Sejarah:
Rajapatni.com: SURABAYA – Peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya menjadi latar belakang peringatan Hari Pahlawan Nasional. Pertempuran ini merupakan salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Ada beberapa tokoh sentral dalam pertempuran itu. Diantaranya Bung Tomo, Prof. Dr. moestopo dan Doel Arnowo. Di antara mereka, ada yang sudah dianugerahi sebagai pahlawan nasional. Contohnya Bung Tomo dan Prof. Dr. Moestopo.
Ada lainnya yang layak karena perannya pada saat perang dan sesudah perang untuk kota Surabaya. Yaitu Cak Doel Arnowo. Pada saat perang Ia menjadi bagian dari Kontak Biro. Pasca Perang ia tetap berjuang menanamkan nilai nilai kejuangan dan Cinta Tanah Air.
Peran Doel Arnowo Dalam Perang

Kontak Biro atau Contact Bureau dibentuk untuk memastikan kerja sama antara pihak Inggris dan Indonesia berjalan lancar, setelah pertemuan antara wakil-wakil pemerintah di Surabaya dengan Brigadir AWS Mallaby. Doel Arnowo adalah seorang anggota Kontak Biro.
Selain itu, Ia juga menjabat sebagai ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Karesidenan Surabaya. Adapun peran Komite Nasional Indonesia (KNI) Karesidenan Surabaya adalah berunding dengan pihak Sekutu, dan menyebarkan perintah dan kabar untuk mengibarkan bendera Merah Putih.
Doel Arnowo juga terlibat dalam perundingan antara pejuang Surabaya dengan pihak Sekutu di gedung Internasio. Dalam perundingan alot itu, di luar gedung terjadi kontak senjata yang menewaskan Brigadir AWS Mallaby.
Peristiwa tewasnya Mallaby pada 30 Oktober 1945 ini, yang harus dibayar mahal oleh pejuang Surabaya karena Sekutu menggempur habis habisan Surabaya pada 10 November 1945 dan di hari itu pecah perang besar Surabaya.
Hari Pahlawan

Dari latar belakang perang itu dan rasa keberanian pejuang Surabaya dalam menghadapi Sekutu yang bersenjata lengkap, maka ditetapkan peringatan Hari Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden (KEPPRES) Nomor 316 Tahun 1959 tentang hari-hari Nasional, yang Bukan Hari Libur. Namun sebelum penetapan tahun 1959 itu, Surabaya sudah menyemarakkan peringatan nilai kejuangan dan Cinta Tanah Air.
Kejuangan dan Cinta Tanah Air.

Tahun 1950, Surabaya berada di bawah administrasi Walikota Doel Arnowo. Doel Arnowo mengubah nama nama jalan yang berbau kolonial menjadi nama nama yang bersifat nasionalis. Yaitu menggambarkan rasa cinta tanah air. Adalah nama nama kekayaan alam dan budaya Indonesia yang digunakan.
Yaitu nama nama yang menggambarkan keberagaman kekayaan Indonesia seperti klaster nama nama Candi, Pulau, Burung, Kota, Gunung, Kerajaan Nusantara, Pahlawan Nasional, rempah rempah, Para Raja Nusantara dan Sungai yang ada di Indonesia.
Doel Arnowo merupakan tokoh yang memiliki rasa cinta dan kepedulian tinggi terhadap sejarah sehingga selanjutnya menginisiasi adanya tugu peringatan dan penghargaan terhadap para pahlawan yang disebut Tugu Pahlawan.
Doel Arnowo mengusulkan kepada Pemerintah Pusat untuk mendirikan sebuah monumen Tugu Pahlawan sebagai bentuk penghormatan terhadap peristiwa sejarah pada 10 November 1945.
Pada tahun 1951, usulan Doel Arnowo tersebut mendapat sambutan baik dari Pemerintah Pusat.
Tugu Pahlawan secara resmi didirikan di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, menempati lahan bekas Gedung Kempetai, yang hancur akibat tembakan meriam Sekutu dari arah pelabuhan Tanjung Perak.
Di tempat ini pula, yang menjadi supremasi hukum kolonial, yaitu bekas gedung pengadilan Raad Van Justitie. Tempat ini juga menjadi salah satu titik pertempuran hebat Surabaya sebagaimana dilukis oleh pelukis Sochib. Letaknya persis di depan kantor Gubernur Jatim yang sudah ada sejak tahun 1930-an.
Tugu Pahlawan di Surabaya mulai didirikan pada 10 November 1951 dan diresmikan pada 10 November 1952 oleh Presiden Soekarno. Monumen ini dibangun untuk mengenang pertempuran 10 November 1945.

Itulah peran dan kiprah Doel Arnowo untuk kota Surabaya dalam menjaga nilai nilai kejuangan dan rasa cinta tanah air melalui nama nama jalan. Doel Arnowo lahir pada 30 Oktober 1904 dan wafat pada 18 Januari 1985. Doel Arnowo Layak sebagai Pahlawan Nasional. (PAR/nng)