Banyak Manuskrip Beraksara Jawa Tersimpan di The British Library.

Aksara:

Rajapatni.com: SURABAYA – Beberapa pemerhati budaya dan sejarah Jawa, diantaranya Christ Wibisono warga Surabaya asal Surakarta pernah mengatakan bahwa Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles di era Pemerintahan Inggris di Hindia Timur banyak melakukan penjarahan. Hal itu terjadi pada 1811 setelah Inggris berhasil merebut Jawa dari Belanda.

Pada eranya, Belanda, yang saat itu menjadi negara taklukan Perancis, menyerah wilayah jajahannya kepada Inggris.

Selembar halaman dari sebuah manuskrip di the British Library UK. Foto: ist

Ketika Raffles, selaku gubernur jenderal di Jawa, yang ditunjuk Inggris, semula mengajak Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono II, untuk bekerja sama, namun, HB II menolak mentah-mentah. Bagi sultan, Belanda maupun Inggris sama-sama bangsa asing, yang ingin menginjak-injak dan menguasai bumi Mataram.

Dugaan itu benar benar dirasakan oleh pihak keraton. Yaitu ketika utusan Inggris menemui HB II di Keraton Yogyakarta. Sempat nyaris terjadi insiden lantaran utusan Inggris tidak terima kursi Raffles ditempatkan lebih rendah dari singgasana sultan.

Perselisihan antara pihak Inggris dan Keraton terus berlanjut dan memanas, yang pada akhirnya HB II dipaksa menyepakati perjanjian yang disodorkan Inggris. Tak hanya itu, Sultan HB II dimakzulkan dari tahtanya, lantas diasingkan ke Penang.

 

Penjarahan

Manuskrip Beraksara Jawa dan bergambar wayang di the British Library UK. Foto: ist

Setelah berhasil menduduki Keraton Yogyakarta pada pertengahan 1812, Inggris dan pasukannya menjarah isi istana. Sejumlah besar uang dan harta diambil. Perpustakaan yang menyimpan berbagai koleksi manuskrip, kitab-kitab lama, foto-foto langka, karya-karya pujangga, serta bermacam arsip dan buku-buku berharga turut dirampas.

Aksi ini, yang dikatakan Chris Wibisono, sebagai aksi penjarahan. Maling. Sekarang di era modern, kemerdekaan, HB X berharap kekayaan sejarah milik keraton yang dibawa Inggris dan Belanda, bisa dipulangkan.

Aries Paewai, utusan Jawa Timur yang ditugaskan Gubernur Jatim Khofifah Indarparawansa melihat Prasasti Sangguran di Skotlandia, UK pada Agustus 2023. Foto: ist

Tidak cuma benda benda di dalam keraton, ternyata benda benda arkeologi pada tempat aslinya (in situ) juga diangkut. Dua prasasti penting dari Jawa Timur juga diangkut. Yaitu Prasasti Pucangan dan prasasti Sangguran yang ditulis dalam aksara Jawa Kuna.

 

Manuskrip Beraksara Jawa

The British Library, London. Foto: ist

Bukti benda benda itu ada di UK. Misalnya Prasasti Sangguran ada di Skotlandia. Selain itu di The British Library juga tersimpan koleksi naskah beraksara Jawa, yang banyak, baik dalam bahasa Jawa Kuno maupun Jawa modern, yang merupakan bagian terbesar dari koleksi naskah Indonesia di perpustakaan tersebut. Koleksi ini sebagian besar diperoleh selama pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816).

Dari laman blogs.bl.uk https://blogs.bl.uk/asian-and-african/2014/12/javanese-manuscript-art-serat-selarasa.html diketahui banyak projek terkait dengan penyelamatan manuskrip asal Jawa. Dari project itu setidaknya telah terkumpul tidak kurang dari 15.000 foto telah dihasilkan dari manuskrip manuskrip di the British Library.

Tidak hanya menyelamatkan fisik manuscript, mereka juga melakukan kajian kajian isi manuskrip. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *