Rajapatni.com: Surabaya (13/8/24) – Di Surabaya Aksara Jawa adalah nyata dan fakta. Surabaya secara historis adalah rumah ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ Aksara Jawa. Namun posisinya secara gradual telah tergeser oleh aksara latin. Aksara Jawa seolah terpelanting dari rumahnya.
Pemakai aksara Jawa, secara teritorial, aslinya, adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, ꦗꦮꦠꦶꦩꦸꦂ Jawa Timur termasuk Madura. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahannya, sekarang, dimana mana ada aksara Jawa yang telah dibawa oleh bangsa Jawa. Di Lampung juga ada aksara Jawa yang dulu dibawa oleh orang orang Jawa, yang berpindah ke sana. Apalagi di Suriname, Belanda dan Malaysia.
Justru di ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya, aksara Jawa seolah menjadi aksara asing, yang keberadaannya lebih asing daripada aksara asing. Untungnya upaya mengembalikan aksara Jawa telah dimulai di Surabaya seiring dengan diterbitkannya Surat Edaran Sekretaris Kota Surabaya, Ikhsan, atas nama Walikota Surabaya Eri Cahyadi pada 19 September 2023.
Nanti pada 8 September 2024 akan diperingati secara ꦒ꧀ꦭꦺꦴꦧꦭ꧀ global Hari Aksara (Literasi) Internasional. Kota Surabaya tidak mau ketinggalan dalam memaknai dan memeriahkannya.
Komunitas Aksara Jawa, ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni (PAR), yang selama ini mengiringi hadirnya Aksara Jawa di Surabaya bersinergi dengan asosiasi jurnalis Pokja Taman Surya (POTAS) dan Surabaya Next Leader (SNL) yang menjadi representasi anak muda berkualitas dan berbakat di Surabaya.
Pada Senin siang (12/8/24), ketiga unsur ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni, Jurnalis Pokja Taman Surya dan Surabaya Next Leader mengadakan pertemuan awal di kantor SNL di jalan Cimanuk 27 untuk membahas rencana kegiatan Peringatan Hari Aksara Internasional untuk mengisi Kota Lama Surabaya.
Pada pembahasan awal ini disepakati ꦱꦱꦫꦤ꧀ sasaran dari kegiatan Hari Aksara Internasional. Yaitu golongan anak muda. Melalui kiprah merekalah, tradisi luhur bangsa ini dipikul dan dijunjung untuk memperkuat jati diri bangsa.
Sedangkan budaya Jawa, yang diketengahkan untuk membungkus aksara ini adalah ꦧꦸꦣꦪꦗꦮ Budaya Jawa di Surabaya dan local wisdomnya.
“Kita tampilkan seni ludruk misalnya”, kata ꦫꦶꦱ꧀ꦏꦶꦄꦤ꧀ꦝꦿ Rizky Andra, Ketua Surabaya Next Leader.
Gagasan Andra ini disepakati oleh ꦫꦺꦴꦧꦶꦪꦸꦭꦶꦪꦤ꧀ꦠꦺꦴ Robby Julianto, Ketua POTAS dan Nanang Purwono, Ketua Puri Aksara Rajapatni.
Selain akan mengetengahkan ragam aksara Nusantara, dalam kegiatan peringatan ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦆꦤ꧀ꦠꦼꦂꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ Hari Aksara Internasional itu akan menjadi etalase aksara aksara dunia.
“Minimal aksara aksara dari negara negara sahabat yang berkantor di Surabaya dan yang mempunyai aksara. Misalnya Taiwan, Jepang dan India”, kata Nanang yang tahun 2023 pernah mengadakan peringatan serupa.
Selain aksara, juga akan ada ꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧꦭꦺꦴꦩ꧀ꦧ lomba lomba yang berbasis pada penggunaan aksara Jawa. Misalnya permainan scrabble digital.
“Sebelum dilakukan lomba, akan didahului dengan workshop pengenalan Scrabble online dan Technical Meeting terlebih dahulu”, tambah Nanang.
Diharapkan melalui peringatan Hari Aksara Internasional ini, kita semakin ꦱꦣꦂ sadar akan pentingnya melestarikan aksara Nusantara, utamanya aksara Jawa untuk Surabaya. (PAR).