Pallawa dan Sansekerta Jejak Peradaban India di Nusantara. Meregenerasi Yang Lama Untuk Kemajuan Bersama 

Aksara Bahasa

Rajapatni.com: SURABAYA – Memajukan hubungan budaya antar bangsa untuk pembangunan masa depan bersama adalah langkah bijak. Selain untuk memperkuat identitas bangsa, juga sekaligus sebagai upaya menjalin kerukunan antar bangsa di dunia yang semakin global.

Indonesia (Nusantara) dan India pernah memiliki pengalaman hubungan sejarah dan budaya. Bukti keberadaan ikatan budaya itu masih ada dan terasa di bumi Nusantara, yang dikenal sebagai Indonesia. Kehadiran bangsa India di Nusantara ditandai dengan kepercayaan Hindu dan Budha pada abad 5. Jejaknya ada di Kutai dengan adanya prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai. Prasasti ini tertulis dalam aksara Pallawa dalam bahasa Sansekerta. Prasasti dari era sezaman adalah Prasasti Citerem dari Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Prasasti ini juga ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Hingga sekarang di abad 21, bahasa Sansekerta asal India masih menjadi bahasa, yang tidak asing lagi di Indonesia. Bahasa Sansekerta adalah salah satu sumber bahasa serapan yang masih digunakan. Misalnya nama nama Forkopimda Jawa Timur diambil dari bahasa Sansekerta: Adhyaksa (Kejaksaan Tinggi), Bhirawa Anoraga (Kodam V Brawijaya), Bhayangkara (Polda Jatim) dan Jalesveva Jayamahe (Koarmatim). Bahkan di kota Surabaya terdapat sebuah arca yang dikenal dengan nama Joko Dolog tertulis dalam Aksara Kawi dan dalam bahasa Sansekerta.

Arca Joko Dolog dengan prasasti Wurare yang beraksara Kawi dan bahasa Sansekerta. Foto: ist

Dalam hal keagamaan, mantra mantra serta doa doa dalam keyakinan tertentu juga masih dipanjatkan dalam bahasa Sansekerta. Semua itu menunjukkan pernah adanya hubungan antara masyarakat Nusantara dengan India.

Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty yang didampingi oleh Konsul Kehormatan India di Surabaya Manoj Bhat menerima cindera mata kelender beraksara Jawa dari Ita Surojoyo, pendiri Puri Aksara Rajapatni. Foto: par

Duta Besar India untuk Indonesia, Sandeep Chakravorty, dalam sebuah kunjungan kerjanya ke Surabaya pada bulan Mei 2025 sempat bertemu dengan komunitas aksara Jawa, Puri Aksara Rajapatni, dan menyampaikan harapan untuk membuka kelas bahasa Sansekerta.

Belum lama ini dalam acara budaya di Surabaya untuk memperingati Prasasti Wurare pada 21 November 1289, yang keberadaannya ada di bagian lapik Arca Joko Dolog, yang berada di Taman Apsari Surabaya, membedah isi prasasti Wurare yang ditulis dalam aksara Jawa Kuna (Kawi) dan berbahasa Sansekerta.

Potongan prasasti Wurare di arca Joko Dolog. Foto: nng

Fakta Arca Joko Dolog itu menunjukkan bahwa di Surabaya ada untaian Kalimat yang berjumlah 19 baris dalam bahasa Sansekerta. Acara budaya yang bernama “Amenangi Wurare” itu, memang dalam upaya memperkenalkan artefak bersejarah dari abad 13, kepada masyarakat umum Surabaya.

Kegiatan budaya ini sungguh relevan dengan upaya pemerintah RI dalam membina dan mempererat hubungan kebudayaan dengan pemerintah India. Memasuki tahun 2025, Presiden Indonesia Prabowo Subianto melakukan kunjungan kenegaraan dan menghadiri Upacara Perayaan Hari Republik India di bulan Januari 2025 sebagai chief guest.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon di bulan November 2024 juga bertemu dengan Menteri Kebudayaan India, Gajendra Singh Shekhawat, di Momen G20 Brazil, yang menghasilkan penguatan hubungan Kebudayaan.

Lalu dilanjutkan dengan pembicaraan dengan pemerintah India ketika mendampingi Prabowo pada Januari 2025 yang mengupayakan Repatriasi Prasasti Pucangan asal Jawa Timur.

Fakta fakta tentang artefak ini terkait dengan tidak lepas dari aksara dan bahasa, yang sudah lama menjadi ikatan India dan Indonesia.

Ikatan ini akan semakin langgeng dengan adanya penguatan di bidang media, yang juga sudah menjadi kerjasama antara kedua negara. Voice of Tomorrow dan India News Desk telah menjadi jembatan bagi jurnalis muda untuk dapat lebih memperkuat hubungan kedua negara, salah satunya di bidang budaya. Bidang budaya adalah alat pembangunan suatu bangsa. Menurut Konsul Kehormatan India di Surabaya, Manoj Bhat, bahwa jika budaya Nusantara menghiasi dunia, maka dunia akan terasa indah. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *