꧌ꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧꦱ꧀ꦏꦺꦠ꧀ꦰ꧍ Lomba Sketsa Tembok Koblen Berjalan Penuh Kekeluargaan.

Sejarah

Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌ꦱꦼꦥꦸꦭꦸꦃ꧍ Sepuluh dari 45 peserta lomba Sketsa “ Tembok Koblen” masuk 10 besar. Dua terbaik akan menerima ꧌ꦧꦺꦪꦱꦶꦱ꧀ꦮ꧍ beasiswa dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Pengumuman pemenang akan dilakukan dalam Upacara Hari Lahirnya Pancasila di kampus Untag ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya ada Minggu, 1 Juni 2025.

Trophy lomba sketsa. Foto: untag

Dari 10 ꧌ꦤꦺꦴꦩꦶꦤꦠꦺꦴꦂ꧍ Nominator ini akan diambil 3 pemenang untuk memperebutkan posisi juara 1, 2 dan 3. Juara satu dan dua mendapat beasiswa dari jalur ꧌ꦥꦿꦺꦱ꧀ꦠꦱꦶ꧍ prestasi seni dan sejumlah uang pembinaan, seperangkat alat gambar dari Liven co serta trophy Miniatur menara jaga eks ꧌ꦥꦼꦚ꧀ꦗꦫꦏꦺꦴꦧ꧀ꦭꦺꦤ꧀꧍ penjara Koblen.

Penyelenggaraan lomba sketsa yang bertema “Tembok Koblen” ꧌ꦧꦼꦂꦭꦔ꧀ꦱꦸꦁ꧍ berlangsung Minggu (25/5/25) mulai pukul 08.00 – 14.00. Lomba Sketsa bertema “Tembok Koblen” ini diadakan dalam rangka ꧌ꦩꦼꦩꦼꦫꦶꦪꦃꦏꦤ꧀꧍ memeriahkan HUT ke 732 Kota Surabaya.

Observasi objek tembok ꧌ꦱꦩ꧀ꦧꦶꦭ꧀꧍ sambil belajar sejarah. Foto: untag

Lomba ini berjalan ꧌ꦌꦝꦸꦏꦠꦶꦥ꦳꧀꧍ edukatif yang tidak sekedar berupa lomba. Tetapi peserta diberi tambahan wawasan tentang sejarah Penjara Koblen. Menurut ꧌ꦢꦂꦩꦤ꧀ꦯꦃ꧍ Darmansyah selaku dewan juri yang juga sekaligus mewakili Ketua YPTA Untag dalam sambutannya ꧌ꦩꦼꦔꦠꦏꦤ꧀꧍ mengatakan bahwa pembangunan penjara Koblen (Kobbelsteen) adalah wujud dari perkembangan dan ꧌ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀꧍ pembangunan kota Surabaya pada paruh pertama abad 20.

“Tembok Koblen ini adalah ꧌ꦭꦱꦶꦭ꧀꧍ hasil perancangan yang baik, yang tidak hanya ꧌ꦥꦼꦩꦶꦭꦶꦭꦤ꧀꧍ pemilihan bahan untuk tembok, pilihan lokasi pun dianggap praktis dan strategis, yaitu diantara gedung pengadilan dan Balai Kota, dekat gereja sebagai kebutuhan kerohanian dan tidak ꧌ꦠꦼꦂꦭꦭꦸ꧍ terlalu jauh dari penjara lama di kota Lama (Benedenstad)”, papar Darmansyah.

Tembok dalam genggaman. Foto:untag

Selain itu untuk ꧌ꦩꦼꦤꦩ꧀ꦧꦃ꧍ menambah dan mengenal Tembok Koblen, para peserta diajak observasi lingkungan untuk mengetahui spot-spot yang menjadi objek sketsa. ꧌ꦝꦭꦩ꧀꧍ Dalam lomba itu ditentukan ada empat spot tentang tembok. ꧌ꦥꦼꦱꦼꦂꦡ꧍ Peserta harus memilih salah satunya.

꧌ꦱꦼꦩꦼꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Sementara itu I Wayan Arcana selaku direktur PT Menara Property Development yang juga sebagai pengelola eks Penjara Koblen mengatakan bahwa ꧌ꦏꦼꦅꦏꦸꦠ꧀ꦰꦼꦂꦡꦄꦤ꧀꧍ keikutsertaan peserta pelajar itu adalah bentuk ꧌ꦥꦂꦡꦶꦱꦶꦥꦱꦶ꧍ partisipasi pemikiran peserta dalam bentuk karya seni terhadap ꧌ꦉꦚ꧀ꦕꦤ꧍ rencana pengembangan eks Penjara Koblen.

Karya seni Sketsa ini menjadi ꧌ꦅꦤ꧀ꦮ꦳ꦺꦤ꧀ꦠꦫꦶꦱ꧀꧍  inventaris materi untuk mengisi ruang sejarah yang bakal disediakan di lokasi yang luasnya hampir 4 hektar.

Asyik mensketsa. Foto: untag

Setelah ꧌ꦩꦼꦤꦼꦤ꧀ꦠꦸꦏꦤ꧀꧍ menentukan spot tembok, para peserta menuju ke spot spot pilihan. Acara lomba ini dinilai oleh tiga profesional. Yaitu ꧌ꦧꦸꦢꦶꦅꦫꦮꦤ꧀꧍ Budi Irawan dan ꧌ꦌꦢꦶꦩꦂꦓ꧍ Edy Marga. Keduanya adalah profesional sketser. Satu juri lainnya adalah Darmansyah dari ꧌ꦄꦏꦝꦺꦩꦶꦱꦶ꧍ akademisi Untag Surabaya.

Santai berkarya di bawah pepohonan rindang. Foto: untag

Para peserta adalah ꧌ꦏꦭꦔꦤ꧀꧍ kalangan pelajar SMA dan sederajat. Lomba ini tidak hanya diikuti oleh sekolah sekolah di ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya tetapi mereka juga datang dari luar kota. Menurut Darmansyah Keikut sertakan pelajar dari luar kota ini ꧌ꦩꦼꦤꦸꦚ꧀ꦗꦸꦏ꧀ꦏꦤ꧀꧍ menunjukkan antusiasme pelajar dalam lomba ini.

꧌ꦉꦕꦫ꧍ Acara lomba ini sempat dikunjungi oleh Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945, Jesu Subekti dan anggota DPRD Kota Surabaya, ꧌ꦧꦸꦢꦶꦊꦏ꧀ꦱꦤ꧍ Budi Leksono. Subekti mengapresiasi acara ini.

Dari kiri: Wayan Arcana, Budi Leksono dan J. Subekti. Foto: untag

“Saya setuju dengan acara lomba ꧌ꦱꦼꦥꦼꦂꦡꦶ꧍ seperti ini. Tidak hanya itu, saya juga senang. ꧌ꦱꦼꦠꦸꦗꦸꦝꦤ꧀ꦰꦼꦤꦁ꧍ Setuju dan senang”, kata Subekti.

Pernyataan ꧌ꦱꦸꦧꦼꦏ꧀ꦠꦶ꧍ Subekti itu disampaikan setelah mendapat penjelasan dari ketua panitia dari ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni Nanang Purwono bahwa peserta lomba tingkat SMA ini diikuti oleh siswa dari Surabaya dan luar kota. Selanjutnya ꧌ꦄꦏꦤ꧀꧍ akan disusul dengan lomba lainnya yaitu lomba desain eks penjara Koblen sebagai zona pasar wisata.

“Saya setuju dan senang”, tegas Subekti dengan semangat.

Sementara Budi Leksono ꧌ꦩꦼꦔꦏꦸ꧍ mengaku bahwa dirinya juga bisa belajar dari acara lomba ini.

“Saya bisa lebih ꧌ꦩꦼꦔꦼꦂꦡꦶ꧍ mengerti tentang sejarah Penjara Koblen ini, termasuk pemanfaatan nya yang tidak untuk ꧌ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀꧍ kegiatan bisnis saja, tetapi ada konsep edukasinya”, kata legislator yang akrab dipanggil Bulek itu.

Suasana Lomba ꧌ꦠꦩ꧀ꦥꦏ꧀꧍ tampak kekeluargaan. Dengan tersebar di empat lokasi tembok, ꧌ꦉꦏ꧀ꦠꦶꦮ꦳ꦶꦠꦱ꧀꧍ aktivitas mensketsa ini tampak akrab antara satu peserta dengan lainnya.

꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa yang berbunyi Koblen menjadi unsur dekoratif yang harus masuk dalam gambar ꧌ꦩꦼꦔꦶꦔꦠ꧀꧍ mengingat acara ini digagas oleh komunitas Aksara Jawa, ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni.

Panitia dan penyelenggara lomba. Foto: untag

꧌ꦱꦼꦕꦫ꧍ Secara praktis acara ini dapat terselenggara atas dukungan PT. MPD, Untag Surabaya, KSBN Jawa Timur, Ikatan Pelukis Indonesia dan Leeven & co. Siapa juaranya,꧌ꦠꦸꦔ꧀ꦒꦸ꧍  tunggu hingga tanggal ꧌꧇꧑꧇ꦗꦸꦤꦶ꧇꧒꧐꧒꧕꧇꧍  1 Juni 2025. (PAR/nng).

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *