Surabaya Berbudaya dan Berdaya Dalam Menyongsong Nusantara Baru, Indonesia Maju.

Rajapatni.com: Surabaya (6/9/24) – Babak ꦄꦗꦶꦱꦏꦱꦸꦫꦥꦿꦶꦁꦒ “Aji Saka Surapringga” itu telah dibuka. Tapi masih sebatas di atas meja. Belasan pasang mata para muda Surabaya itu bersama menyimak naskah dialogis yang ditulis Robert, Ketua Ludruk Nom Noman Tjap Arek Surabaya (Luntas), yang sekaligus menyutradarai pertunjukan ludruk yang mengangkat judul “Aji Saka Surapringga, Geger ing Bhumi Karembangan “.

Dialogis pasangan Robert dan Saiful, yang bakal memerankan tokoh ꦱꦸꦫꦣꦤ꧀ꦧꦪ Sura dan Baya, terdengar hidup dan seolah diajak mengintip secuil bocoran fragmen Aji Saka Surapringga.

Pasangan Robert dan Saiful, the Luntas, dalam persiapan Pergelaran Aji Saka Surapringga. Foto: nanang

Robert dan Saiful memang sedang memberikan contoh dialog yang disertai intonasi, stressing, nada dan mimik kepada para muda dari unsur ꦏꦫꦁꦠꦫꦸꦤ Karang Taruna dan Paguyuban Cak Ning Surabaya serta Rajapatni yang akan memainkan cerita Ludruk ini. Itulah suasana latihan perdana pertunjukan ludruk, yang digelar dalam rangka peringatan Hari Aksara Internasional 2024.

“Kita latihan ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦕ membaca dulu sambil memahami jalan cerita. Ini sengaja saya buat dalam bahasa Indonesia agar mudah dipahami. Sehingga nanti kalau mau dikembangkan sesuai dengan bahasa dan gaya Suroboyoan, Monggo”, kata Robert ketika memulai latihan yang bertempat di Rumah Inkubasi Surabaya Next Leader (SNL) di jalan Cimanuk pada Kamis malam (5/9/24). Setelah pemberian paparan tentang jalannya cerita oleh Nanang Rajapatni dan pembagian peran, selanjutnya mereka mulai berlatih membaca naskah dan dialog yang ditulis Robert.

Calon pemain Aji Saka Surapringga sedang berlatih. Foto: nanang

Bagi para pemain ꦭꦸꦣꦿꦸꦏ꧀ ludruk Aji Saka Karembangan ini, sebenarnya bermain ludruk adalah kali pertama. Namun mereka cepat belajarnya.

“Wah dasarnya anak pintar pintar, mereka cepat belajarnya dan manut arahan”, jelas Robert pada pasca latihan perdana pada Kamis malam. Pernyataan Robert ini didukung Saiful (Luntas).

Ketua Surabaya Next Leader (SNL) ꦄꦤ꧀ꦝꦿꦤꦠꦥꦿꦱꦼꦠꦾ Andranata Prasetya, yang didampingi sekretaris Siska Marpaung, puas melihat dan mendengar hasil dari latihan perdana itu. Kebetulan pada malam itu, secara kebetulan tim dan pengurus Surabaya Next Leader juga mengadakan rapat untuk menetapkan waktu dan jadwal pertunjukan yang akan digelar di kawasan Kota Lama Surabaya.

“Bagaimana jika pelaksanaannya pada hari Jumat, tanggal 20 September ?”, usul dan tanya Siska kepada tim pemain yang sedang berlatih. Tim ꦭꦸꦤ꧀ꦠꦱ꧀ Luntas mengatakan bahwa mereka siap. Pun demikian dengan tim pemain.

AH Thony (kanan) mendampingi kegiatan latihan ludruk di SNL. Foto: nanang

A.H. Thony, penasehat ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, yang sekaligus tokoh penggerak budaya Surabaya, mengatakan cocok dengan cerita dan setting cerita yang mengangkat nama Surapringga dan Kerembangan dalam cerita karena kedua nama itu memiliki latar belakang sejarah sebagai bagian dari sejarah kota Surabaya. Bahwa nama lama kota Surabaya adalah Surapringga dan fakta dan data itu sebagaimana tertulis pada prasasti beraksara Jawa di Masjid Kemayoran dan mata uang koin di era pemerintahan Inggris di Surabaya, Hindia Belanda, pada awal abad 19.

Sementara nilai, yang terkandung dalam ꦊꦒꦼꦤ꧀ꦝ legenda Aji Saka yang mengisahkan tentang loyalitas dan pengorbanan dalam menjalankan tugas dinilai relevan dengan nilai perjuangan arek arek Surabaya, yang loyal dalam mempertahankan kedaulatan bangsa.

Ketika nilai nilai loyalitas, rela berkorban, ꦏꦼꦧꦼꦫꦤꦶꦪꦤ꧀ keberanian, kegotongroyongan, moral, pengabdian kepada negara dan nilai pendidikan yang terkandung dalam kisah legenda Aji Saka dan cerita Ludruk Aji Saka Surapringga, maka menjadi tanggung jawab generasi muda Surabaya sekarang dalam menatap masa depannya sebagai bagian dari kota dalam menyongsong Surabaya dan Indonesia tahun 2045.

Nilai ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫꦧꦫꦸNusantara Baru, Indonesia Maju 2045 dari Surabaya, menjadi bahasan pegiat budaya Surabaya di Rumah Inkubasi Surabaya Next Leader pada pasca latihan ludruk Kamis malam (5/9/24).

Diskusi budaya. Foto: nanang

Diskusi budaya di teras SNL itu dihadiri A. Hermas Thony (penggerak budaya Surabaya yang sekaligus penasehat ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni), Robert dan Saiful (seniman ludruk dan penggerak ludruk anak muda Surabaya Luntas) dan Christ Wibisono (budayawan serta film dokumenter).

Melalui serangkaian peringatan ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ Hari Aksara Internasional (International Literacy Day) 2024 Surabaya semakin Berbudaya dan Berdaya. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *