Aksara
Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌ꦤꦩ ꦄꦱꦶꦁ꧍Nama asing, yang tertanda pada prasasti Masjid Kemayoran, adalah Van Willem Bartholomeus Wardenaar.
Jangan salah, nama boleh asing, tapi darah dan dagingnya bersumber dari darah seorang ꧌ꦮꦤꦶꦠꦗꦮ꧍ wanita Jawa. Ibu dari Van Willem Bartholomeus Wardenaar (1785–1869) adalah wanita Jawa. Wardenaar pun ꧌ꦥꦟ꧀ꦝꦻ꧍ pandai bicara bahasa Jawa, yang diduga termasuk menulis dalam aksara Jawa.
Cendekia Pandai ꧌ꦧꦲꦱꦗꦮ꧍ Bahasa Jawa
Wardenaar juga ꧌ꦱꦼꦎꦫꦁ꧍ seorang cendekia, jika dilihat dari titelnya Insinyur (Ir). Ir. Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar adalah nama lengkapnya dan ia seorang Kapten, surveyor ꧌ꦩꦶꦭꦶꦠꦺꦂ꧍ militer (kelak Mayor), yang diperintah oleh Thomas Stamford Raffles, Letnan Gubernur Jawa (1811-1816) pada tanggal 22 Agustus 1815 untuk membuat peta ꧌ꦠꦿꦺꦴꦮꦸꦭꦤ꧀꧍ Trowulan.
Dikutip dari sumber Oud Soerabaia bahwa aktivitasnya merupakan penelitian tentang ꧌ꦩꦙꦥꦲꦶꦠ꧀꧍ Majapahit, yang tergolong kali pertama. Ia membuat peta Trowulan dan mendokumentasi ꧌ꦧꦼꦧꦼꦫꦥ꧍ beberapa reruntuhan monumen di sekitar Trowulan dalam bentuk ilustrasi gambar cat air.
Peta hasil penelitian Wardenaar juga memuat uraian ꧌ꦱꦔ꧀ꦏꦠ꧀꧍ singkat tentang beberapa sketsa gambar tentang bangunan yang dijumpainya. Dari hasil survei itu, ia menggambar ꧌꧇꧒꧖꧇꧍ 26 unit rumah di kawasan sekitar kedaton. Hal ini mengindikasikan bahwa populasi penduduk, yang tinggal di kawasan bekas kedaton Majapahit pada tahun 1815, masih sangat kecil dibandingkan dengan luasnya area ꧌ꦲꦸꦠꦤ꧀꧍ hutan dan semak belukar di sekitarnya.
Meski banyak hasil ꧌ꦥꦼꦤꦼꦭꦶꦠꦶꦪꦤ꧀꧍ penelitian Wardenaar di Trowulan dan bahkan di Surabaya, Raffles tidak memasukkan hasil ꧌ꦱꦸꦂꦮ꦳ꦺꦪ꧀꧍ survei dan laporan Wardenaar mengenai Majapahit dalam bukunya: History of Java (1817).
Meski tidak muncul jejak karyanya dalam buku terkenal History of Jawa, namun Prasasti ꧌ꦩꦯ꧀ꦗꦶꦢ꧀꧍ Masjid Kemayoran meninggalkan jejaknya yang sangat otentik tentang Surabaya (d/h Surapringga). Yaitu sebuah prasasti yang menuliskan namanya dalam Aksara Jawa.
Siapa Penulis Prasasti?
Siapa yang menulis ꧌ꦉꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍12aksara Jawa itu? Ir. Johannes (Van) Willem Bartholomeus wardenaar adalah seorang cendekiawan, yang pandai berbahasa Jawa karena beribu Jawa. ꧌ꦝꦥꦠ꧀꧍ Dapat diduga pula kepandaiannya dalam berbahasa Jawa juga mengantarkannya pandai menulis aksara Jawa.
Kedekatan dengan budaya Jawa sudah mendarah daging karena dia ꧌ꦱꦼꦟ꧀ꦝꦶꦫꦶ꧍ sendiri berdarah Jawa. Jika memperhatikan isi prasasti Masjid Kemayoran yang ꧌ꦱꦶꦔ꧀ꦏꦠ꧀꧍ singkat, padat dan lugas adalah ciri ciri orang exact.
Orang, yang “exact”, memang ꧌ꦩꦼꦩꦶꦭꦶꦏꦶ꧍ memiliki ciri-ciri lugas (langsung dan jelas), padat (ringkas dan tidak bertele-tele), serta ꧌ꦠꦼꦒꦱ꧀꧍ tegas (memiliki pendirian yang kuat dan tidak mudah goyah). Ciri-ciri ini membantu mereka berkomunikasi secara ꧌ꦌꦥ꦳ꦺꦏ꧀ꦠꦶꦥ꦳꧀꧍ efektif, mempertahankan sudut pandang, mengambil keputusan dengan jelas, serta tetap menghormati orang lain. Itulah kira kira gambaran ꧌ꦱꦶꦥ꦳ꦠ꧀꧍ sifat Wardenaar.
Karenanya ꧌ꦮꦴꦂꦞꦼꦤꦴꦂ꧍ Wardenaar, yang berprofesi sebagai surveyor lulusan Akademi Angkatan Laut (1806) di Semarang, mendapat tugas dari Thomas Stamford Raffles, Letnan ꧌ꦒꦸꦧꦼꦂꦟꦸꦂ꧍ Gubernur Jawa (1811-1816) untuk melakukan survey.
Melihat latar belakang Wardenaar, siapa cendekia yang bisa menulis prasasti atau piagam agar dapat dimengerti dengan mudah oleh khalayak banyak. ꧌ꦥꦿꦯꦱ꧀ꦠꦶ꧍ Prasasti Masjid Kemayoran hanya berisi tiga kalimat. Pertama tentang pemberian Masjid ꧌ꦏꦼꦥꦝ꧍ kepada umat Islam. Kedua tentang 3 pendiri masjid Kemayoran. Ketiga tentang tahun pembuatan, bahan prasasti dan pembangun (arsitek).
Sebagai seorang arsitek, Ir. Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar diduga sekaligus yang ꧌ꦩꦼꦫꦚ꧀ꦕꦁ꧍ merancang desain Masjid Kemayoran. (PAR/nng)