Rajapatni.com: Surabaya (19/8/24) – Salut dan ꦄꦥꦿꦺꦱꦶꦪꦱꦶ apresiasi kepada anak muda Surabaya, yang ternyata mampu dan bertalenta menulis aksara Jawa dengan baik dan rapi. Ia sudah mulai belajar aksara Jawa sejak di kelas 2 Sekolah Dasar (SD) dan mulai aktif menulis ketika di kelas 6 SD. Ia adalah Muhammad Zhafran Prasetya, yang sekarang sekolah di SMAN 15 Surabaya, kelas 11.
“Saya mulai aktif menulis aksara Jawa itu sejak saya SD kelas 6, tapi saya belajar aksara Jawa sudah sejak kelas 2 SD”, jelas Zhafran
Ketika itu Zhafran ꦧꦼꦭꦗꦂ belajar aksara Jawa dari neneknya. Kegemaran belajar dan menulis aksara Jawa semakin tajam ketika ia duduk di kelas 7 SMP ketika ia mulai belajar tarian kuno Jawa.
“Ketika itu saya ꦗꦠꦸꦃꦲꦠꦶ jatuh hati dengan tarian kuno Jawa, dari situlah saya ada rasa ingin tahu tentang syair sindhenannya. Setelah saya menemukan syair yang berupa transliterasi, saya punya keinginan untuk menyalin kembali ke aksara Jawa dengan tulisan tangan saya”, jelas Zhafran.
Dari pengalaman itu, kemampuan tulis ꦩꦤꦸꦮꦭ꧀ꦚ manualnya semakin bagus dan rapi. Lebih dari itu pengetahuan aksara Jawanya juga semakin bagus. Jika pada umumnya anak muda selevel dia cukup dengan mengenal aksara Jawa, yang jumlah aksaranya hanya ada 20, dia malah ingin mengenal aksara Jawa, yang berjumlah 50, yang tidak diajarkan di sekolah.
“Ketika saya duduk di kelas 8, saya punya ꦏꦺꦴꦩꦶꦠ꧀ꦩꦼꦤ꧀ komitmen untuk memperbaiki tulisan saya agar jadi lebih rapi dan indah. Dari disitulah saya semakin antusias dengan aksara jawa”, tambah Zhafran.
Kini, di jam jam sekolah yang kosong, digunakannya untuk ꦩꦼꦚꦭꦶꦤ꧀ menyalin (menulis kembali) karya karya sastra beraksara Jawa.
“Saya masih menyimpan buku yang ada tulisan aksara Jawa saya dari SD-SMA. Di situ ꦒꦪ gaya penulisan saya berbeda beda”, jelas Zhafran mengenai gaya tulisannya dari waktu ke waktu.
Semakin ꦣꦺꦮꦱ dewasa, gaya tulisannya semakin baik. Kini, Zhafran menulis Al Quran berbahasa Jawa ke Aksara Jawa. Sebuah pekerjaan yang tidak mudah bagi anak muda sekelas Safran. Akunya bahwa Alquran berbahasa Jawa itu adalah milik kakeknya.
“Mbah kung saya punya kitab Qur’an ꦠꦼꦂꦗꦼꦩꦲꦤ꧀ terjemahan bahasa Jawa. Jadi saya salin dari situ ke Aksara Jawa”, tambah Zhafran.
Zhafran ꦩꦼꦔꦏꦸ mengaku belum banyak menyalin surat surat Al Quran ke dalam aksara Jawa. Ia baru memulainya. Tentu akan menjadi sebuah pencapaian luar biasa jika kitab suci, yang dalam terjemahan bahasa Jawa ini, ditransliterasi ke dalam Aksara Jawa.
“Baru 2 surat saja saya salin. Mayoritas salinan saya itu ꦥꦸꦥꦸꦃ Pupuh tembang macapat sama sindhenan Bedhaya dan srimpi”, jelas Zhafran.
Ketika ditanya oleh ꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Rajapatni apakah dia pernah mengikuti ajang ajang lomba dalam aksara Jawa. Ia menjawab.
“Saya belum pernah ikut lomba apapun untuk ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ aksara Jawa, saya hanya menulis sendiri”, jawabnya.
Kini Zhafran dan teman teman sekolahnya di SMAN 15 Surabaya mendirikan kumpulan ꦱꦱ꧀ꦠꦿꦣꦤ꧀ꦧꦸꦣꦪꦗꦮ sastra dan budaya Jawa, yang dinamakan “Satya Jawa”. Kumpulan ini baru berdiri bulan Juni 2024. Kegiatan ini menjadi ekstrakurikuler di sekolahnya dan mendapat dukungan dari pihak sekolah.
Bersama komunitas aksara Jawa, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, Satya Jawa ini akan membuat Ikrar Aksara Nusantara dalam upaya melestarikan budaya Jawa, khususnya Aksara Jawa di Surabaya. (PAR/nng).
Keren👏