Sìshuǐ Membingkai Budaya Tionghoa Surabaya.

Budaya:

Rajapatni.com: SURABAYA – Istilah Sìshuǐ dalam bahasa Mandarin bagi warga kota Surabaya masih terlalu asing. Bahkan bagi sebagian warga etnis Tionghoa Surabaya sendiri. Hanya sebagian saja yang tau. Anak anak muda banyak yang tidak tau. Kalau toh ada yang tau apa itu Sìshuǐ, mereka belum tau arti harfiahnya.

Sìshuǐ adalah bahasa Mandarin, yang berkonotasi atau mengacu pada nama Surabaya. Warga etnis Tionghoa menyebut Surabaya dengan nama Sìshuǐ. Ketidaktahuan masyarakat Tionghoa Surabaya sendiri terhadap Sìshuǐ bagai sebuah jarak dan lembah yang curam yang memisahkan. Terlalu sayang memang.

Aksara Hanzi dan Jawa dalam bingkai kipas. Foto: par

Sìshuǐ secara harfiah berarti empat sungai radikal. Nama Sìshuǐ sendiri mengacu pada satu kawasan permukiman yang berada di antara 4 air atau sungai. Kawasan ini, selama ini, sudah jamak diketahui. Yaitu kawasan Pecinan Surabaya, yang sudah beratus tahun dihuni oleh warga etnis Tionghoa.

Tetapi warga Etnis Tionghoa sekarang (masa Kini) tidak atau belum menyadari bahwa Kampung Pecinan Surabaya adalah yang dimaksud dengan Sìshuǐ (empat air).

Melalui bingkai Sìshuǐ, sebuah program dokumenter kekinian, akan mengulas budaya sejarah Tionghoa di Surabaya.

Miss Tionghoa Indonesia tahun 2024, Fiona  siap mengajak menjelajah budaya dan sejarah Surabaya. Foto : peraga indonesia

Sìshuǐ ini dipandu oleh Miss Tionghoa Indonesia dan host akan menjelajah jejak Tionghoa Surabaya, utamanya di kawasan yang pernah dikelilingi oleh empat air (sungai).

Dalam episode perdana, Sìshuǐ akan membingkai kawasan di antara empat air, yang masih menyimpan jejak budaya dan sejarah Tionghoa Surabaya.

Kalimas, salah satu air (sungai) menjadi jejak yang sudah umum diketahui. Dari sanalah penjelajahan budaya bersama Miss Tionghoa berawal. Tentunya sambil mengenal air air (sungai sungai) lainnya, yang pernah jadi tapal batas Sìshuǐ. Seperti jalan Kalimati Wetan-Kalimati Kulon-Kali Malang.

Selain mengenal Tapal Batas kawasan Pecinan (Sìshuǐ), perjalanan akan menuju ke Sìshuǐ Bio atau Kuil Sìshuǐ atau Kuil Surabaya. Dimanakah Kuil Sìshuǐ Bio ini?

Tidak lain adalah Klenteng yang bernama Hok An Kiong di pojokan jalan Coklat dan Slompretan. Di tempat inilah para pelaut yang datang dari daratan China awal mula di Sìshuǐ (Surabaya) bertempat dan beristirahat sambil menunggu kembali ke China. Sebagai pertanda, bahwa tempat ini pernah menjadi persinggahan pelaut China adalah adanya dua Tiang kapal yang dipasang di depan Klenteng.

Selain klenteng juga ada Rumah Abu Keluarga Han, The dan Tjoa di jalan Karet. Rumah rumah ini meninggalkan kekhasan model arsitektur Tiongkok. Kemewahan rumah abu ini, misalnya Rumah Abu Han, menunjukkan status sosial ekonomi keluarga. Masih ada rumah rumah berarsitektur Tionghoa, yang tersebar di kawasan Pecinan.

Jejak peradaban Tionghoa di Surabaya lainnya adalah Bong atau kuburan Tionghoa, yang sekarang sudah menjadi Pasar Bong.

Masih banyak lagi jejak Tionghoa dan semua akan terbingkai dalam acara budaya Sìshuǐ. Sìshuǐ Bingkai Budaya Tionghoa di Surabaya.

Nantikan Sìshuǐ dengan jejak Tionghoa Surabaya. Program ini diproduksi bersama oleh Peraga Indonesia, penyelenggara Miss Tionghoa Indonesia dan Puri Aksara Rajapatni. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *