Rajapatni.com: Surabaya (4/9/243) Sudah saatnya anak muda Surabaya berdiri ꦧꦼꦂꦒꦼꦫꦏ꧀ bergerak dalam satu wadah bersama dan berkarya untuk Surabaya. Bersatunya anak Surabaya ini wujud bersatunya perbedaan dengan bersemboyan Bhineka Tunggal Ika. Surabaya miniatur Nusantara.
Kota ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya adalah kota multikultural, yang sudah ada sejak lama dan ini harus benar benar dipahami oleh generasi penerus Surabaya, yang kelak diharapkan bisa meraih cita cita Indonesia Maju pada 2045. Pembangunan berbasis budaya adalah niscaya.
Gabungan anak muda ini berlatar belakang berbeda beda. Tapi mereka memiliki satu tujuan sama. Merangkai dan mempersembahkan identitas bangsa yang ada di Surabaya. Yaitu ꦄꦏ꧀ꦱꦫ aksara. Aksara Jawa ada di Surabaya, satu dari sekian rumpun bangsa Jawa yang ada di wilayah pulau Jawa. Yakni Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Gabungan anak muda ini mempersembahkan tradisi literasi Aksara Jawa melalui sajian seni ꦭꦸꦣꦿꦸꦏ꧀ Ludruk Surabaya dengan dirigen Ludruk Nom Noman Tjap Arek Surabaya (Luntas). Tentu akan kocak dan lucu. Ya.
“Tapi, yang penting pesan yang disampaikan mengena”, kata Robert, ketua the Luntas.
Para pemain ludruk, yang akan menyampaikan pesan keaksaraan ini, adalah pemain gabungan anak anak muda yang terdiri dari kumpulan Surabaya Next Leader (SNL), Cak Ning Surabaya, Karang Taruna (KARTAR) Kota Surabaya, insan wartawan yang tergabung dalam jurnalis Pokja Taman Surya (POTAS) dan ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni (PAR).
Dari pertemuan kedua pada ꦱꦼꦭꦱ Selasa (3/9/24) lalu di jalan Cimanuk 27 Surabaya, setting cerita, alur cerita dan penokohan dalam cerita sudah rampung dibahas. Agendanya kemudian pada Kamis (5/9/23) akan dilakukan latihan perdana di Rumah Inkubasi Surabaya Next Leader (SNL) di jalan Cimanuk.
Cerita ludruk anak muda ini didasari oleh cerita legenda Aji Saka, yang maknanya disesuaikan dengan perkembangan zaman sesuai situasi dan kondisi dimana cerita legenda ini digelar. Bahwa cerita ini digelar di Surabaya, maka ada nilai nilai yang dikaitkan dengan nilai nilai yang ada di Surabaya, Surabaya sebagai kota Pahlawan dan kota bersejarah.
Menurut AH Thony, penggerak budaya Surabaya, yang ikut hadir sebagai penasehat ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, makna cerita yang diangkat dalam ludruk ini memiliki relevansi dengan nilai nilai kota Surabaya. Yaitu pengorbanan dua abdii, yang diutus menjaga pusaka dan disuruh mengambil pusaka dalam legenda Ajisakaa, sama dengan pengorbanan arek arek Surabaya yang rela mati demi mempertahankan kedaulatan bangsa yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Untuk mendukung jalannya cerita dan penokohan dalam cerita Aji Saka ꦱꦸꦫꦥꦿꦶꦁꦒ Surapringga, masing masing lembaga yang terlibat telah menyerahkan nama nama personil untuk pelatihan perdana pada Kamis malam (5/9/24). Dari total penokohan dalam cerita, tidak kurang dari 25 orang akan terlibat. Seperti apa jalan ceritanya?
Tunggu “Aji Saka Surapringga, Geger ing Bhumi Karembangan”. (PAR/nng)