸꦮꦠꦤ꧀ꦥ꦳ꦶꦊꦩ꧀꧍ pembuatan film dokumenter tentang aksara yang berjudul “Javagraph”. ꧌ꦝꦺꦴꦏꦸꦩꦺꦤ꧀ꦠꦺꦂ꧍ Dokumenter ini bertema tentang “Aksara Jawa membingkai aksara Dunia”, yang berangkat dari Surabaya untuk dunia. ꧌ꦠꦺꦩ꧍ Tema ini sejalan dengan semangat UNESCO dalam setiap peringatan Hari Aksara Internasional (International Literacy Day).

꧌ꦗꦮ꦳ꦒꦿꦥ꦳꧀꧍Javagraph bukan sekedar huruf Jawa tetapi Jawa itu sendiri adalah satu  kesatuan, baik dari fonetik, arti dan pandangan ꧌ꦲꦶꦝꦸꦥ꧀꧍ hidup bahkan spirit.

꧌ꦩꦼꦔꦥ꧍ Mengapa dari Surabaya?

Inskripsi ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa di kota Maxen, Jerman. Foto: ist

꧌ꦱꦼꦕꦫ꧍ Secara historis Surabaya sudah terbuka untuk semua. Sejak abad 13 Surabaya menjadi gerbang masuk ke pedalaman ꧌ꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ꧍  Jawa Timur. Apalagi sekarang, pemerintah Provinsi Jatim menjadikan ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya sebagai ibukota Jatim yang menjadi pintu gerbang ꧌ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫꦧꦫꦸ꧍ Nusantara Baru.

Ini adalah antisipasi ꧌ꦥꦺꦴꦠꦺꦤ꧀ꦱꦶ꧍ potensi terjadinya pergeseran center of gravity dari Selat Malaka ke arah yang lebih tengah di Indonesia, ꧌ꦠꦼꦂꦩꦱꦸꦏ꧀꧍ termasuk keberadaan Ibukota Nusantara (IKN) di pulau Kalimantan.

Seiring dengan upaya ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦥꦼꦂꦏꦸꦮꦠ꧀꧍ memperkuat identitas bangsa yang ada di Surabaya, Aksara Jawa, maka Komunitas Aksara ꧌ꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Rajapatni tidak hanya membingkai aksara Jawa tetapi juga aksara Nusantara dan aksara Dunia, yang ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦝꦶ꧍ menjadi riwayat, timeline hadirnya aksara Nusantara.

Karenanya, akan menjadi tanggungjawab ꧌ꦧꦼꦂꦯꦩ꧍ bersama antara Surabaya dan negara negara sahabat yang masih memiliki aksara daerah atau memiliki kaitan ꧌ꦱꦼꦗꦫꦃ꧍ sejarah dengan aksara Jawa.

Misalnya dengan ꧌ꦗꦺꦂꦩꦤ꧀꧍  Jerman tepatnya, di kota kecil Maxen, dimana terdapat inskripsi aksara Jawa yang dibuat oleh ꧌ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦰꦭꦺꦃ꧍ Raden Saleh dengan angka tahun 1848. (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *