Rajapatni.com: Surabaya (20/7/24) – Kota Lama Surabaya sungguh menjadi perhatian publik. Tidak hanya publik lokal tapi juga masyarakat dunia. Kebanyakan dari kita berfikir bahwa mereka adalah ꦮꦶꦱꦠꦮꦤ꧀ wisatawan. Tidak salah. Namun kali ini adalah pemerhati cagar budaya Eropa, yang berharap bisa berkontribusi dengan menuangkan karya seni di ruang ruang Kota Lama Surabaya.

Tentu karya seni ini dibuat untuk mendukung eksistensi ꦏꦺꦴꦠꦭꦩꦯꦸꦫꦨꦪ Kota Lama Surabaya dan Kota Lama, khususnya pada zona Eropa, benar benar menunjukkan kehadirannya sebagai wadah kolaborasi antar bangsa di bidang seni budaya.

Kolaborasi antar bangsa ini bisa terwujud bila memang karya seni itu nantinya sudah terjadi dalam wujud karya, yang selanjutnya turut menghiasi ruang kota lama. Untuk mewujudkan itu, tentu perlu ada keterbukaan dari ꦥꦼꦩꦁꦏꦸ pemangku Kota Lama. Adalah keterbukaan dalam kolaborasi demi penguatan dan mengisi Kota Lama dengan karya seni. Haruslah berbangga karena ruang kota lama zona Eropa menjadi perhatian sebagai wadah ekspresi seniman Eropa. Kloplah jadinya.
Karya seni, yang digagas ini, adalah ꦱꦼꦤꦶꦩꦸꦫꦭ꧀ seni mural. Mural pada dasarnya adalah karya seni gambar, yang dibuat pada dinding atau permukaan yang rata. Umumnya teraplikasikan pada dinding bangunan di tepi jalan dan pada lorong lorong yang berdinding. Di kawasan zona Eropa ada sejumlah dinding yang bisa menjadi obyek mural untuk mendukung dan menguatkan Kota Lama.

Seorang pegiat heritage asal Belanda, Ester Van Stekelenburg, yang telah banyak berkiprah di beberapa ꦤꦼꦒꦫ negara dalam dukungannya kepada ruang ruang heritage perkotaan dunia (world urban heritage), kali ini memandang Surabaya sebagai bagian dari heritage dunia. Harapan pembuatan mural itu disampaikan kepada Nanang Purwono, ketua komunitas aksara Jawa, Puri Aksara Rajapatni, melalui pesan WhatsApp (WA) pada Jumat sore (19/7/24).
Harapan ini disambut ꦒꦼꦩ꧀ꦧꦶꦫ gembira karena menjadi bagian dari tangga menuju kota heritage dunia dan sekaligus sebagai langkah lanjutan revitalisasi yang muncul dari komunitas. Sore itu, secara mandiri langsung ditindaklanjuti dengan memotret dinding dinding yang berpotensi sebagai ruang ekspresi dari kolaborasi seni antar negeri ini.

Tentu gagasan ini akan dilanjutkan ke stakeholder di kota lama. Selain kepada dinas terkait, juga kepada Ketua RT setempat, Kelurahan setempat termasuk ke pemilik aset setempat. Pada Jumat sore (19/7/24), ꦒꦒꦱꦤ꧀ gagasan pembuatan mural ini dikoordinasikan ke ketua RT setempat dimana obyek dinding itu berada. Sore itu juga dilakukan pemotretan dinding, yang secara langsung dikomunikasikan ke pegiat cagar budaya Ester Van Stekelenburg agar bisa menjadi gambaran untuk pelaksanaan di kemudian hari.

Semua ini masih ꦠꦲꦥ꧀ꦄꦮꦭ꧀ tahap awal dari wujud pelaksanaan kolaborasi seni antar negeri. Kegiatan seni ini adalah kesempatan dalam pengembangan Kota Lama Surabaya di kemudian hari. (Tim PAR).