Rajapatni.com: Surabaya (8/7/24) – Kota Lama Surabaya sungguh ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦸꦏ membuka dan mendorong kreativitas baik secara ekonomis (ekonomi kreatif) maupun secara budaya (budaya kreatif).
Menurut literasi Rajapatni, Ekonomi Kreatif adalah kreativitas yang berbasis ekonomi. Sementara Budaya Kreatif adalah kreativitas yang berbasis budaya, yang endingnya bisa berorientasi pada ekonomi dan juga ꦥꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦪꦤ꧀ꦧꦸꦣꦪ pelestarian budaya.
Kota Lama Surabaya menjadi wahananya. Dengan hadirnya Kota Lama ini, maka timbullah geliat ekonomi. Yang paling mudah dilihat adalah dibukanya warung, kedai dan penjual ꦒꦼꦫꦺꦴꦧꦏ꧀ gerobak dorong seperti es potong, es Orlando hingga penjual bunga. Mereka tentu berorientasi pada nilai ekonomi.
Ada juga yang berburu stand untuk berjualan. Ada rumah rumah lama di jalan Mliwis, yang asalnya tutup dan kosong, kini sudah buka menawarkan es ꦱꦫꦶꦣꦼꦭꦺ sari dele dan es coklat kemasan. Perusahaan besar seperti Siropen di jalan Mliwis, yang buka sejak 1923, juga sudah buka stand ala PKL melayani minuman segar eceran dalam kemasan gelas. Masih di jalan Mliwis juga sudah ada stand baru, yang berjualan es teh. Namanya Es Teh Bohay. Uhuy. Namanya menakjubkan.
Segera, tidak saja namanya yang menakjubkan. Tetapi tampilan mereknya juga aduhai. Es Teh Bohay ini menyesuaikan penampilan Jalan Mliwis dan Gelatik yang telah berhias ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ aksara Jawa. Mbak Ira, begitu sapaan si penjual jelita ini.
Mbak ꦆꦫ Ira, melalui produk es tehnya, ikut nguri uri budaya lokal yang pernah ada di kawasan kota Lama Surabaya ini.
“Insyaallah, dengan senang hati jika nantinya bisa ikut merawat warisan budaya yang berupa aksara Jawa di kawasan Kota Lama ini”, terang ꦆꦫ Ira ketika ditemui media ini.
Baginya berdagang di kawasan bersejarah ini tidak hanya berorientasi pada ekonomi, tetapi juga pada ꦌꦣꦸꦏꦱꦶ edukasi.
“Terima kasih saya dapat masukan positif untuk andil di bidang ꦌꦣꦸꦏꦱꦶ edukasi dengan menggunakan aksara Jawa untuk produk teh saya”, tambah Ira.
Kiranya wajar dan masuk akal jika lapak lapak di kawasan Kota Lama Surabaya ini bisa berkontribusi pada orientasi edukasi.
Hal ini diiyakan oleh Ketua RT setempat, Ricky Setiono, sehingga lingkungannya memberi manfaat kepada publik di bidang edukasi.
“Kawasan ini adalah kawasan sejarah. Sejarahnya tidak hanya pada periode Perang 10 November 1945, atau di era Kolonial tetapi juga di era era ꦏ꧀ꦭꦱꦶꦏ꧀ klasik sebelum kedatangan bangsa Eropa dan bangsa Asing lainnya”, pungkas Ricky Setiono, Ketua RT3/RW10 Kelurahan Krembangan Selatan. (nanang).
Makin.lama.makin.luar biasa