ꦲꦫꦶꦥꦸꦮꦶꦱꦶꦣꦸꦤꦶꦪ Hari Puisi Dunia Cara Pelestarian Bahasa dan Aksara

Rajapatni.com: Surabaya (21/3/24) – Tanggal 21 Maret diperingati sebagai ꦲꦫꦶꦥꦸꦮꦶꦱꦶꦱꦼꦣꦸꦤꦶꦪ Hari Puisi Sedunia (World Poetry Day). Penanggalan ini ditetapkan melalui resolusi UNESCO pada tahun 1999. Tujuan perayaan ini adalah untuk mempromosikan pembacaan, penulisan, penerbitan, dan pengajaran puisi di seluruh dunia.

Puri Aksara Rajapatni mengucapkan Hari Puisi Sedunia 2024. Foto: ist rajapatni.com

Puisi sudah sejak dulu memiliki sifat universal dan wujud hak berekspresi (freedom of expression) yang hakiki dari manusia. Caranya adalah dengan seni literasi puisi. ꦥꦸꦮꦶꦱꦶ Puisi adalah sebuah hasil dari perasaan dan ungkapan dari seorang penyair. Bahasa yang digunakan dalam puisi terkait mantra, irama, rima, penyusunan lirik dan bait. Selain itu puisi adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan makna makna di dalamnya.

Dikutip dari literasi Wikipedia bahwa Hari Puisi Sedunia diusulkan dan diadopsi oleh UNESCO pada kesempatan Konferensi Umum ke-30 di Paris untuk “memberikan pengakuan dan dorongan baru bagi gerakan ꦥꦸꦮꦶꦱꦶꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀‌ puisi nasional, regional dan internasional.”

Hari Puisi Sedunia diharapkan dapat menginspirasi perayaan puisi di seluruh dunia, ꦩꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦏꦤ꧀ melestarikan bahasa-bahasa yang terancam punah, dan menstimulasi ekspresi puitis, menghormati para penyair, serta mampu menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi.

Tidak hanya ditulis dalam bahasa bahasa yang ada di seluruh dunia, puisi juga ditulis dalam simbol simbol bahasa yang disebut aksara. Di antaranya adalah ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa. Ada laman laman sebagai wadah Aksara Jawa, rajapatni.com dan omahaksara.id mewadahi puisi dalam aksara Jawa.

Ini wujud nyata bahwa puisi dapat membantu melestarikan bahasa dan aksara. Hanya saja, mereka yang berkutat dalam aksara masih belum sebanyak mereka dalam bahasa.

Berikut sebuah puisi berbahasa Jawa yang ditulis pada 21 Maret 2024 dalam rangka peringatan Hari Puisi Sedunia.

Sebuah puisi dalam bahasa Jawa. Foto: nanang PAR

Dengan peringatan setahun sekali, semua bangsa bangsa di dunia selalu diingatkan untuk berbuat sesuatu untuk selalu berkreasi melalui ꦥꦼꦤꦸꦭꦶꦱꦤ꧀ꦥꦸꦮꦶꦱꦶ penulisan puisi (nanang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *