Sejarah :
Rajapatni.com: SURABAYA – Groedo adalah nama sebuah tempat di Surabaya. Berdasarkan peta jalur tram uap Oost Java Stoomtram (OJS), sebuah maskapai tram uap Jawa Timur, yang pernah beroperasi di Surabaya di masa Hindia Belanda, Groedo adalah nama bengkel dan sekaligus stasiun tram uap. Letaknya di jalan kawasan Dinoyo, Surabaya.
Sekarang di kawasan itu sudah tidak ada lagi nama Groedo. Lantas dimanakah letak lokasi Groedo?
Lokasi Groedo

Untuk melacaknya, maka kita perhatikan nama Dinoyo. Selain ada nama jalan Dinoyo (Dinoyo Weg), di sana juga masih ada nama Dinoyo Tangsi. Dulu, Dinoyo Tangsi sudah dikenal sebagai tempat perumahan, tangsi. Jika mamasuki Dinoyo Tangsi pada masa sekarang, kita masih bisa temui rumah rumah loji khas kolonial. Rumah rumah ini berjajar dengan orientasi Utara – Selatan. Jika melewati jalan Dinoyo, kita bisa melihat rumah rumah loji menghadap ke jalan. Nah di belakang rumah rumah loji itulah keberadaan Dinoyo Tangsi.

Sementara posisi Stasiun Groedo berada di lahan sebelah Utara. Dalam Peta Lama Surabaya tahun 1930, koleksi/sumber oldmapsonline, tersebut nama Stasiun Groedo dengan gambar rel dan stasiun yang berada di sana. Sementara, Stasiun Groedo, menurut sumber koran De Locomotive terbitan Semarang pada 3 Juli 1890 bahwa Groedo adalah stasiun utama trem uap yang menghubungkan Surabaya – Sepanjang.
Berdasarkan peta tram uap, lyn dari Groedo menjulur ke Stasiun Wonokromo, dari Wonokromo membagi dua arah. Ke selatan menuju Sepanjang. Sedangkan ke Utara menuju ke halte Bibis, yang berhadapan dengan Stasiun Kotta milik SS (Stad Spoorwagen).
Karena Stasiun Groedo dalam satu lahan hijau dengan perumahan Dinoyo Tangsi, maka dapat diduga Dinoyo Tangsi adalah fasilitas perumahan para pejabat dan staf Perusahaan Maskapai Trem Uap.
Kala itu Stasiun Groedo (di Dinoyo) masuk satu wilayah Darmo yang cukup luas. Wilayah Darmo terhitung luas. Meliputi ujung selatan hingga kawasan rumah kediaman pejabat De Javasche Bank, Dinoyo dan Pandegiling.
Di zamannya kawasan Darmo adalah kawasan hijau. Apalagi di kawasan ini pernah ada Pabrik Gula Darmo (Suikerfabriek Dermo) yang lokasinya di sekitaran Masjid Alfalah sekarang. Pabrik Gula Darmo dilewati jalur trem uap OJS. Bisa jadi sarana Trem Uap ini menjadi salah satu moda transportasi produksi gula.
Sementara di kawasan Pandegiling yang namanya menjadi toponimi dari pembuat alat giling. Kawasan Pandegiling adalah kawasan hijau yang diduga menjadi kawasan kebun tebu dan alat giling itu diduga adalah alat giling tebu tradisional yang bernama Chinese Molen.
Kebun Binatang
Karena lahan Hijau di kawasan Groedo, Darmo, makanya lahan hijau ini sempat dipakai sebagai tempat memelihara binatang oleh para pecinta binatang sebagai cikal bakal Kebun Binatang Surabaya.

Lokasi KBS yang pertama di Kaliondo, pada tahun 1916. Kemudian pada tanggal 28 September 1917 pindah ke Groedo. Dan pada tahun 1920 pindah ke daerah Darmo untuk areal kebun binatang yang baru atas jasa Oost-Java Stoomtram Maatschapij untuk lahan yang lebih luas.
Adalah H.F.K. Kommer, pendiri Kebun Binatang Surabaya (KBS). Kebun binatang ini awalnya bernama Vereeninging Soerabaische Planten-en Dierentuin.
Kronologi berdirinya KBS adalah sebagai berikut:
•.Pada 31 Agustus 1916, H.F.K. Kommer mendirikan KBS di Kaliondo
• Pada 1917, KBS pindah ke Groedo
• Pada 1918, KBS dibuka untuk umum dan mulai menerapkan tarif masuk
• Pada 1920, KBS pindah ke Darmo di lahan sebagaimana kita tahu sekarang.
Sekarang kebesaran Groedo menjadi nama Rusunawa Grudo di kampung Grudo di kawasan Pandegiling. (PAR/nng)