Rajapatni.com: SURABAYA – Yang punya filosofi, tidak hanya kopi yang selanjutnya dikenal dengan Filosofi Kopi. Rawon juga memiliki filosofi. Berikut sudut pandang mantan Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik BIN, Mayjend (Purn) TNI Gamal Haryo Putro.

Rawon adalah salah satu masakan tradisional Indonesia, yang sangat terkenal yang berasal dari Ponorogo, Jawa Timur. Popularitasnya tidak hanya terletak pada rasanya yang khas, tetapi juga pada filosofi yang terkandung di baliknya.
Rawon bukan hanya sekadar makanan tradisional, tetapi juga memberikan pelajaran hidup.
Rawon menggunakan rempah-rempah khas Indonesia, seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, serai, daun jeruk, kunyit, dan cabai.
Kombinasi rempah yang dicampur secara proporsional, melambangkan harmoni dalam kehidupan. Setiap elemen memiliki perannya masing-masing untuk menciptakan kelezatan.
Kluwek (Pangium edule) yang digunakan sebagai bumbu utama dalam rawon memiliki karakteristik unik. Kluwek, bahan alami yang memberikan warna hitam pekat pada kuah rawon, menjadikannya berbeda dari masakan lainnya.
Kuah rawon yang hitam pekat memberikan rasa yang kuat dan lezat. Warna hitam Kuah rawon memberikan makna, “Jangan menilai sesuatu dari penampilannya. Apa yang terlihat “tidak biasa” atau “berbeda” sering kali memiliki keunikan dan nilai luar biasa.
Warnanya yang hitam melambangkan keteduhan, kedalaman, dan misteri, yang sering dikaitkan dengan kebijaksanaan dalam budaya Jawa.
Kluwek juga harus diolah dengan hati-hati karena ketika masih mentah kluwek beracun. Hal ini melambangkan bahwa sesuatu yang bermanfaat sering kali memerlukan proses yang panjang dan teliti.
Rawon seperti juga makanan tradisional Indonesia yang lain, berasal dari bahan-bahan sederhana dan mudah ditemukan, namun Kesederhanaan bukan halangan untuk menjadikannya istimewa.
Banyak makanan tradisional Indonesia yang memiliki cerita sejarah atau filosofi yang menambah daya tariknya. Cintai Makanan tradisional karena makanan tradisional lebih dari sekadar hidangan, tetapi juga warisan budaya. (PAR/nng)