Aksara:
Rajapatni.com: SURABAYA – Akhirnya ꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo, pendiri Puri Aksara Rajapatni, sampai di Perpustakaan Nasional Inggris, The British Library pada Rabu (23/4/25). Ini terhitung sesuai diterbitkannya ꧌ꦏꦂꦡꦸ꧍ kartu keanggotaan Ita Surojoyo per 23 April dan berlaku selama 3 tahun hingga 2028.
꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦕꦫꦶ꧍ Mencari Keberadaan Manuskrip

Disana dengan ꧌ꦱꦼꦔꦗ꧍ sengaja Ita mencari keberadaan manuskrip kuno asal ꧌ꦗꦮ꧍ Indonesia, yang dibawa Colin Mackenzie, teknisinya Stamford Raffles ꧌ꦏꦼꦠꦶꦏ꧍ ketika pemerintah Inggris berkuasa di Jawa pada 1811-1816.
Ada banyak manuskrip, yang dibawa. Colin Mackenzie dengan ꧌ꦝꦶꦧꦤ꧀ꦠꦸ꧍ dibantu oleh John Crawfurd, yang akhirnya ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦸꦮꦭ꧀꧍ menjual manuskrip manuskrip itu ke The British Library pada 1842.

꧌ꦩꦼꦤꦸꦫꦸꦠ꧀꧍ Menurut literasi the British Library bahwa dari sejumlah manuskrip itu, ada 6 manuskrip ꧌ꦝꦶꦠꦸꦭꦶꦱ꧀꧍ ditulis di atas daun lontar. Dua diantaranya ditulis dalam aksara ꧌ꦗꦮꦏꦸꦤ꧍ Jawa Kuna. Yaitu manuskrip hukum, Kutara Manawa. Satu lainnya copy manuskrip Ramayana yang dipersembahkan oleh Raja Buleleng ketika Crawfurd ꧌ꦧꦼꦂꦑꦸꦚ꧀ꦗꦸꦁ꧍ berkunjung pada 1814.
Benarkah diberi oleh ꧌ꦫꦴꦗ꧍ Raja Buleleng?
Lepas dari pertanyaan itu: diberi atau lainnya, bahwasanya ꧌ꦩꦤꦸꦱ꧀ꦏꦿꦶꦥ꧀꧍ manuskrip manuskrip, itu sekarang berada di The British Library. Manuskrip itu menyimpan pengetahuan ꧌ꦊꦭꦸꦲꦸꦂ꧍ leluhur. Usianya tua dan artefak itu disana sudah lebih dari 200 tahun. Kondisinya ꧌ꦥ꦳ꦶꦱꦶꦏ꧀ꦚ꧍ fisiknya rapuh (fragile). Karenanya artefak artefak itu ꧌ꦝꦶꦠꦔꦤꦶ꧍ ditangani dengan seksama dan secara profesional serta ꧌ꦝꦶꦱꦶꦩ꧀ꦥꦤ꧀꧍ disimpan di dalam ruang penyimpanan representatif. Ada larangan memfoto artefak, apalagi menyentuh tanpa izin dan pengawasan pihak ꧌ꦥꦼꦂꦦꦸꦱ꧀ꦠꦏꦄꦤ꧀꧍ perpustakaan.
꧌ꦱꦼꦩꦼꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Sementara itu untuk bisa melihat koleksi khusus, pengunjung harus mengirim permintaan secara online melalui laman British Library. Jawabannya tidak dengan ꧌ꦕꦼꦥꦠ꧀꧍ cepat. Maklum artefak dari Jawa ini benar-benar ꧌ꦝꦶꦭꦶꦟ꧀ꦝꦸꦔꦶ꧍ dilindungi. Letaknya di ruang Koleksi khusus dan bisa dibawa ke ruang baca Asian and African Studies ꧌ꦱꦼꦠꦼꦭꦃ꧍ setelah mendapat ijin.
The British Library pernah mengadakan ꧌ꦥꦩꦺꦫꦤ꧀꧍ pameran di Indonesia. Tapi yang dipamerkan adalah bentuk digitalnya. Aslinya tidak dibawa. Kala itu pihak the British Library ꧌ꦱꦼꦩ꧀ꦥꦠ꧀꧍ sempat ꧌ꦧꦼꦂꦡꦼꦩꦸ꧍ bertemu dengan Sultan HB X, Raja Mataram.
꧌ꦥꦩꦺꦫꦤ꧀꧍ Pameran The British Library di Perpustakaan Nasional Indonesia itu diadakan pada tanggal 7 Maret – 7 April 2019. Pameran ini menampilkan salinan digital ꧌꧇꧗꧕꧇ꦤꦱ꧀ꦏꦃꦏꦸꦤ꧍ 75 naskah kuno dari koleksi The British Library, serta koleksi naskah seni ꧌ꦥꦼꦂꦡꦸꦚ꧀ꦗꦸꦏꦤ꧀꧍ pertunjukan pada masa Sultan HB VIl.
꧌ꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Rajapatni Diterima oleh The British Library.

Di The British Library, ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, mendapat sambutan dan ꧌ꦏꦼꦩꦸꦝꦲꦤ꧀꧍ kemudahan. Ita Surojoyo ꧌ꦭꦔ꧀ꦱꦸꦁ꧍ langsung diterima oleh Lead Curator Southeast Asia, Dr. Annabel Teh Gallop, FBA.
Atas ijin pihak ꧌ꦥꦼꦂꦦꦸꦱ꧀ꦠꦏꦄꦤ꧀꧍ perpustakaan, Ita bisa memasuki ruang baca dan mendapat izin khusus mendokumentasikan manuskrip- manuskrip ꧌ꦥꦼꦤ꧀ꦠꦶꦁ꧍ penting Indonesia di the British Library. Diantaranya yaitu manuskrip ꧌ꦧꦼꦂꦨꦲꦤ꧀꧍ berbahan daun lontar yang usianya sudah ratusan tahun. Secara fisik manuskrip nya ꧌ꦫꦥꦸꦃ꧍ rapuh.

“bisa melihat manuscript ꧌ꦫꦥꦸꦃ꧍ rapuh gitu rasanya campur aduk… Mixed feeling. Apalagi bisa nyentuh langsung gulungan lontar yang ꧌ꦝꦶꦧꦸꦔ꧀ꦏꦸꦱ꧀꧍ dibungkus kain, bukanya hati hati sekali”, jelas Ita yang menerangkan pengalamannya ꧌ꦩꦼꦚꦼꦤ꧀ꦠꦸꦃ꧍ menyentuh artefak berusia ꧌ꦫꦠꦸꦱꦤ꧀ꦠꦲꦸꦤ꧀꧍ ratusan tahun.
꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦝꦶ꧍ Menjadi Member The British Library.
Memang ada niat khusus untuk ꧌ꦩꦼꦭꦶꦲꦠ꧀꧍ melihat artefak asal Jawa ini selagi di London. Untuk itu, Ita harus menjadi member perpustakaan ꧌ꦄꦒꦂ꧍ agar bisa berkunjung dan melihat artefak. Prosesnya ꧌ꦕꦸꦏꦸꦥ꧀꧍ cukup rumit tapi berjalan lancar. Apalagi yang datang dengan atas nama Pegiat Aksara Jawa.
“Pertama ꧌ꦲꦫꦸꦱ꧀꧍ harus mendaftar sebagai member British library: ke bagian pendaftaran dengan menunjukkan paspor dan ꧌ꦄꦭꦩꦠ꧀꧍ alamat (menunjukkan bukti tinggal di alamat yanh tertera di paspor). Lalu mengisi form pendaftaran yang tersedia di ꧌ꦭꦪꦂ꧍layar komputer petugas. Jika petugas menyetujui, maka cetak kartu (around 5 mins). Selanjutnya ꧌ꦩꦼꦤꦸꦗꦸ꧍ menuju ke Asian and African Studies (Reading Room). Berikutnya mencari koleksi Aksara Nusantara di reference inquiries desk dibantu ꧌ꦥꦼꦠꦸꦒꦱ꧀꧍ petugas. Kalau ada, harus request online lewat website. Aku request katalog MSS Jav 53. which consists of dozens of manuscripts, yang didapat ꧌ꦎꦭꦺꦃ꧍ oleh Colin Mackenzie ketika di Jawa pada 1811 to 1813”, cerita ꧌ꦅꦠ꧍ Ita untuk bisa melihat manuskrip asal Jawa itu.

“Aku milih 53b, 53i, 53t, 53y, dan 53z, sama koleksi terpisah kakawin Ramayana dengan kode 14639.ff.5”, tambah Ita.
꧌ꦝꦶꦠꦼꦫꦶꦩꦏꦸꦫꦠꦺꦴꦂ꧍ Diterima Kurator
꧌ꦱꦼꦠꦼꦭꦃ꧍ Setelah memilih artefak selanjutnya petugas perpustakaan menyiapkan ꧌ꦏꦺꦴꦭꦺꦏ꧀ꦱꦶ꧍ koleksi. Koleksi tidak ꧌ꦧꦺꦴꦭꦺꦃ꧍ boleh difoto kecuali ada izin khusus dari kurator.

Ita Surojoyo mendapat izin dari kurator Annabel.
“Aku email untuk minta ijin motret. Lagi hokky, beliau ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦭꦱ꧀꧍ membalas email cepat sekali dan menemuiku di Reading Room”, jelas Ita.
Di ruang baca, Ita tidak saja mendapat sejumlah manuskrip penting, ꧌ꦠꦼꦠꦥꦶ꧍ tetapi juga ditemui pejabat perpustakaan Annanel Teh Gallop. Ita juga tidak hanya membaca ꧌ꦱꦼꦧꦒꦶꦪꦤ꧀꧍ sebagian manuskrip, Ia juga langsung berbagi cerita mengenai upaya ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni dalam pemajuan aksara Jawa. (PAR/nng)