Rajapatni.com: Surabaya (25/6/24) – Sebuah buku yang berjudul “Berlage Indische Reis, Berlage di Nusantara” segera diluncurkan di kota Amsterdam pada 27 Juni 2024. Buku ini ditulis untuk menandai 100 tahun kedatangan ꦄꦂꦱꦶꦠꦺꦏ꧀ arsitek bernama HP Berlage ke Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada 1923. Buku ini merupakan narasi baru dari kisah kolonial yang terlupakan.
Ketika ke Hindia Belanda (Indonesia), ꦯꦸꦫꦨꦪ Surabaya adalah salah satu kota yang sempat dikunjungi Berlage tepatnya pada Mei 1923. Di kota ini memang terdapat karya Berlage yang monumental. Yaitu gedung modern di eranya yang membuka lembar abad ke 20. Sebuah gedung asuransi jiwa yang aslinya bernama De Algemeene Maatschappij van Levensverzekering en Lijfrente te Amsterdam. Secara lokal gedung ini disebut gedung Singa karena di depan gedung ada sepasang patung singa.

“The ‘lions’ were originally in grey ‘hardsteen’ or Belgian bluestone. Unpainted. I am researching the (building) history of Gedung Singa, the relation between Berlage and De Algemeene and this commission (including Mendes da Costa and Toorop)”, tulis Petra Timmer, editor buku, yang dikutip dari komentarnya pada akun Facebook Emile Leushuis, salah satu tim ꦥꦼꦤꦸꦭꦶꦱ꧀ꦧꦸꦏꦸ penulis buku.
Pesan Petra adalah bahwa ꦥꦠꦸꦁ patung singa aslinya berwarna natural abu abu pada batu asal Belgia. Tidak dicat. Petra meneliti sejarah gedung Singa, hubungan antara Berlage dan kantor Algemene serta komisioner (termasuk Mendes da Costa and Toorop).
Sementara Emile Leushuis sendiri datang berkunjung ke Kota Lama Surabaya pada Minggu (23/6/24) untuk melihat langsung hasil dari revitalisasi. Emile juga seorang tour operator di Belanda yang sering membawa tamu tamunya ke Indonesia dalam rangka jelajah kota kota ꦥꦸꦱꦏ pusaka.

Sedangkan Nanang Purwono (penulis media ini), yang juga tim penulis buku Berlage di Nusantara, mendampingi Emile sambil membawa buku “Berlage di Nusantara” dengan maksud menyandingkan buku tersebut dengan gedung yang menjadi fokus penulisan buku. Yakni sebagai upaya bersama pelestarian gedung monumental ini serta untuk menyambut ꦥꦼꦭꦸꦚ꧀ꦕꦸꦫꦤ꧀ peluncuran buku di Amsterdam pada 27 Juni 2024.
Tanggal 27 Juni 2024 sendiri adalah tanggal yang menjadi rangkaian peresmian Kota Lama Surabaya.
“Gedung Singa adalah bagian dari Kota Lama Surabaya. Di Surabaya ada peresmian Kota Lama. Di Amsterdam ada peluncuran buku Berlage di Nusantara”, kata Nanang.
ꦒꦼꦣꦸꦁꦱꦶꦔ Gedung Singa, yang berdiri di jalan Jembatan Merah dan menghadap ke sungai Kalimas ini, adalah satu satunya gedung di jalan arteri Jembatan Merah yang kosong. Gedung ini milik BUMN PT Jiwasraya, yang telah diserahkan ke PT IG Live. Gedung ini pada tahun 2021 pernah dilelang secara umum dengan nilai 12 milyar. Namun berhenti. Menurut beberapa orang yang bisa menaksir nilai bahwa itu termasuk sangat murah untuk bangunan bersejarah yang berada di kawasan bersejarah yang berada di tepi jalan utama.
Pada tahun ini (2024) gedung ini kembali ditawarkan untuk dijual. ꦱꦶꦪꦥꦩꦻꦴ Siapa mau? (tim)
I am very happy to know that Gedung Singa’s front is now being restored to its original state. Good work Nanang, you were an important driver in this development! I will tell about Gedung Singa and its present state at the Berlage di Nusantara book launch June 27.
I hope that a new owner will give the building a future-proof and for many people accessible new function. And that the interior will be restored as well! It still is in its authentic 1901 Berlagian state, but neglected. I am sure: restoring Gedung Singa, including its original interior, will give the building an added value, for Surabaya, its people and its visitors.