Rajapatni.com: Surabaya (10/7/24) – Gelombang kedua Kelas Sinau Aksara Jawa di Kota Lama Surabaya dimulai. Kelas kali ini pesertanya ꦮ꦳ꦫꦶꦪꦠꦶꦥ꦳꧀ variatif. Dari hari Rabu (10/7/24) pesertanya adalah warga dari RT3 dan RT 2 RW 10 Kelurahan Krembangan Selatan, disusul hari Kamis (11/7/24) adalah Gerakan Mahasiswa Surabaya (GMS). Selanjutnya hari Jumat (12/7/24) adalah lurah dan staf Kelurahan Krembangan Selatan dan pada hari Sabtu untuk anak anak seusia Taman Kanak Kanak. Materi ajar disesuaikan dengan kelompok peserta.
Mengawali ꦒꦼꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧꦁ Gelombang ke dua pada Rabu (10/7/24), ada yang baru di ruangan yang selama ini dipakai kegiatan literasi budaya ini. Yaitu berubah dari beralas tikar menjadi berkursi plastik.
“Saya membelikan kursi plastik ini dari sumbangan ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni melalui uang sewa tempat. Semoga kursi ini bermanfaat bagi keberlanjutan kegiatan aksara dan bagi kepentingan warga”, jelas Ketua RT Ricky Sutiono, yang tempat tinggalnya digunakan tempat kegiatan literasi aksara Jawa.
Selama ini sejak dibukanya Kota Lama Surabaya, tempat tinggal Ricky di jalan Mliwis memang menjadi ꦥꦼꦂꦲꦠꦶꦪꦤ꧀ perhatian pengunjung. Selain karena rumahnya yang vintage peninggalan abad 19, di dalam rumah ini ada kegiatan budaya literasi aksara Jawa. Spanduk bertuliskan aksara Jawa terpasang di dalam rumah sebagai background kegiatan dan dengan jelas terlihat dan terbaca dari jalan Mliwis. Kombinasi rumah vintage dan aksara Jawa ini membuat eksotika di jalan Mliwis yang selalu ramai dilewati pengunjung Kota Lama Surabaya.
Tak sedikit pengunjung berhenti di depan rumah, lalu ꦩꦼꦤ꧀ꦝꦼꦏꦠ꧀ mendekat dan melihat kegiatan belajar Aksara Jawa. Bahkan dari mereka ada yang ikut bergabung belajar aksara Jawa.
Aksara Jawa tidak hanya sekedar belajar dan ꦩꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦏꦤ꧀ melestarikan budaya, tapi menjadi sarana belajar mengenal daerah dan sejarah setempat. Pada kelas Rabu (10/7/24), peserta yang dari kelompok warga setempat diajak untuk mengenali obyek bangunan dan nama nama jalan di wilayahnya. Setiap peserta menuliskan dua obyek. Bisa nama gedung, tempat dan jalan. Dari nama nama itu selanjutnya mereka menuliskan dalam aksara Jawa.
“Ini namanya belajar budaya sambil belajar sejarah lokal”, jelas Nanang Purwono, Ketua ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, penyelenggara kegiatan Sinau Aksara Jawa.
Menurut Nanang, kegiatan ini adalah pembelajaran aksara Jawa yang efektif dan ꦥꦿꦏ꧀ꦠꦶꦱ꧀ praktis serta kekeluargaan. Pesertanya beragam mulai anak anak hingga dewasa. Semuanya asah, asih dan asuh.
“Kita berkegiatan secara kekeluargaan dan turut meramaikan Kota Lama Surabaya”, ujar Ricky Sutiono, Ketua RT 03.
Sementara itu, pengunjung Kota Lama yang sempat ꦩꦼꦤꦺꦔꦺꦴꦏ꧀ menengok kegiatan belajar aksara Jawa ini berpendapat bahwa kegiatan literasi aksara Jawa ini cukup bagus dan memberikan pengalaman bagi pengunjung yang mau melihat dan apalagi ikut Sinau.
“Kegiatan ini menjadi bagian nguri nguri Budaya ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Nusantara di tengah gempuran budaya asing yang masuk ke negeri ini. Semoga banyak jiwa jiwa yang terpanggil untuk makin mencintai budaya sendiri dan kembali pada kesejatian diri”, ujar salah seorang pengunjung, Malindra Oetavianto yang datang bersama istri.
Ia pun mengatakan akan senang bisa ꦧꦼꦂꦒꦧꦸꦁ bergabung dengan kegiatan budaya literasi ini.
“Saya dan istri siap membantu dan mendukung gerakan Rajapatni dalam belajar kembali ꦮꦫꦶꦱꦤ꧀ warisan budaya Aksara Jawa”, pungkas Malindra. (Tim).