Aksara Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌꧇꧓꧇ꦥꦶꦭꦂ꧍ Tiga Pilar di Kelurahan Ampel sepakat sukseskan acara “Jejak Peradaban Ampel Denta” yang ꧌ꦝꦶꦏꦼꦩꦱ꧀꧍ dikemas dalam Perayaan HUT ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Kolaborasi ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni dan Quds Royal Hotel.

Tiga Pilar ini ꧌ꦠꦊꦂꦝꦶꦫꦶ꧍ terdiri dari Pemerintah Kelurahan Ampel, Babinsa (Bintara Pembina Desa) Koramil 0830/02 Semampir, dan Babinkamtibmas (Bintara Pembina ꧌ꦏꦼꦄꦩꦤꦤ꧀꧍ Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), Polsek Ampel.

꧌ꦏꦼꦱꦼꦥꦏꦠꦤ꧀꧍ Kesepakatan itu disampaikan dalam pertemuan koordinasi antara Tiga Pilar dan ꧌ꦅꦤꦶꦱꦶꦪꦠꦺꦴꦂ꧍  inisiator Puri aksara Rajapatni dan Quds Royal Hotel di Quds Royal Hotel pada Selasa pagi (8/7/25). Tiga Pilar di ꧌ꦏꦼꦭꦸꦫꦲꦤꦩ꧀ꦥꦺꦭ꧀꧍ kelurahan Ampel ini sepakat turut mensukseskan ꧌ꦄꦒꦺꦟ꧀ꦝ꧍ agenda peringatan HUT ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia, yang mengangkat ꧌ꦥꦺꦴꦠꦺꦤ꧀ꦰꦶ꧍ potensi peradaban Ampel.

“Siapa yang ꧌ꦠꦶꦝꦏ꧀ꦏꦼꦤꦭ꧀꧍ tidak kenal dengan Ampel. Sudah banyak orang kenal, tetapi dari ꧌ꦱꦸꦝꦸꦠ꧀ꦥꦟ꧀ꦝꦁ꧍ sudut pandang sebagai tempat syiar agama Islam melalui Sunan Ampel. Padahal ada urusan lain yang ꧌ꦠꦶꦝꦏ꧀ꦏꦭꦃ꧍ tidak kalah pentingnya. Yaitu Sunan Ampel sebagai Umarah dan Saudagar. Selain sebagai ulama”, jelas ꧌ꦥꦸꦔ꧀ꦏꦶꦏꦸꦱꦸꦩ꧍ Pungky Kusuma, GM Quds Royal Hotel.

Momen peringatan HUT ke 80 ꧌ꦏꦼꦩꦼꦂꦝꦺꦏꦄꦤ꧀꧍ Kemerdekaan Republik Indonesia ini punya arti penting dalam rangka ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦥꦼꦂꦠꦗꦩ꧀꧍ mempertajam potensi kawasan Ampel, yang dulu dikenal dengan ꧌ꦄꦩ꧀ꦥꦺꦭ꧀ꦝꦺꦤ꧀ꦠ꧍ Ampel Denta.

Selain Sunan Ampel dikenal sebagai Ulama, penyebar ꧌ꦄꦒꦩꦅꦱ꧀ꦭꦩ꧀꧍ agama Islam, yang ditandai dengan Masjid Ampel.

Sunan Ampel juga ꧌ꦝꦶꦏꦼꦤꦭ꧀ꦰꦼꦧꦒꦻ꧍ dikenal sebagai pemimpin (Umarah) dan Saudagar.

“Simbol simbol itu ada dan keberadaannya ꧌ꦝꦥꦠ꧀ꦝꦶꦭꦶꦲꦠ꧀꧍ dapat dilihat di lingkungan Masjid Ampel. Yaitu pada gapura Ampel. Tentang pesan adanya pemimpin terdeskripsikan di ꧌ꦒꦥꦸꦫꦩꦸꦔ꧀ꦒꦃ꧍ Gapura Munggah dengan inskripsi aksara Jawa yang berbunyi “Kertining Pandhita Winayang ing Ratu”, yang berarti ꧌ꦥꦿꦶꦭꦏꦸ꧍ perilaku pemimpin di bayang Bayangi oleh Raja.”, jelas Nanang Purwono dari Komunitas ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni.

Sementara menurut ꧌ꦤꦤꦁꦥꦸꦂꦮꦤ꧍ Nanang Purwono, simbol Saudagar digambarkan dengan potensi ꧌ꦲꦱꦶꦭ꧀ꦥꦼꦂꦑꦼꦧꦸꦤꦤ꧀꧍ hasil perkebunan yaitu rempah rempah yang dibuat dalam bentuk relief pada badan gapura.

“Jadi ada simbol ajaran Islam melalui Masjid Ampel, ꧌ꦱꦶꦩ꧀ꦧꦺꦴꦭ꧀ꦰꦻꦴꦝꦒꦂ꧍ simbol saudagar melalui relief rempah rempah dan simbol pemimpin melalui pesan inskripsi aksara Jawa”, tambah Nanang selaku ketua ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni.

Melalui tiga simbol yang ada di Komplek Masjid Ampel ꧌ꦝꦥꦠ꧀ꦝꦶꦏꦼꦠꦲꦸꦮꦶ꧍ dapat diketahui adanya awal konstruksi sosial budaya (peradaban masa lalu Surabaya), yang selanjutnya menjadi bentuk ꧍ꦏꦺꦴꦠꦯꦹꦫꦨꦪ꧍kota Surabaya. Boleh dikata bahwa Ampel Denta dulunya sebagai Naditira Pradesa. Yaitu desa di tepian sungai. Ampel Denta adalah ꧌ꦏꦮꦱꦤ꧀ꦝꦶꦠꦼꦥꦶꦪꦤ꧀ꦰꦸꦔꦻꦥꦼꦒꦶꦫꦶꦪꦤ꧀ꦝꦤ꧀ꦏꦭꦶꦩꦱ꧀꧍ kawasan di tepian sungai Pegirian dan Kalimas.

Melalui event “Menapak Jejak Peradaban Ampel Denta” dalam rangka memperingati HUT ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia, kolaborasi ini turut menggali ꧌ꦥꦺꦴꦠꦺꦤ꧀ꦰꦶꦱꦼꦗꦫꦃ꧍ potensi sejarah lokal untuk pembangunan Surabaya.

꧌ꦝꦸꦏꦸꦔꦤ꧀꧍ Dukungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surabaya.

꧌ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀ꦰꦼꦤꦶꦧꦸꦢꦪ꧍ Kegiatan seni budaya dalam lomba Sketsa Masjid dan Gapura Ampel ini mendapat perhatian seniman ꧌ꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦡ꧍ Yogyakarta, yang sedang mengikuti ArtSub di Surabaya. Bahkan sebelum ꧌ꦥꦼꦭꦏ꧀ꦱꦤꦄꦤ꧀꧍ pelaksanaan lomba Sketsa pada 10 Agustus 2025, mereka akan mempersembahkan beberapa lukisan tentang Ampel. ꧌ꦄꦝ꧇꧕꧇ꦱꦼꦤꦶꦩꦤ꧀꧍ Ada lima seniman akan melukis bersama dalam satu kanvas.

“Selain ꧌ꦩꦼꦭꦸꦏꦶꦱ꧀꧍ melukis bersama dalam satu kanvas, masing masing pelukis akan membuat satu karya lukis tentang Ampel. Semua ꧌ꦲꦱꦶꦭ꧀ꦭꦸꦏꦶꦱꦤ꧀꧍ hasil lukisan ini akan dipamerkan di acara pembukaan ꧌ꦥ꦳ꦺꦱ꧀ꦠꦶꦮ꦳ꦭ꧀ꦏꦸꦭꦶꦤꦺꦂꦄꦩ꧀ꦥꦺꦭ꧀꧍ Festival Kuliner Ampel Denta pada 8 Agustus dan akan berlangsung hingga 10 Agustus 2025”, jelas GM Quds Royal Hotel, Pungky Kusuma.

꧌ꦏꦼꦠꦼꦂꦭꦶꦧꦠꦤ꧀꧍ Keterlibatan pelukis Jogja ini sebagai wujud kebersamaan dalam rangka membedah jejak peradaban Ampel Denta.

“Melalui kegiatan melukis ꧌ꦏꦮꦱꦤ꧀꧍  kawasan Ampel menjadi media pembelajaran tentang sejarah dan peradaban Ampel Denta”, tambah Nanang Purwono selaku ketua ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, yang berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan ini.

Selain berkolaborasi dengan tiga pilar di wilayah kelurahan Ampel, seniman Yogyakarta, kegiatan ini juga ꧌ꦝꦶꦝꦸꦏꦸꦁ꧍ didukung oleh Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, ꧌ꦎꦭꦃꦫꦒ꧍ Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya.

Pada Selasa sore (8/7/25) tim penyelenggara bertemu Kepala Dinas Kebudayaan, ꧌ꦏꦼꦥꦼꦩꦸꦝꦄꦤ꧀꧍ Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata, Hidayat Syah, di ruang kerjanya di gedung Siola jalan Tunjungan Surabaya.

Hidayat Syah ꧌ꦩꦼꦔꦥꦿꦺꦱꦶꦪꦱꦶ꧍ mengapresiasi upaya baik ini dan siap mendukung penyelenggaraan dalam rangka memperingati HUT ke 80 Kemerdekaan Republik Indonesia, yang sekaligus mengangkat potensi Ampel sebagai kawasan ꧌ꦮꦶꦱꦠꦫꦺꦭꦶꦒꦶ꧍ wisata religi Ampel.

“Kami ꧌ꦝꦶꦧꦼꦫꦶ꧍  diberi softcopy flyernya agar bisa kami sertakan dalam agenda Pemkot Surabaya dalam peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia”, kata Hidayat Syah saat ꧌ꦩꦼꦤꦼꦫꦶꦩ꧍ menerima Audiensi tim.

Kolaborasi adalah ꧌ꦏꦸꦚ꧀ꦕꦶ꧍  kunci demi kebaikan kota Surabaya. Sementara Ampel adalah potensi yang bisa menjadi alat ꧌ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦔꦸꦤꦤ꧀꧍ pembangunan Surabaya di sektor pariwisata, perdagangan dan budaya. Melacak Jejak Peradaban Ampel Denta menjadi peluang untuk lebih ꧌ꦩꦼꦩ꧀ꦧꦸꦏ꧍ membuka peradaban Ampel.

“Melalui lomba sketsa Masjid dan Gapura Ampel, ꧌ꦏꦶꦠꦧꦼꦭꦗꦂ꧍ kita belajar bersama peradaban Ampel”, pungkas Nanang (PAR/tim).