Rajapatni.com: SURABAYA – Senang sekali melihat satu artikel Rajapatni.com edisi 2 Januari 2025 dengan judul “Ingat, Yang Irasional Bisa Menjadi Masuk Akal !”.
Pasalnya artikel ini menjadi artikel pertama sejak media budaya ini terbit online pada 21 Februari 2023. Pada edisi 2 Januari 2025, artikel ini mendapat lebih dari 1.100 pemirsa/pembaca. Ada beberapa artikel, yang juga memperoleh lebih dari 1.000 tapi dalam kurun waktu yang lebih lama.
Artikel berjudul “Ingat, Yang Irasional Bisa Menjadi Masuk Akal !” mendapat lebih dari 1000 kepembacaan dalam kurun waktu 10 jam. Selanjutnya memasuki Hari Jumat (3/1/25), pembaca/pemirsa sudah mencapai lebih dari 1.500. Bagi sebuah media dengan positioning budaya, yang fokus pada Aksara Jawa, ini adalah pencapaian yang luar biasa. Ini bukan media populer.
Bagi redaksi rajapatni.com, pencapaian ini menjadi evaluasi dan introspeksi, mengapa bisa demikian?
“Kami juga ingin tahu mengapa tingkat ke kepembacaannya cukup tinggi?” tanya Nanang, redaktur rajapatni.com berinstropeksi.
Nanang merasa ada hal yang unik dan dalam konten yang ditulisnya. Tapi ini semua tergantung sudut pandang pembaca yang menilainya, mengapa pembacanya bisa begitu banyak. Diduga ini karena unsur yang menarik, unik dan penting sehingga konten ini bergulir berantai.
Menurut Nanang artikel rajapatni.com ini memang tidak saja dibagikan ke jaringan di dalam negeri, ia juga berbagi ke jaringan jaringan di luar negeri seperti di Belanda, Jerman, Suriname, Australia, India, Inggris, Amerika, Hongkong dan negara negara Dunia lainnya.
“Upaya berbagi ini adalah dalam rangka memperkenalkan konten yang kami angkat. Yaitu konten tentang literasi Aksara Jawa. Aksara Jawa adalah Identitas bangsa dan identitas ini kami bagikan ke kawan kawan di Luar Negeri “, jelas Nanang.
Sementara itu menurut A. Hermas Thony, Penggerak budaya Surabaya, yang juga ikut membaca artikel ini, secara kulitnya artikel ini tidak membumi dengan Aksara Jawa, yang menjadi basic media ini. Tetapi lebih lanjut isi artikel ini berhilir pada akarnya. Yaitu Aksara Jawa.
“Wallah intronya mahfud MD ndalang… lakonan rasionalisme versus irasionalisme, ….. lalu…. nyempal masuk ke dunia kedokteran, lalu menukik tajam masuk alam kematian. Sempat bertanya…. tulisan iki mau menghilir kemana….???? Jebule… back to basic…. aksara nusantara. Manufer Njenengan luar biasa Mas”, papar Thony.
Sementara menurut pihak pihak lainnya secara acak yang tidak disebut namanya dan masuk melalui WA pribadi redaksi adalah sebagai berikut.
“Sesuatu yang awalnya tidak masuk akal (Irasional), ujung ujungnya malah terwujud kenyataan yang rasional. Ini menarik bagaimana itu bisa terwujud. Menarik untuk bisa mengikuti dan mengetahui proses yang dilakukan oleh komunitas Aksara Jawa Surabaya ini”.
“Pengalaman dan perjalanan anda dalam memperkenalkan Aksara Jawa di Kota besar Surabaya sungguh inspiratif. Ada ketekunan, konsistensi yang penuh ikhtiar”.
“Saya suka pesan bahwa jika anda fokus ada sesuatu, maka datanglah informasi tentang sesuatu itu, yang sebelumnya tidak anda ketahui. Datangnya informasi itu bermacam macam. Ini membuat anda mengetahui apa yang ada disekitarnya dan apa kiprahnya (apa yang diperbuat dan dipikirkannya) di lingkungan sekitar itu”.
“Disana ada kekuatan besar, yang mampu menggerakkan anda yang boleh dibilang terlalu kecil, tapi bisa mempengaruhi lingkungan sekitar dan berbuat seperti yang anda mau. Jangan berkecil hati dalam melakukan harapan dan ide Besar. Fokus dan konsentrasi, disana pasti ada jalan Tuhan yang datang membantu”.
Itulah komentar komentar tentang artikel itu “Ingat, Yang Irasional Bisa Menjadi Masuk Akal !”.
Bagaimana menurut Anda? Barangkali Anda punya pendapat lainnya? (PAR/nng)