Bila Warga Jepang Mengoreksi Penulisan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa di Surabaya. 

Rajapatni.com: Surabaya (9/3/24) – Ishii Yutaka, warga Jepang yang tinggal di Surabaya, adalah peserta Sinau Aksara Jawa yang diselenggarakan oleh komunitas budaya ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. Setelah mengikuti kelas Aksara Jawa bersama keluarga, Ishii Yutaka tidak begitu saja meninggalkan Aksara Jawa yang dipelajarinya.

Kata kata bijak dari bahasa Jawa ( atas) yang dialih aksarakan oleh Ishii Yutaka ke dalam Aksara Jepang (bawah). Foto: Ishii for rajapatni.com

Ia dan keluarga (anak dan Istri) terus belajar di sela sela aktivitasnya. Bahkan di liburan akhir pekan, mereka memanfaatkan momen mengingat kembali Aksara Jawa. Mereka tetap belajar Aksara Jawa secara mandiri. Di sebuah resto Jawa di jalan Tegalsari Surabaya, ketika mereka mendapati tulisan beraksara Jawa, naluri belajar dan berbagi ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa masih berjalan. 

Bagi mereka, proses pembelajaran tidak berhenti. Mereka berbagi materi ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa yang mereka temui di sana. Bahkan mereka memfoto dan berbagi foto. Baginya ruang belajar tidak terbatas pada ruang berdinding empat. Alam raya dimana mereka berada adalah ruang belajar. 

Aksara Jawa di sebuah resto di Surabaya. Foto: Ishii for rajapatni.com

Ishii pun melanjutkan upaya mengkoneksikan ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ  Aksara Jawa dan Aksara Kanji. Baginya, kedua aksara adalah Aksara yang menyimpan jati diri. Aksara Jawa adalah jati diri bangsa Jawa. Aksara kanji adalah jati diri bangsa Jepang. Apalagi Aksara Jepang kuno ada kemiripan lekuk seperti aksara Jawa kuno. 

Karenanya, sejak mempelajari Aksara Jawa, Ishii seolah diingatkan kepada Aksara nenek moyangnya dan dari sana Ia dan keluarga terus belajar Aksara Jawa karena Aksara Jawa dianggapnya telah menuntun ke peradaban literasi ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦼꦥꦁ Aksara Jepang

Di sebuah resto di Tegalsari, tidak hanya dijumpai ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa yang telah tertempel pada bagian bagian dinding restoran, tapi mereka juga menjumpai kata kata bijak Jawa yang kaya akan nilai filosofi yang bersifat universal. Nila universal ini bisa berlaku untuk siapa saja. 

Dari bahasa Jawa, Ishii pun menterjemahkan ke dalam Aksara Jepang. Karena kemampuan teknologi perangkat gadget dewasa ini, Ishii berharap alih bahasa dari Jawa atau Indonesia ke Jepang ini bisa mengisi konten portal rajapatni.com, yang memang sudah tersedia di portal rajapatni.com, sebuah website yang dikelola oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni.

Dalam website itu telah tersedianya ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦼꦥꦁ Aksara Jepang sebagai wadah informasi bersama antara Surabaya (Indonesia) dan Jepang. 

Melalui kegiatan budaya literasi ini, memang diharapkan akan membuka potensi kerjasama di bidang budaya khususnya ꦧꦸꦣꦪꦭꦶꦠꦺꦫꦱꦶ budaya literasi antara Surabaya dan sebuah kota di Jepang untuk inisiasi sebuah kerjasama bilateral di masa depan, Sister City. 

 

Penggunaan Aksara Jawa di Instansi Pemkot Surabaya. 

Berbekal belajar singkat Aksara Jawa bersama ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni dan dengan didasari akan semangat muat, niatan belajar Ishii Yutaka dan keluarga semakin membara. Bahkan papan papan nama yang telah dipasang Pemerintah Kota Surabaya di berbagai kantor dan fasilitas umum menjadi perhatian warga Jepang yang cinta budaya Jawa dan Indonesia ini. 

Ishii sekeluarga seolah mempunyai kebiasaan baru dalam proses pembelajaran Aksara Jawa. Ishii akan gemar membaca Aksara Jawa yang telah terpasang di mana mana di instansi Pemkot Surabaya. Baginya penulisan Aksara Jawa di kantor kanto rꦥꦼꦩ꧀ꦏꦺꦴꦠ꧀ꦯꦸꦫꦨꦪ Pemkot Surabaya adalah kelas. Contoh praktisnya adalah Ia membaca Aksara Jawa di sebuah resto di jalan Tegalsari itu. 

Sementara itu, Ishii senang mendengar bahwa sudah semakin banyak penulisan Aksara jawa di Surabaya. Ia menyadari dan ingat betul bagaimana ia yang mewakili Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya terlibat dalam perayaan Hari Aksara Internasional pada 8 September 2023 lalu. Kala itu di Surabaya belum ada tulisan Aksara Jawa. Sekarang dampak dari peringatan Hari Aksara Internasional itu menjadi kan Surabaya sebagai kota yang telah beraksara Jawa dan ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ  Nusantara.

Karena Surabaya sudah merangkak menjadi kota yang beraksara Jawa atau ꦏꦺꦴꦠꦠꦩꦤ꧀ꦄꦏ꧀ꦱꦫ Kota Taman Aksara, Ishii sekeluarga akan senang membaca berbagai tulisan Aksara Jawa di setiap kantor pemerintah kota Surabaya. Pengetahuan dan kompetensi dasar Aksara Jawa keluarga Ishii semakin baik. Bahkan mereka sudah terbiasa menulis Aksara Jawa menggunakan Whatsapp (WA). 

Penggunaan pangkon di tengah seharusnya dihindari. Foto: nanang PAR/rajapatni.com

Adalah kebanggaan atas progres baik dari peserta pelatihan menulis dan membaca Aksara Jawa yang diselenggarakan oleh ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni. Kompetensi membaca dan menulis Aksara Jawa keluarga Ishii Yutaka lebih baik dari hari ke hari. 

Penggunaan pangkon (garis kuning) yang harus dihindari. Foto: ist/rajapatni.com

Ironisnya, pemasangan Aksara Jawa pada beberapa kantor pemerintah kotaꦯꦸꦫꦨꦪSurabaya justru ada yang perlu dibenahi. Lebih fatal lagi jika pembenahan itu harus dilakukan di pusat pemerintahan kota Surabaya, Balai Kota. 

Dikuatirkan, nantinya justru yang mengoreksi kekurangan itu adalah warga Jepang. (nanang) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *