Rajapatni.com: Surabaya (31/8/24) – Selalu saja perpaduan ꦧꦸꦣꦪ budaya menjadi perhatian bersama karena keindahan dan perdamaian yang tercipta. Apalagi perdamaian itu tercipta karena pemahaman literasi. Yakni literasi Aksara Jepang dan Jawa, yang terpadu pada karya kipas kertas, yang sekaligus juga menjadi karya budaya dalam tradisi Jawa dan Jepang.
Pemahaman literasi ini sejalan dengan tema yang diusung UNESCO dalam memaknai Hari Aksara (Literasi) Internasional 2024. Yaitu “Promoting multilingual education: Literacy for mutual understanding and peace”. Peringatan ini dirayakan oleh komunitas aksara Jawa Surabaya, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, yang bekerjasama dengan Wisma Jerman. Salah satu mata acaranya adalah Cross Cultural menulis aksara Jepang dan Jawa pada media kipas kertas.
Menjelang pelaksanaan peringatan Hari Aksara Internasional 2024, yang diadakan oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni dan Wisma Jerman pada 8 sampai 10 September 2024, Rajapatni dan keluarga Jepang di Surabaya, Ishii, mengadakan pra event penulisan aksara Jawa Jepang pada kipas kertas di restoran Indragiri jalan Indragiri pada Jumat malam (30/8/24).
Pra event ini dibalut dengan tradisi ꦠꦸꦩ꧀ꦥꦼꦔꦤ꧀ tumpengan nasi kuning khas Jawa, yang sekaligus sebagai wujud selamatan Hari Ulang Tahun Ryuta Ishii (14), putra Ishiidepa, seorang pejabat diplomat di Kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya.
Momen keluarga ini dimanfaatkan keluarga Ishii yang selama ini mendukung kegiatan budaya, literasi aksara, yang diselenggarakan oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. Ishii juga mendukung rencana peringatan Hari Aksara Internasional, yang diselenggarakan bersama oleh Rajapatni dan Wisma Jerman. Terjadwal dalam acara itu bahwa mata acara Cross Culture Jawa Jepang dalam penulisan aksara ini jatuh pada hari Senin (9/8/24) pada pukul 18.00.
Turut menandai kolaborasi budaya Jepang Jawa adalah perayaan Hari Ulang Tahun Ryuta ke-14 tahun, dengan hidangan khas Jawa, tumpengan nasi kuning. Sementara itu, pendiri ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni Ita Surojoyo, yang juga hadir, menghadiahkan kue tart dengan hiasan Torii (鳥居 ) dan sosok wayang.
Menurut Ita Surojoyo, ꦮꦶꦱꦔ꧀ꦒꦼꦤꦶ Wisanggeni adalah sosok yang memiliki kesaktian di atas para dewa. Wisanggeni juga dikenal sebagai putra Arjuna, yang lahir dari seorang bidadari bernama Batari Dresanala, putri Batara Brama. Wisanggeni digambarkan sebagai tokoh istimewa dalam pewayangan Jawa. Karakternya dikenal pemberani, tegas, dan sakti tak tertandingi.
Sementara itu, menurut Ishii, Torii merupakan ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦠꦱ꧀ pembatas antara kawasan tempat tinggal manusia dengan kawasan suci tempat tinggal Kami.
Selain itu, Torii adalah bangunan yang berfungsi sebagai pintu ꦒꦼꦂꦧꦁ gerbang kuil. Bentuk torii berupa dua batang palang sejajar yang disangga dua batang tiang vertikal.
Pra event Cross Cultural dalam rangka Hari Aksara Internasional 2024, yang diadakan oleh keluarga Jepang di Surabaya, Ishii ini, dihadiri oleh tim lengkap ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni yang terdiri dari Ita Surojoyo, Ginanjar, Novita, Wiji Utomo, Asyikul Hasan dan Nanang (penulis).
Ishii malam itu sengaja membawa seperangkat alat tulis ꦏꦭꦶꦒꦿꦥ꦳ꦶ kaligrafi aksara Jepang. Ada kuas, ada alas tulis dan tinta. Kemudian masing masing dari tim Rajapatni menjajal menulis aksara Jawa pada media kipas kertas dan kertas.
Ishii mengatakan bahwa di Jepang, ꦏꦶꦥꦱ꧀ꦏꦼꦂꦠꦱ꧀ kipas kertas sering ditulisi moto moto pribadi sehingga kapanpun kipas itu dipakai, pemiliknya akan selalu ingat oleh pesan motto itu.
“Begini, kalau kipas digunakan, pemiliknya selalu melihat pada tulisan dan ingat pesan ꦥꦿꦶꦧꦣꦶꦚ pribadinya”, jelas Ishii sambil memperagakan penggunaan kipas.
Melalui kipas, nilai tradisi dan budaya bisa dipelajari dan dipahami sehingga dapat meningkatkan derajat ꦥꦼꦩꦲꦩꦤ꧀ pemahaman budaya lain dan mendukung terciptanya perdamaian. Inilah “Literacy for mutual understanding and peace”. (PAR/nng).