Aksara Jawa Pada Moda Transportasi adalah bentuk publikasi, preservasi dan edukasi.

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Aksara Jawa terus dipandang sebagai daya tarik pariwisata. Ini terbukti ketika dua bus pariwisata dengan sekitar 25 wisatawan Eropa di setiap bisnya mengunjungi Taman Apsari yang berlokasi di depan gedung negara Grahadi Surabaya. Mereka adalah wisatawan, yang datang dengan kapal pesiar.

Wisatawan Eropa yang turun dari kapal pesiar untuk city tour. Foto: nanang

Aksara Jawa memang terpasang sebagai signage di Taman Apsari. Tulisan Aksara Jawa itu terbaca Taman Apsari. Secara bentuk, aksara Jawa memang unik dan bernilai seni. Bagi wisatawan bentuk aksara Jawa menarik perhatian nya. Maklum juga, mereka tidak pernah melihat.

Justru itulah, aksara Jawa bisa menjadi bahan cerita. Bentuknya lain dari aksara latin, yang sudah umum diketahui. Ceritanya bisa panjang lebar tentang Nusantara. Terbukti ketika mereka berkumpul di depan aksara yang bertulis Taman Apsari, selain menyimak penjelasan pemandu wisata, mereka aktif bertanya di seputar aksara yang dikaitkan dengan budaya dan sejarah Nusantara. Sejarah klasik !!

Kenang kenangan dengan aksara Jawa. Foto: nanang

Akhir dari kunjungan mereka di Taman Apsari ini adalah foto grup di depan tulisan Aksara Jawa.

“Souvenir in mind and soul to bring home”, kata salah seorang wisatawan yang usianya sekitar 60 tahunan.

 

Aksara Jawa sebagai ornamen Moda Transport.

Karena dipandang memiliki nilai seni dan budaya, maka aksara Jawa cocok untuk konsumsi pariwisata edukasi. Tak heran jika selanjutnya sebuah perusahaan oto (PO) bus pariwisata yang bermarkas di Sleman memanfaatkan aksara Jawa sebagai ornamen di bus pariwisata.

Bus pariwisata memanfaatkan aksara Jawa sebagai daya tarik pariwisata. Foto: ist

Perusahaan Oto (PO) ini adalah PO Bimo. PO Bimo Transport ini belum lama merilis tiga bus baru dari Karoseri Adiputro Malang untuk memperkuat divisi pariwisata. Ketiga bus ini menggunakan Jetbus 5 MHD edisi spesial lantaran pada bagian kaca depan bus menggunakan aksara Jawa untuk penulisan Jetbus.

Jetbus dalam aksara Jawa. Foto: ist

Desain dengan penulisan penggunaan aksara Jawa ini sebelumnya sudah pernah dipamerkan oleh Karoseri Adiputro pada ajang GIIAS 2024. Bedanya, pada saat itu bus dengan bodi Jetbus 5 edisi spesial itu dikombinasikan dengan livery corak batik Megamendung.

Kekuatan aksara Jawa yang juga sebagai Object seni dan budaya. Foto: ist

Hal serupa bisa dicontoh Surabaya ketika armada bus milik Pemkot Surabaya, yang bernama Suroboyo Bus dan Semanggi diaksara jawakan sehingga menjadi ꦧꦶꦱ꧀ꦯꦸꦫꦨꦪ dan ꦱꦼꦩꦔ꧀ꦒꦶ. Kebijakan ini tentu masih relevan dengan semangat Pemerintah Kota Surabaya, yang bergiat menuliskan aksara Jawa di kantor kantor pemerintah kota Surabaya.

Suroboyo Bus dan Semanggi dengan kaca polos lebar sangat cocok pula sebagai bus pariwisata untuk wisata kota (sightseeing city tour) karena pandangan mata keluar tidak terganggu oleh frame kaca.

Taksi di Jepang memanfaatkan aksara Jepang. Foto: ist
Taksi di China. Foto: ist

Begitu pula dengan moda taksi, yang juga sangat familiar dengan wisatawan. Dengan taksi beraksara Jawa, yang selalu mondar mandir di kota, maka moda ini bagai turut mewakili kota Surabaya yang sedang mengenalkan kembali aksara Jawa. Bagaimana dengan taksi beraksara Jawa di Surabaya?

Aksara Jawa tidak sekedar huruf tetapi mengandung nilai budaya yang kaya akan cerita edukasi. Penggunaan (penulisan) aksara Jawa pada moda transportasi menjadi satu cara publikasi aksara Jawa dan sekaligus aksara yang menjadi identitas bangsa ini. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *