Aksara:
Rajapatni.com: SURABAYA – Gajah Mungkur menjadi perbincangan. Gajah Mungkur itu adalah sosok patung gajah sederhana yang tak berdosa tapi menelan biaya hampir 1 miliar. Patung gajah ini ada di kota pudak Gresik.

Tapi Gajah Mungkur yang dibahas kali ini adalah produk brand yang mendulang rupiah. Keberadaannya ada di jalan Nyai Ageng Arem Arem, Gresik. Gajah Mungkur ini adalah rumah produksi batik. Rumah ini adalah rumah kuno milik keluarga Choiri yang tidak lain adalah keturunan saudagar ternama di kawasan Kemasan Gresik zaman dulu.
Rumah tua ini juga dinamakan Gajah Mungkur karena di depan rumah memang terdapat patung gajah, yang keberadaannya membelakangi jalan. Karenanya rumah tua ini terkenal dengan sebutan Gajah Mungkur karena berdiri ngungkuri (membelakangi) jalan.
Bentuk anatomi dari patung gajah ini realis, tidak seperti boneka yang kehilangan bentuk gajahnya. Patung gajah Mungkur di jalan Nyai Ageng Arem Arem ini jelasnya meninggalkan decak kagum, bukan sinis dan kritik.

Gajah Mungkur ini menjadi daya tarik kota Gresik. Karena selain estetika arsitektur gedung dan patung gajahnya, ditempat ini juga memproduksi kerajinan batik dengan nama Gajah Mungkur. Batik memang sudah lama menjadi produk keluarga, yang diawali oleh Haji Jaelani Oemar. Usaha produksi batik ini sudah lebih dari 150 tahun.
Penerus usaha keluarga Oemar ini dilanjutkan Achmad Choiri. Tidak hanya benda kain batik. Tetapi peradaban intelektual aksara Jawa dituliskan sebagai gaya dan motif kain batik. Ornamen kain batik itu bertulis Gajah Mungkur. Selain sebagai unsur desain dan ornamen, tulisan aksara Jawa, yang berbunyi Gajah Mungkur ini juga sebagai tanda merek dagang.

Ornamen bertulis aksara Jawa ini variatif. Ada yang bentuknya kecil dan besar. Warnanya juga bermacam macam sebagai pilihan. Bagi pengelola Gajah Mungkur, Achmad Choiri, batik menjadi bentuk pendokumentasian peradaban di Gresik secara khusus dan peradaban Aksara secara umum sebagai bagian dari budaya Nusantara .

Perpaduan antar batik dan rumah arsitektur lawas menjadi daya tarik bagi pengunjung dan wisatawan. Pada Minggu pagi (4/5/25) penikmat sejarah dan budaya dari Surabaya menjelajah kota tua Gresik. (PAR/nng).