Aksara:
Rajapatni.com: SURABAYA – Senang sekali mendapat kabar dan sekaligus undangan untuk hadir dalam kegiatan “Penggalian Potensi Naskah Kuno Nusantara sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) di Jawa Timur”, yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Sesuai agenda bahwa acara ini akan diselenggarakan di Surabaya pada Kamis (8/5/25).

Belakangan komunitas Puri Aksara Rajapatni juga secara mandiri menjelajah keberadaan naskah naskah kuno asal Nusantara, yang berada di The British Library (Inggris) dan The Library of Leiden University (Belanda). Penjelajahan ini terkait dengan kegiatan yang sedang disusun oleh Puri Aksara Rajapatni terkait dengan merajut kembali aksara Jawa (Nusantara) yang seolah tercabut dari bumi Nusantara.

Penelusuran ini selain merunut asal mula aksara Jawa (Nusantara) hingga keberadaan aksara Nusantara, yang akhirnya tersebar di berbagai negara. Diantaranya di Inggris dan Belanda.

Ita Surojoyo, pendiri Puri Aksara Rajapatni, setelah menerima beasiswa dari pemerintah India, kini berada di Inggris dan Belanda untuk mengetahui dan melihat langsung keberadaan naskah naskah kuno asal Nusantara. Banyak sekali.

Perihal keberadaan naskah naskah kuno di negara negara itu tidak perlu disangsikan. Di Inggris dan Belanda penanganan benda benda khusus dan langka ini sangat hati hati dan profesional. Mereka tau seberapa penting benda benda pusaka itu. Benda benda itu aman di sana.
IKON
Sekarang pemerintah Republik Indonesia memiliki “Program Registrasi Naskah Kuno sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON).

IKON bertujuan untuk melestarikan warisan dokumenter bangsa dan mencegahnya dari kepunahan, serta mendorong pengembangan penelitian, publikasi, dan diseminasi naskah kuno.
Naskah kuno atau Manuskrip yang tergolong sebagai Objek Pemajuan Kebudayaan sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Pemajuan Kebudayaan. Di masukannya Manuskrip dalam daftar OPK karena dipandang nilai pentingnya sebagai karya peradaban bangsa Indonesia.
Namun demikian pelestarian secara fisik tidaklah cukup. Perawatan fisik sifatnya hanya menjaga dan melindungi.
Sementara dalam pelestariannya adalah justru memahami isi sebuah naskah kuno. Isi naskah inilah yang perlu diwarisi. Adapun langkah kongkrit dalam upaya pelestarian adalah memahami isi naskah.
Mengenal Isi Naskah
Umumnya isi naskah naskah kuno ditulis dalam aksara daerah. Karennya harus ada gerakan mengenal dan membaca naskah agar naskah naskah Nusantara tidak menjadi asing.
Adapun satu cara dalam mengenal naskah naskah Nusantara adalah belajar aksara daerah agar bisa menulis dan membaca. Seorang pembelajar Aksara daerah tidak harus bisa membaca bagai seorang filolog.
Karenanya harus ada porsi dalam pengenalan dan pembelajaran aksara daerah. Secara formal bisa kembali ke jalur formal di sekolah sekolah. Sementara di alur non formal adalah partisipasi komunitas.
Dengan demikian perlindungan dan pelestarian serta pemanfaatan naskah kuno menjadi tanggung jawab kolektif.
Dalam Program IKON, yang selain menginventarisasi, mencatat, mendata dan mendaftar naskah kuno, juga mengembangkan , meneliti, mempublikasi, dan men diseminasi isi naskah kuno.
Naskah kuno bisa bermanfaat jika diketahui isinya dan diimplementasikan. Naskah naskah kuno kaya akan ilmu pengetahuan.
Sekarang bagaimana caranya agar kandungan dari naskah naskah kuno dapat diimplementasikan? (PAR/nng)