Rajapatni.com: Surabaya (16/6/24) – KANTOR Balai Kota Lama Surabaya masih terlalu asing bagi warga kota Surabaya. Mereka mengertinya Balai Kota Surabaya adalah bangunan modern yang berdiri di lingkungan Ketabang. Taman Surya. ꦏꦤ꧀ꦠꦺꦴꦂꦧꦭꦻꦏꦺꦴꦠꦯꦸꦫꦨꦪ Kantor Balai Kota Surabaya yang masih digunakan hingga sekarang adalah bangunan yang berdiri pada tahun 1920-an.
Sebelumnya?
Sebelumnya ada di kawasan Kota Lama Surabaya. Bangunan Balai Kota Lama Surabaya sudah berdiri sejak era VOC hingga awal tahun 1930. Di sanalah di Balai Kota Lama, urusan pemerintahan yang wilayahnya meliputi kawasan Pantai Utara Jawa Bagian Timur dikelola. Di sanalah pusat administrasi ibukota wilayah ꦥꦤ꧀ꦠꦻꦈꦠꦫꦗꦮꦧꦒꦶꦪꦤ꧀ꦠꦶꦩꦸꦂ Pantai Utara Jawa Bagian Timur diselenggarakan.
Surabaya adalah ibukota wilayah Pantai Utara Jawa bagian Timur (Java’s van den Oosthoek). Kepala pemerintahannya disebut Gezahhebber. Ia tunduk kepada seorang ꦒꦸꦧꦼꦂꦤꦸꦂ Gubernur yang berkantor di Semarang. Seorang gubernur di Semarang tunduk kepada seorang Gubernur Jendral yang berkantor di Batavia, sekarang Jakarta.
Posisi Kantor Balai Kota Lama Surabaya persis berada di barat ꦗꦼꦩ꧀ꦧꦠꦤ꧀ꦩꦺꦫꦃ Jembatan Merah. Posisinya menghadap ke jembatan yang riwayatnya pernah terbuat dari kayu dan jembatannya bisa diangkat untuk memberi akses perahu perahu yang lewat di bawahnya. Jembatan angkat ini sudah ada di awal abad 19 di era Gubernur Jendral Daendels (Asia Maior: Soerabaja 1900-1950). Dikatakan Jembatan Merah karena pada saat itu jembatan ini dicat mani merah dan warga Surabaya menyebutnya Jembatan Merah (jembatan yang berwarna merah).
Penyebutan serupa juga terjadi di kota ꦥꦿꦺꦴꦧꦺꦴꦭꦶꦁꦒꦺꦴ Probolinggo dan kota Kediri untuk penyebutan gereja tua yang dicat Merah. Kedua gereja dari tahun 1800 an ini disebut Gereja Merah (gereja yang berwarna merah).
Kantor Balai Kota Lama Surabaya dalam perkembangannya pernah menjadi ꦏꦤ꧀ꦠꦺꦴꦂꦫꦺꦱꦶꦣꦺꦤ꧀ Kantor Residen Surabaya, kantor Gubernur Jawa Timur dan kantor Balai Kota Surabaya. Karena posisinya persis berada di tengah tengah jalan, yang menghubungkan Heerenstraat (Jalan Rajawali) dan Handelstraat (Jalan Kembang Jepun), maka pada awal tahun 1930-an, gedung pemerintah ini dibongkar. Selanjutnya kantor gubernur Jawa Timur pindah ke Jalan Pahlawan (Aloen Aloen Straat) dan Kantor Balai Kota Surabaya berpindah ke gedung baru di Ketabang.
Kantor Balai Kota Lama Surabaya di kawasan Jembatan Merah ini dalam satu paket tata Kota yang bergaya Eropa. Ada Balai Kota, ada alun alun (Taman) Kota dan ada ꦒꦼꦫꦺꦗ gereja serta jalan utama.
Sekarang Balai Kota Lama Surabaya sudah tidak ada dan sama sekali tidak membekas. Kecuali ꦗꦭꦤ꧀ꦒꦼꦭꦠꦶꦏ꧀ jalan Gelatik yang ada di bagian belakang Balai Kota Lama. Jalan Gelatik, dahulu, bernama Stadhuissteeg, yang berarti Gang Balai Kota. (nanang PAR)*