꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa dan Thai Dalam Satu Frame di Program Student Inbound, Universitas Airlangga.

Aranya, salah satu mahasiswa Thailand, belajar ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa. Foto: nanang

Rajapatni.com: SURABAYA – Punyapath dan Aranya, dua dari 16 mahasiswa Universitas Kasetsart Thailand bertestimoni bahwa ꧌ꦩꦼꦫꦺꦏ꧍ mereka senang bisa berkesempatan mengenal dan ꧌ꦧꦼꦭꦗꦂꦱꦶꦔ꧀ꦏꦠ꧀꧍ belajar singkat aksara Jawa dan sekaligus bangga bisa menggunakan Aksaranya (Thai) di luar negeri.

Punyapath ꧌ꦧꦔ꧀ꦒ꧍ bangga bisa menuliskan aksara Thai di luar negeri dan senang bisa belajar akssara Jawa. Foto: nanang

 

Aranya, salah satu mahasiswa Thailand, belajar ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍  Aksara Jawa. Foto: nanang

꧌ꦱꦼꦕꦫꦈꦩꦸꦩ꧀꧍ Secara umum ke 16 mahasiswa dari Universitas Kasetsart, Thailand ini merasa bangga bisa ꧌ꦩꦼꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ꦏꦤ꧀꧍ menuliskan aksara Thai di negeri orang. Mereka ini adalah mahasiswa, yang sedang mengikuti Program Student Inbound, yang ꧌ꦧꦼꦂꦭꦔ꧀ꦱꦸꦁ꧍ berlangsung di Fakultas Ilmu Budaya Unair Surabaya mulai tanggal 10 Februari hingga 1 Maret 2025 mendatang. Per hari Jumat, 14 Februari 2025, mereka sudah ꧌꧇꧕꧇ꦲꦫꦶ꧍ 5 hari di Surabaya.

Pada Jumat, 14 Februari 2025, yang bertempat di ruang Khairil Anwar ꧌ꦥ꦳ꦏꦸꦭ꧀ꦠꦱ꧀ꦅꦭ꧀ꦩꦸꦧꦸꦢꦪ꧍ Fakultas Ilmu Budaya Unair, mereka mendapatkan pengenalan dan belajar singkat Aksara Jawa, yang dipersembahkan oleh tim komunitas Aksara Jawa Surabaya, ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni. Adalah ꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo dan ꧌ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ꧍ Nanang Purwono, yang kebagian sampur mengenalkan tradisi literasi tradisional Aksara Jawa.

꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo mengenalkan Aksara Jawa ke mahasiswa Thailand. Foto: nanang

Dalam kelas ꧌ꦧꦸꦢꦪ꧍ budaya inilah mereka, ke 16 mahasiswa ini, diajak mengenal mengapa kota Surabaya ꧌ꦏꦼꦩ꧀ꦧꦭꦶ꧍ kembali menggunakan Aksara Jawa. Sebagaimana diketahui kota Surabaya adalah kota modern, yang heterogen, namun ꧌ꦚꦠꦚ꧍  nyatanya bisa menggunakan kembali aksara Jawa untuk penulisan nama nama kantor pemerintah dan tempat publik lainnya.

Kelas Aksara Jawa untuk mahasiswa Thailand ini ꧌ꦝꦶꦏꦼꦩꦱ꧀꧍ dikemas dalam program Student Inbound menjadi medium untuk mengenal sejarah dan budaya ꧌ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya, yang salah satunya adalah Aksara Jawa.

꧌ꦧꦒꦶ꧍ Bagi mereka Aksara Jawa tentulah hal baru. Namun dengan mengetahui latar belakang sejarah aksara Jawa, yang berasal dari ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦥꦭ꧀ꦭꦮ꧍ Aksara Pallawa melalui Aksara Jawa Kuna atau Kawi membuat mahasiswa Thailand ini merasa dekat dengan Aksara Jawa. Pasalnya aksara mereka Thai juga merupakan ꧌ꦠꦸꦫꦸꦤꦤ꧀꧍ turunan dari Aksara Pallawa. Aksara Thai dan Jawa Kuna adalah serumpun. Fakta ini membuat mereka merasa ꧌ꦝꦼꦏꦠ꧀꧍ dekat dengan Aksara Jawa.

꧌ꦠꦼꦤ꧀ꦠꦸ꧍ Tentu menggunakan (menulis dan membaca) Aksara Thai bukan hal baru. Mereka sudah terbiasa menggunakan aksara Thai. ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦡꦻ꧍ Aksara Thai digunakan dimana mana di Thailand, baik secara formal maupun ꧌ꦤꦺꦴꦤ꧀ꦥ꦳ꦺꦴꦂꦩꦭ꧀꧍ non formal. Tidak heran bila aksara Thai menghiasi jalanan dan tempat tempat umum. Mahasiswa Thailand yang ꧌ꦩꦼꦔꦶꦏꦸꦠꦶ꧍ mengikuti program Sinau Aksara Jawa ini pastilah bisa menggunakan: menulis dan membaca aksara Thai.

꧌ꦥꦸꦤ꧀ꦪꦥꦡ꧀꧍ Punyapath sudah terbiasa menulis aksara Thai dan mudah dalam belajar aksara Jawa. Foto: nanang

꧌ꦅꦤꦶꦠꦼꦂꦨꦸꦏ꧀ꦠꦶ꧍ Ini terbukti ketika 16 mahasiswa Universitas Kasetsart menuliskan nama mereka dalam aksara Thai dalam kelas Aksara Jawa. ꧌ꦏꦼꦠꦶꦏ꧍ Ketika mereka diminta menuliskan nama mereka dalam tiga aksara, Mereke piawai. Dalam ꧌ꦱꦼꦊꦩ꧀ꦧꦂ꧍ selembar kertas masing masing diminta menuliskan nama mereka dalam aksara Thai, Jawa dan Latin.

꧌ꦩꦼꦤꦸꦭꦶꦱ꧀꧍ Menulis aksara Jawa tidak kesulitan bagi mereka karena tangan mereka sudah terbiasa menulis aksara Thai yang secara fisik anatomya berupa goresan goresan ꧌ꦊꦔ꧀ꦏꦸꦁ꧍ lengkung. Mereka tinggal mengenal saja aksara Jawa. ꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo mengenalkan aksara Jawa dasar, yang umum disebut aksara Jawa Nglegena, Ha Na Ca Ra KA dan seterusnya hingga Nga.

Masing-masing mahasiswa menerima materi yang ꧌ꦧꦼꦫꦶꦱꦶ꧍ berisi Aksara Jawa dasar (nglegena), Sandangan dan Pasangan. Setelah diajak mengenal aksara Jawa, mereka ꧌ꦝꦶꦄꦗꦏ꧀꧍ diajak menuliskan kata kata yang berupa nama nama kota di Thailand termasuk nama nama mereka ꧌ꦱꦼꦟ꧀ꦝꦶꦫꦶ꧍ sendiri.

꧌ꦄꦠꦱ꧀ꦧꦶꦩ꧀ꦧꦶꦔꦤ꧀꧍ Atas bimbingan praktis, mereka menuliskan nama mereka pada Object ꧌ꦒꦤ꧀ꦠꦸꦔꦤ꧀ꦏꦸꦚ꧀ꦕꦶ꧍  Gantungan Kunci dan lembar kertas berwarna. Maka terjadilah interaksi budaya menulis aksara Thai, Jawa dan ꧌ꦭꦠꦶꦤ꧀꧍ Latin.

Pamer tiga aksara ꧌ꦝꦭꦩ꧀꧍ dalam satu frame. Foto: nanang

꧌ꦠꦶꦝꦏ꧀ꦲꦚ꧍ Tidak hanya menulis aksara, mereka juga diminta bercerita singkat selama berada di ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya dalam bahasa Thai dan bahasa Inggris. Dari pandangan dan ꧌ꦥꦼꦔꦭꦩꦤ꧀꧍ pengalaman mereka dalam short story telling, kita bisa tahu mereka telah belajar apa, ꧌ꦏ꦳ꦸꦱꦸꦱ꧀ꦚ꧍ khususnya terkait dengan aksara Jawa.

Group ꧌ꦥ꦳ꦺꦴꦠꦺꦴ꧍  foto pamer tulisan. Foto: par

꧌ꦩꦺꦩꦁ꧍ Memang terlalu cepat untuk mengenal dan belajar aksara Jawa dalam waktu dua jam mulai pukul 10.00 hingga 12.00 pada Jumat (14/2/25). ꧌ꦥꦭꦶꦁ꧍ Paling tidak mereka sudah bisa mengenal budaya literasi Jawa ꧌ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya. Karenanya, dalam salah satu program berikutnya, mereka ꧌ꦄꦏꦤ꧀꧍ akan diajak mengunjungi situs bekas ibukota Kerajaan ꧌ꦩꦙꦥꦲꦶꦠ꧀꧍ Majapahit di Trowulan.

Di sana mereka akan mengenal Aksara Jawa Kuna atau ꧌ꦏꦮꦶ꧍ Kawi, yang memang pernah digunakan oleh masyarakat ꧌ꦩꦙꦥꦲꦶꦠ꧀꧍ Majapahit pada zamannya. Aksara Kawi secara ꧌ꦄꦤꦠꦺꦴꦩꦶ꧍ anatomy terlihat lebih mirip dengan aksara Thai, yang keduanya sama-sama turunan ꧌ꦝꦫꦶ꧍ dari aksara Pallawa.

꧌ꦥꦝ꧍ Pada Jumat siang, setelah mendapat materi aksara Jawa Baru Carakan, mereka juga ꧌ꦩꦼꦟ꧀ꦝꦥꦠ꧀꧍ mendapat pengenalan Aksara Jawa Kuna (Kawi) dari fiolog Abimardha. ꧌ꦩꦠꦺꦫꦶ꧍ Materi ini akan menjadi jembatan mengenal beberapa prasasti yang disimpan di Pusat Informasi ꧌ ꦩꦙꦥꦲꦶꦠ꧀꧍ Majapahit (PIM) di Trowulan Mojokerto.

Di akhir kelas aksara Jawa di ruang Khairil Anwar, ꧌ꦫꦺꦴꦩ꧀ꦧꦺꦴꦔꦤ꧀꧍ rombongan mahasiswa Thailand ini pamer tulisan dalam ꧌꧇꧓꧇ꦄꦏ꧀ꦱꦫ꧍ tiga aksara: Thai, Jawa dan Latin. (PAR/nng).

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *