Rajapatni Ajak Mahasiswa Papua Sinau Aksara Jawa Untuk Kenali Surabaya.

Rajapatni.com: Surabaya (14/7/24) – Empat perwakilan mahasiswa asal Papua dengan pendamping Ketua Pengasuh Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Surabaya ꦒꦩꦭ꧀ꦲꦂꦪꦥꦸꦠꦿ Gamal Haryo Putro dan pembina Bagaskara Adhi melakukan survey lapangan di Kota Lama Surabaya untuk rencana studi lapangan tentang Kota Surabaya. Untuk tujuan itu, mereka bertemu dan berkoordinasi dengan pegiat sejarah dan budaya Surabaya Nanang Purwono, yang sekaligus Ketua ꦥꦸꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ Puri Aksara Rajapatni.

Mereka bertemu di Kota Lama Surabaya pada Minggu sore (14/7/24). Menurut pembina ꦄꦱꦿꦩꦩꦲꦱꦶꦱ꧀ꦮꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Surabaya, Gamal Haryo Putro, yang mendesain kegiatan edukatif bagi para mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di Indonesia itu, studi lapangan itu dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan tentang kota Pahlawan ini.

Tapal batas kota lama Surabaya. Foto: dok par

Dari kota Pahlawan ini, mereka bisa lebih memahami kenusantaraan. Sementara itu menurut ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ Nanang Purwono, kota Surabaya yang juga sudah lama dikenal sebagai kota multikultural adalah cocok sebagai gambaran Indonesia yang berbhineka ini.

“Kota Lama Surabaya dan Surabaya adalah potret keberagaman Indonesia. Karenanya tempat ini cocok sebagai wadah belajar keberagaman ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ nusantara”, jelas Nanang yang juga penulis beberapa buku tentang sejarah Kota Surabaya.

Melalui wadah Kota Lama Surabaya yang baru diresmikan oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, publik bisa belajar arti keberagaman mulai dari keberagaman ꦤꦱꦶꦪꦺꦴꦤꦭ꧀ nasional hingga internasional.

Selama di wilayah kota Lama Surabaya nanti, sejumlah mahasiswa khususnya dari ꦥꦥꦸꦮ Papua akan diajak mengenal literasi lokal yang berupa Aksara Jawa karena secara historis di kawasan yang sekarang dikenal dengan nama Kota Lama Surabaya, dulunya pernah bermukim warga lokal yang terdiri dari bangsa Jawa dan Madura. Dalam komunikasi, khususnya tulis, mereka menggunakan aksara Jawa. Bahasanya Jawa dan Madura.

Kenalkan aksara Jawa ke mahasiswa Papua. Foto: ist

“Kami akan siapkan paket singkat Sinau Aksara Jawa untuk memperkenalkan ꦏꦼꦄꦫꦶꦥ꦳ꦤ꧀ꦭꦺꦴꦏꦭ꧀ kearifan lokal di kawasan ini”, jelas Nanang, yang kegiatan literasi aksara Jawanya mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, Dirjen Kebudayaan RI.

Selain mengenal Surabaya melalui aksara Jawa, mereka akan diajak mengunjungi ꦠꦸꦒꦸꦥꦃꦭꦮꦤ꧀ Tugu Pahlawan. Tugu Pahlawan tidak hanya tetenger untuk senantiasa mengingat sejarah masa lalu.

“Jas Merah. Jangan sekali sekali melupakan sejarah”, tambah Nanang.

Nanang juga mengatakan bahwa Tugu Pahlawan adalah tetenger untuk masa depan bangsa. Karena pada bagian ꦠꦸꦒꦸꦥꦃꦭꦮꦤ꧀ Tugu Pahlawan ada pesan yang mengingatkan warga Surabaya dan Indonesia akan masa depan bangsa.

“Pesan itu tergambar sebagai lingga-yoni yang menghasilkan ꦥꦸꦱꦏ pusaka dewa Wisnu dan Siwa. Pusaka dewa Wisnu dan Siwa ini diibaratkan generasi Indonesia yang tangguh dan hebat untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa”, jelas Nanang.

Pada pertemuan Minggu sore (14/7/24), mereka diajak berkeliling di beberapa titik di Kota Lama Surabaya yang nantinya menjadi rute jelajah kota lama Surabaya. Diantaranya adalah ꦥ꧀ꦭꦠꦫꦤ꧀ Plataran Gedung Internasio dan Taman Sejarah, Monumen Mobil Mallaby, Jembatan Merah, Situs Tapal Batas Kota Lama Surabaya dan Jalan Mliwis. (Par).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *