Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌ꦧꦼꦂꦓꦼꦫꦶꦭꦾ꧍ Bergerilya mengenalkan aksara Jawa di Surabaya itu tak pernah berhenti. Tujuannya agar aksara, yang ꧌ꦩꦼꦫꦸꦥꦏꦤ꧀꧍ merupakan hasil peradaban intelektual tradisional tertinggi dari para leluhur bangsa ini, dikenal dan bisa digunakan di sela sela dinamika ꧌ꦗ꦳ꦩꦤ꧀ꦩꦺꦴꦝꦺꦉꦤ꧀꧍ zaman modern sekarang dan mendatang.
꧌ꦗꦶꦏ꧍ Jika bukan kita, lalu siapa lagi. Juga, selagi masih bisa. Di segala kesempatan upaya itu ꧌ꦲꦫꦸꦱ꧀꧍ harus terus dilakukan. Bersama sama.
꧌ꦧꦼꦂꦦꦶꦏꦶꦂ꧍ Berpikir progresif, inovatif dan kreatif adalah bekal untuk menghidupi dan menghidupkan ꧌ꦠꦿꦝꦶꦱꦶ꧍ tradisi dan budaya komunikasi, yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu di ꧌ꦠꦤꦃꦗꦮ꧍ tanah Jawa.
꧌ꦄꦤꦏ꧀ꦩꦸꦝ꧍ Anak muda generasi Z adalah salah satu komunitas sasaran nya. Mereka harus mengenal budaya leluhurnya, yang kian semakin menghadapi ꧌ꦄꦚ꧀ꦗꦩꦤ꧀꧍ ancaman kepunahan. Tidak boleh punah. Di tangan mereka lah tongkat estafet memberlanjutkan ꧌ꦥꦸꦱꦏ꧍ pusaka bangsa ini berada.
Kolaborasi juga ꧌ꦩꦼꦫꦸꦥꦏꦤ꧀꧍ merupakan kunci. Tidak hanya kolaborasi antar pelaku pelestari, tetapi juga kolaborasi isi, konten, ꧌ꦎꦧ꧀ꦗꦺꦏ꧀꧍ objek budaya itu sendiri. Ini yang dinamakan sekali dayung dua ꧌ꦥꦸꦭꦻꦴ꧍ pulau terlampaui.
Kolaborasi ꧌ꦏꦺꦴꦤ꧀ꦠꦺꦤ꧀꧍ konten budaya, yang sama sama ada di Surabaya, menjadi cara bijak dalam bingkai ꧌ꦒꦺꦴꦠꦺꦴꦁꦫꦺꦴꦪꦺꦴꦁ꧍ gotong royong menyelamatkan dan ꧌ꦩꦼꦭꦶꦟ꧀ꦝꦸꦔꦶ꧍ melindungi pusaka bangsa.
꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni bersama Peraga Indonesia dengan duta duta Miss Tionghoa Indonesia ꧌ꦩꦼꦫꦕꦶꦏ꧀꧍ meracik cara dalam membingkai warisan budaya Surabaya. Sìshuǐ adalah wadah adonan dua budaya ꧌ꦠꦶꦪꦺꦴꦔ꧀ꦲꦺꦴꦮ꧍ Tionghoa dan Jawa Surabaya.
꧌ꦏꦼꦤꦭ꧀ꦏꦤ꧀꧍ Kenalkan Budaya Surabaya ke Mahasiswa Jerman.
Tidak hanya ke dalam secara ꧌ꦅꦤ꧀ꦠꦼꦂꦟꦭ꧀꧍ internal, secara eksternal juga terus dilakukan sebagai langkah unjuk eksistensi ꧌ꦧꦸꦢꦪꦭꦺꦴꦏꦭ꧀꧍ budaya lokal ke masyarakat dunia. Mengenalkan budaya lokal, termasuk ꧌ꦭꦶꦠꦼꦫꦱꦶꦭꦺꦴꦏꦭ꧀꧍ literasi lokal, kepada mahasiswa Universitas Marburg, Jerman, adalah salah satunya. Kedatangan ꧌ꦩꦲꦱꦶꦱ꧀ꦮꦗꦺꦂꦩꦤ꧀꧍ mahasiswa Jerman ini bukan pertama kali.
Selama ini, mewakili꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, telah dua kali mendampingi mereka (group yang berbeda) menjelajah ꧌ꦥꦼꦱꦺꦴꦤꦧꦸꦢꦪ꧍ pesona budaya di Surabaya. Selama 2024 dua ꧌ꦫꦺꦴꦩ꧀ꦧꦺꦴꦔꦤ꧀꧍ rombongan telah bertandang ke Surabaya.
Kali ini di ꧌ꦠꦲꦸꦤ꧀꧇꧒꧐꧒꧕꧇꧍ tahun 2025, rombongan mahasiswa dari Universitas Marburg, Jerman lainnya ꧌ꦩꦼꦤꦺꦔꦺꦴꦏ꧀꧍ menengok Surabaya. Selain akan mengunjungi Kota Lama Surabaya, mereka juga ingin melihat ꧌ꦥꦼꦭꦧꦸꦲꦤ꧀꧍ Pelabuhan tradisional Kalimas sebagai bagian dari sejarah dan budaya ꧌ꦩꦫꦶꦠꦶꦩ꧀꧍ maritim Surabaya.
Salama ꧌ꦮꦶꦱꦠꦱꦼꦗꦫꦃ꧍ wisata sejarah itu, tidak lupa menguak jejak budaya yang tertoreh di sana. Mereka sangat antusias melihat ꧌ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya dan pesonanya. Demikian kata Markus Hassler, ꧌ꦝꦺꦴꦱꦺꦤ꧀꧍ dosen pendamping dari Universitas Marburg, Jerman ketika ditemui di hotel tempat ꧌ꦩꦼꦔꦶꦤꦥ꧀꧍ menginap di jalan dokter Soetomo pada Rabu sore (12/3/25).
“There are 24 students”, ꧌ꦥꦸꦔ꧀ꦏꦱ꧀꧍ pungkas Markus. (PAR/nng)