Warga Belanda Koleksi Benda ꦧꦼꦫꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Beraksara Jawa. 

Rajapatni.com: Surabaya (3/3/24) – Tanggapan serius mengenai ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa datang dari pasangan warga negara Belanda Max Meijer dan Petra Timmer, director dan co director TiMe Amsterdam, sebuah lembaga konsultan permuseuman dan Cagar budaya di Belanda. Selama seminggu (25 Feb – 1 Mar 2023) Max dan Petra memang berada di Surabaya. Mereka dalam rangka kerjasama pemugaran Makam Peneleh menjadi Perpustakaan Hidup (Makam Peneleh as a Living Library).

Di sela sela kehadirannya itu, mereka menyempatkan berkunjung ke ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ꦯꦸꦫꦨꦪ Museum Pendidikan Surabaya karena museum menjadi bidang pekerjaannya di Belanda. TiMe Amsterdam, yang dikelolanya adalah sebuah lembaga konsultan permuseuman dan Cagar budaya dengan reputasi internasional. Klien dan mitranya ada di mana mana di dunia termasuk di Indonesia. Diantaranya Museum Kereta Api Ambarawa, Bandung, Semarang dan Jakarta. 

Max Meijer dan Petra Timmer ketika berkunjung ke Museum Pendidikan Surabaya. Foto: Max for rajapatni.com

 

Karena di kota Dordrecht Belanda ada museum pendidikan, Max dan Petra pada kunjungan ke Surabaya tahun 2023 sempat mampir ke ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ꦯꦸꦫꦨꦪ Museum Pendidikan Surabaya dan juga sempat menghubungi kepala UPTD Museum dan Gedung Seni Surabaya untuk kunjungan berikutnya tahun 2024 ini. 

Dalam Kunjungan kali ini (Februari 2024) Max dan Petra langsung diterima Kepala UPTD Museum, Saidah, yang ditemani oleh kurator museum Agus. Dalam kunjungan itu (26/2/24), Max Meijer dan Petra Timmer menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya ke ꦩꦸꦱꦺꦪꦸꦩ꧀ꦥꦼꦤ꧀ꦝꦶꦣꦶꦏꦤ꧀ꦯꦸꦫꦨꦪ Museum Pendidikan Surabaya. 

Cap beraksara Jawa. Foto: Max for rajapatni.com

Gayung bersambut antara misi Museum Pendidikan Surabaya dengan misi TiMe Amsterdam di bidang permuseuman. Salah satu diantaranya adalah literasi Aksara Jawa. Di Museum Pendidikan Surabaya tersimpan manuskrip beraksara Jawa yang mulai diperkenalkan ke publik melalui kegiatan ꦱꦶꦤꦻꦴꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Sinau Aksara Jawa hasil kolaborasi Museum Pendidikan dengan komunitas literasi Aksara Jawa, Puri Aksara Rajapatni. 

Cap tertera di bagian belakang piring keramik. Foto: Max for rajapatni.com

Mendengar cerita mengenai misi Museum Pendidikan dalam hal Aksara Jawa, Max dan Petra langsung menanggapi serius karena mereka sendiri di rumahnya juga mengoleksi keramik dan barang pecah belah lainnya yang diproduksi di Maastricht dengan menuliskan Aksara Jawa. Beberapa koleksi ada di kediamannya di ꦧꦭꦶ Bali

Petra Timmer menunjukkan koleksi keramik beraksara Jawa yang tersimpan di kediamannya di Bali. Foto: Max/rajapatni.com

Pada 1 Maret 2024 lalu mereka berangkat ke Bali dan sesampai disana, mereka langsung mengambil ꦥꦶꦫꦶꦁꦏꦼꦫꦩꦶꦏ꧀ piring keramik yang tertulis Aksara Jawanya. Dengan bangga Petra memfoto dan membagikan ke komunitas Puri Aksara Rajapatni. Mereka juga memfoto dengan fokus Aksara Jawa. 

Pertemuan awal dengan Rajapatni dan dengan pokok bahasan literasi Aksara Jawa menjadi oleh oleh yang dibawa ke Belanda dan sekaligus menjadi wacana kerjasama di bidang literasi Aksara Jawa di kemudian hari. (nanang PAR). 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *