꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa Jadi Perekat Antar Bangsa.

Aksara:

Rajapatni.com: SURABAYA – Michiel Eduard, musisi dari ꧌ꦧꦼꦭꦟ꧀ꦝ꧍ Belanda, pernah menjadi produser penyanyi terkenal Belanda ꧌ꦏꦊꦭꦥꦶꦫꦤ꧀꧍ kelahiran Surabaya, Wieteke Van Dort. Wieteke Van Dort terkenal dengan lagunya hitsnya “Geef mij Maar ꧌ꦤꦱꦶꦒꦺꦴꦫꦺꦁ꧍ nasi goreng“. Kini Wieteke Van Dort sudah wafat di usia 81 tahun. Lahir Surabaya pada 16 Mei 1943 dan meninggal di kota Den Haag pada ꧌꧇꧑꧕꧇ꦗꦸꦭꦶ꧇꧒꧐꧒꧔꧇꧍ 15 Juli 2024.

Michiel Eduard tidak asing dengan Kota ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya. Ia sering datang ke Surabaya. Bahkan pada saat Wieteke meninggal dunia pada 15 Juli 2024, Michiel berada di Surabaya. Bahkan lagu ciptaannya yang berjudul “Surabayaku” sempat ꧌ꦝꦶꦭꦤ꧀ꦠꦸꦤ꧀ꦏꦤ꧀꧍  dilantunkan oleh Wieteke bersamanya.

꧌ꦱꦼꦧꦼꦭꦸꦩ꧀꧍ Sebelum ke Surabaya pada Juli 2024, Michiel sempat menjenguk Wieteke di rumahnya. ꧌ꦏꦸꦚ꧀ꦗꦸꦔꦤ꧀꧍ Kunjungan Michiel ke rumah Wieteke itu sempat direkam video dan hasilnya ditunjukkan ke ꧌ꦩꦺꦝꦶꦪ꧍ media ini di lobby hotel Majapahit pada Jumat malam (16/5/25).

Diskusi budaya lintas negara di Lobby Hotel ꧌ꦩꦙꦥꦲꦶꦠ꧀꧍ Majapahit Surabaya. Foto: par

“Hari ini, 16 Mei adalah hari wafatnya Wieteke Van Dort”, terang Michiel kepada ꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍ Ita Surojoyo (pendiri Puri Aksara Rajapatni) dan Thony (pembina Puri Aksara Rajapatni).

 

꧌ꦩꦶꦱꦶꦧꦸꦢꦪ꧍ Misi Budaya

Ita, Thony dan penulis bertemu Michiel memang ada misi budaya, yang diharapkan bisa menjadi ꧌ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀꧍ jembatan penghubung antara Surabaya dan Belanda. Salah satunya adalah budaya Jawa, khususnya literasi ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa.

Michiel pada bulan ꧌ꦩꦉꦠ꧀꧍ Maret sempat memotret tembok di Kota Leiden, yang bertuliskan aksara Jawa karya Ranggawarsita. Ranggawarsita adalah pujangga Jawa abad ke-19 yang sangat terkenal. Ia ꧌ꦩꦼꦫꦸꦥꦏꦤ꧀꧍ merupakan seorang pujangga istana Surakarta, yang karya-karyanya juga sangat terkenal dan salah satunya adalah Serat Kalatidha. Kutipan ꧌ꦱꦼꦫꦠ꧀꧍ Serat inilah yang tertulis di tembok bangunan rumah di ꧌ꦏꦺꦴꦠꦭꦺꦲꦶꦝꦼꦤ꧀꧍  kota Leiden.

Michiel ꧌ꦩꦼꦚꦼꦩ꧀ꦥꦠ꧀ꦏꦤ꧀꧍ menyempatkan diri keluar rumah untuk pergi ke lokasi tembok beraksara Jawa di kota Leiden dan memotret ꧌ꦈꦤ꧀ꦠꦸꦏ꧀꧍ untuk media ini (rajapatni.com). Michiel mendatangi tembok beraksara Jawa ini seperti ada magnet alami yang menghubungkannya dengan aksara Jawa. ꧌ꦧꦃꦏꦤ꧀꧍ Bahkan dipundak kirinya terdapat tato beraksara Jawa.

꧌ꦱꦼꦕꦫ꧍ Secara umum memang ada ikatan budaya antara Michiel dan Jawa. Ia adalah Indo. Ia pun ꧌ꦱꦼꦫꦶꦁ꧍ sering diundang baik oleh kraton Ngayogyakarta Hadiningrat ꧌ꦩꦲꦸꦥꦸꦤ꧀꧍ maupun Kasunanan Surakarta. Ini juga lantaran jiwa seninya.

꧌ꦏꦉꦤ꧍ Karena keakraban Michiel dengan Surabaya dan budaya Jawa, Michiel diberi kenang kenangan berupa sarung batik beraksara Jawa ꧌ꦎꦭꦺꦃ꧍ oleh Puri Aksara Rajapatni pada kesempatan ꧌ꦥꦼꦂꦡꦼꦩꦸꦮꦤ꧀꧍ pertemuan di Lobby Majapahit pada Jumat Malam (16/5/25).

꧌ꦱꦼꦧꦭꦶꦏ꧀ꦚ꧍ Sebaliknya Michiel juga membawa kaus berlabel judul “Surabayaku” yang ꧌ꦱꦼꦩ꧀ꦥꦠ꧀꧍ sempat dilantunkan oleh Wieteke Van Dort. Pada kesempatan pertemuan itu, ikut berbincang ꧌ꦧꦶꦚ꧀ꦕꦁ꧍ bincang budaya adalah GM Hotel Majapahit, Kahar Salamun.

Batik aksara Jawa merekatkan ꧌ꦄꦤ꧀ꦠꦂ꧍ antar bangsa. Foto: par

꧌ꦩꦭꦩ꧀꧍ Malam itu Michiel yang didampingi kakak perempuannya, Denise Donkersloot, banyak ꧌ꦧꦼꦂꦖꦼꦫꦶꦠ꧍ bercerita tentang almarhumah Wieteke Van Dort sambil menunjukkan video video saat ia ꧌ꦧꦼꦂꦰꦩ꧍ bersama almarhumah.

 

꧌ꦤꦶꦭꦻ꧍ Nilai Sejarah dan Budaya

Sementara itu, A Hermas Thony bersama Kahar Salamun berdiskusi tentang keberadaan ꧌ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀꧍ bangunan Hotel Majapahit sebagai Object Ingatan Kolektif atas peristiwa keberanian arek arek Suroboyo ꧌ꦏꦼꦠꦶꦏ꧍ ketika menentang pengibaran bendera di hotel itu sehingga terjadi insiden perobekan bendera yang ꧌ꦥꦠꦸꦠ꧀꧍ patut dikenang secara nasional.

꧌ꦝꦶꦱ꧀ꦏꦸꦱꦶ꧍ Diskusi pelestarian budaya di lobby hotel Majapahit. Thony (kanan) dan Kahar Salamun (dua dari kanan). Foto: par

꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦒ꧍ Menjaga dan merawat hotel adalah upaya melestarikan nilai nilai kejuangan demi ꧌ꦠꦸꦗꦸꦮꦤ꧀꧍ tujuan tujuan pendidikan dan pengetahuan. Hal ini selaras dengan isi Perda Pemajuan Kebudayaan Kota Surabaya, yang diinisiasi oleh Thony ketika ꧌ꦩꦱꦶꦃ꧍ masih sebagai wakil ketua DPRD Kota Surabaya untuk periode 2019-2024.

Bangunan ꧌ꦧꦼꦂꦰꦼꦗꦫꦃ꧍ bersejarah yang mengandung nilai nilai kejuangan adalah objek nyata dari Nilai Kejuangan dalam Raperda yang diinisiasinya. Karenanya ꧌ꦱꦸꦮꦠꦸ꧍ suatu bangunan bersejarah tidak hanya dilihat dari nilai Cagar Budaya saja tetapi ꧌ꦗꦸꦒ꧍  juga dari nilai Pemajuan Kebudayaan. (PAR/tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *