Rajapatni.com: Surabaya (19/7/24) – Seyogyanya Wieteke Van Dort (Tante Lien) ada di Surabaya tahun ini, di bulan ini, Juli 2024, dalam roadshow ꦯꦸꦫꦨꦪꦏꦸ Surabayaku di Jawa. Demikian kata Michiel Eduard, sang produser dan pencipta lagu Surabayaku, yang sedianya dilantunkan Wieteke Van Dort dalam panggung pertunjukannya di Solo.
Sekarang Michiel Eduard ada di Surabaya. Sedianya dia ingin ketemuan dengan penulis, Nanang Purwono, dari ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. Namun baru bisa kontak per telepon dan WA pada Kamis malam (18/7/24). Dia harus berkemas dan istirahat karena harus check out hotel pukul 02.00 Jumat dini hari (19/7/24).
“Gak papa Mas, kita bisa bertemu segera”, ujar Michiel di sela sela membuat ꦉꦏꦩꦤ꧀ rekaman video sebagai ganti pertemuan pada Kamis malam.
Melalui rekaman video berdurasi 2.17 menit itu Michiel menceritakan mengapa Tante Lien tidak bisa pulang ke ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya setelah diajak berkunjung ibunya ke Belanda. Michiel juga menceritakan betapa Tante Lien mencintai tanah kelahirannya, Surabaya, Indonesia (d/h. Hindia Belanda). Video singkat ini dibuat di Lobby Hotel Majapahit.
Dalam video itu, Michiel mengenakan kaus hitam bertuliskan “Surabayaku” yang di bawahnya tertulis namanya Michiel Eduard dan nama Tante Lien, Wieteke Van Dort.
Michiel juga mengirim video rekaman ketika dirinya dan Tante Lien menyanyikan lagu Surabayaku. Lagu ini mengisahkan ꦏꦼꦕꦶꦤ꧀ꦠꦄꦤ꧀ kecintaan dan kekangenan Tante Lien terhadap Surabaya.
“Surabayaku adalah lagu solo terakhirnya. Saya yang buat. Ini tentang kerinduannya terhadap ꦆꦤ꧀ꦝꦺꦴꦤꦺꦱꦶꦪ indonesia. Liriknya tentang situasi ketika dia harus lepasin Indonesia. Dia berjanji akan kembali ke rumahnya, ke negaranya, rumahnya, paradisenya”, kata Michiel melui pesan WA kepada penulis.
Kepada ꦥꦼꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ penulis, Michiel mengatakan bahwa dirinya adalah orang sang sangat dekat dengan Tante Lien.
“Aku paling dekat sama dia dari semua teman temannya”, tambah Michiel.
Kini Tante Lien telah tiada, namun lagu lagunya menjadi jembatan ꦥꦼꦂꦱꦲꦧꦠꦤ꧀ persahabatan antara Surabaya dan Belanda. (nanang)
Salah satu ,,manusia hebat dari 400 .000″ keluarga termasuk saya jg ter/ di paksa meninggalkan Indonesia di periode 1953- 1965 dan banjak jg ti dak trauma(berhubung dgn masa ke lam 1945-1947 jg masih tabu diba has) kembali mulai thn 1990, saya sendiri 2004 hingga kini mencari apa jg hilang jg tidak pernah akan ketemu lagi karena tinggal Fata Morgana ,sebagai,,manusia dari 2 benua” Accepted but not wanted”
Saya gembira sdh berumur 80 thn sehingga tidak lama lagi bisa men gubur persaandacht Cinta tapi Benci