Bermimpilah Untuk Meraih Tujuan.

Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Orang bijak mengatakan bermimpi dan menghayal bermanfaat untuk memproses emosi, meningkatkan kreativitas dan memecahkan masalah. Secara biologis alami bermimpi dapat meningkatkan kreativitas karena otak membuat koneksi yang lebih luas antara konsep-konsep yang berbeda.

Namun, hendaknya mimpi bisa disertai dengan aksi aksi, yang faktual dan nyata. Memang, bisa jadi ada unsur keberuntungan (luck), yang menyelinap dan menjadikan mimpi terealisasi.

Bermimpi dalam hidup, bukan dalam tidur. Foto: ist

Mimpi akan memberikan koridor tentang apa yang harus dilakukan. Mimpi menuntun jalan mewujudkan kenyataan. Malah ada teknik untuk menjadikan sebuah mimpi. Ini umum disebut Targeted Dream Incubation (TDI). Yaitu teknik yang dapat membantu bisa bermimpi tentang topik tertentu sehingga memacu lebih kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas terkait topik yang dikehendaki.

Targeted dream incubation (TDI) is a technique that guides dreams toward specific themes. 

Kita perlu bermimpi dalam membangun kota Surabaya. Kedengarannya memang aneh. Membangun kota kok dengan cara bermimpi. Artinya bukanlah mimpi, yang secara fisik dan nyata melakukan aksi aksi pembangunan. Namun mimpi adalah wadah hadirnya gagasan yang menuntun rentetan aksi aksi pembangunan. Mimpi menuntun. Dream guides.

 

Rajapatni Bermimpi

Komunitas Aksara Jawa Surabaya, Puri Aksara Rajapatni, sudah setahun setengah bermimpi ingin melihat aksara Jawa bertebaran di Surabaya. Awalnya Kota Surabaya nihil Aksara Jawa. Kemudian ada mimpi di sana, pada diri komunitas Rajapatni. Mimpi itu menuntunnya. Dalam perjalanan selama setahun, aksara Jawa bermunculan di Surabaya.

Setidaknya sekarang, setelah hampir satu tahun setengah, mimpi itu berubah menjadi kenyataan. Aksara Jawa sudah dimana mana. Meski lokasinya masih di 145 kantor kantor kelurahan, 31 kantor kecamatan, kantor kantor OPD hingga Balai Kota dan DPRD Kota Surabaya serta Rumah Sakit Daerah Kota Surabaya.

Selanjutnya Rajapatni bermimpi nama nama jalan di Surabaya bertuliskan Aksara Jawa. Cepat atau lambat mimpi itu bisa terwujud. Tentu harus dibarengi dengan aksi aksi yang mengarah ke terwujudnya mimpi itu.

“Nanti perkara ada unsur luck atau kekuatan lainnya, itu nomor dua. Yang penting kita terus berikhtiar dan bekerja. Kami terus berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau keinginan. Inilah yang namanya Perjuangan. Perjuangan adalah budaya Surabaya”, tutur A Hermas Thony sebagai Pembina Komunitas Aksara Jawa Puri Aksara Rajapatni.

Melihat aktivitas Rajapatni seolah melihat hal hal yang mustahil. Aktivitasnya bagai mimpi belaka.

“Memang ini sebuah mimpi besar yang berangkat dari sejumlah manusia manusia kecil dan sedikit”, tegas Thony.

Aksi aksi itu selalu dikolaborasikan dengan pihak pihak terkait. Aksi aksi itu adalah wujud kepedulian bersama dan milik bersama yang tidak mungkin dikerjakan sendiri. Kolaborasi bersama akan membangun pemahaman pentingnya aksi aksi bersama itu.

Membangun kolaborasi dan mempertahankan apa yang sudah berjalan sangat tidak mudah.

“Tidak mudah, sangat sulit, tapi harus dimulai dengan saling bergandengan tangan dan saling mendukung. Misalnya kolaborasi dengan Pemerintah India dalam merajut kembali sejarah Jawa dan India terkait dengan aksara. Terima kasih pak Manoj (red: Konsul Kehormatan India) Jalan masih panjang dan umur kita tidaklah sepanjang itu. Tapi tongkat dan peran estafet harus sudah dilarikan. Jarak antara Jawa – India terlalu jauh dibandingkan dengan jarak terjauh dari ujung barat dan Timur kota Surabaya”, ujar Ketua Puri Aksara Rajapatni.

Adalah sebuah statement yang disampaikan kepada Konsul Kehormatan India di Jawa Timur, Manoj Bhat, dalam rangka membangun hubungan persahabatan budaya antara Jawa dan India. (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *