Sejarah
Rajapatni.com: SURABAYA – Sumpah Palapa, yang merupakan ikrar Mahapatih Gajah Mada untuk mempersatukan wilayah Nusantara di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, adalah sebuah nilai khas bangsa Indonesia, yang mencerminkan patriotisme dan persatuan, serta simbol tekad dan pengorbanan demi tujuan besar. Singkatnya Sumpah Palapa identik dengan Majapahit.
Sedangkan Wilayah Nusantara, yang identik dengan tanah dan air, menggambarkan kesatuan wilayah geografis Indonesia yang terdiri dari daratan (tanah) dan perairan/Lautan (air).
Secara tradisional darat dan air ini dapat dilambangkan sebagai Lingga Yoni. Darat dapat dilambangkan sebagai Lingga (maskulin) dan air sebagai Yoni (feminin), dimana keduanya melambangkan kesatuan dan penciptaan kehidupan serta keseimbangan alam semesta dalam konteks ajaran Hindu.
Konsep ini juga dikenal dalam konsep Hindu Bali sebagai Nyegara Gunung, yang menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara unsur gunung (darat) dan laut (air) untuk menciptakan kemakmuran dan kesuburan.
Makna Lingga Yoni ini kiranya perlu mendapat tempat pada sebuah wahana edukasi dalam upaya mengenal Majapahit. Kita tahu bahwa bentuk Lingga Yoni adalah sebuah pasangan simbol batu, yang terdiri dari lingga (berbentuk tiang) sebagai simbol energi maskulin (Dewa Siwa) dan yoni (berbentuk seperti vulva) sebagai simbol energi feminin (Dewi Parwati).
Dalam Pemajuannya, Lingga Yoni telah disimbolkan dalam konstruksi Tugu Pahlawan di Surabaya dan Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.
Dalam Wahana edukasi itu, sebuah tiang bendera pun, yang menjadi fokus pengibaran bendera, dapat diciptakan untuk melambangkan lingga Yoni. Tiang bendera, yang menjadi sarana pengibaran bendera, akan menjadi fokus ratusan pasang mata dalam sebuah upacara.

Tiang bendera, sebagai simbolisasi lingga Yoni, pada hari hari tertentu menjadi tempat berkibarnya bendera Merah Putih. Ini sesuai dengan aturan sebagaimana tertulis dalam UU no 24 tahun 2009.
Sedangkan pada hari hari biasa bisa menjadi berkibarnya bendera Majapahit yang bermotif strip strip Merah dan Putih sebagai dekoratif yang edukatif sejauh tidak bertentangan (bertabrakan ) dengan saatnya pengibaran bendera negara, sehingga tiang bendera yang bermakna Lingga-Yoni itu menjadi media informasi yang edukatif akan makna dan simbol Lingga-Yoni-Majapahit-Indonesia.
Karenanya secara fisik, desain tiang bendera ini harus memperlihatkan bentuk Lingga Yoni nya.
Lingga-Yoni melambangkan penyatuan energi maskulin dan feminin, yang menciptakan dan melahirkan alam semesta, mewakili Dewa Siwa (lingga) dan Dewi Parwati (yoni) dalam agama Hindu, serta menjadi simbol kesuburan dan siklus kehidupan yang abadi.
Perwujudan lingga-yoni secara umum adalah lingga berbentuk tiang dan yoni berbentuk persegi dengan lubang ditengahnya, yang secara simbolis mewakili penyatuan energi maskulin (Siwa) dan feminin (Parwati) untuk menciptakan kesuburan dan keberlanjutan alam semesta.
Meskipun di Indonesia yoni umumnya berbentuk persegi, sementara bentuk asli dari India adalah bundar, namun penyatuan lingga Yoni adalah keseimbangan alam.
Apalagi simbol keseimbangan alam ini dimaksudkan untuk menopang berkibarnya bendera bangsa Indonesia Merah-Putih dan bendera kebesaran Majapahit, yang berupa garis garis Merah dan Putih.
Maka Jayalah Bangsa Nusantara pada keseimbangan alam Lingga Yoni. (PAR/nng)