Wieteke Van Dort, Penyanyi Belanda Mampu Ciptakan Karya Seni Berdasarkan Keindahan Alam Indonesia.

Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Jawa Timur memiliki luas wilayah 47.963 kilometer persegi. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur tahun 2021, luas area Suaka Alam dan Pelestarian Alam (Sanctuary Reserve and Nature Conservation Area) mencapai 231 874,18 hektar.

Suaka Alam dan Pelestarian Alam dikenal memiliki potensi besar sebagai objek edukasi. Kawasan ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat perlindungan keanekaragaman hayati, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan dan penelitian.

Misalnya, kebun raya, taman nasional, dan pusat konservasi menjadi tempat belajar bagi siswa dan peneliti. Selain itu, keanekaragaman hayati menjadi sumber data untuk penelitian ilmiah, seperti studi tentang ekologi, biologi, dan perilaku spesies.

Keindahan alam Indonesia menginspirasi penyanyi Belanda Wieteke Van Dort. Foto: nng

Surabaya memiliki kawasan konservasi yang berfungsi sebagai Suaka Alam dan Pelestarian Alam, meskipun tidak sebanyak di daerah lain. Salah satu contohnya adalah Ekowisata Mangrove Gunung Anyar.

Ekowisata Mangrove Gunung Anyar Surabaya menawarkan kegiatan edukasi wisata tentang pelestarian mangrove dan pentingnya ekosistem mangrove bagi lingkungan. Pengunjung dapat belajar mengenai peran mangrove dalam menjaga kelestarian lingkungan, serta dampak positifnya bagi ekosistem.

Selain itu, terdapat juga kegiatan seperti menanam mangrove dan menjelajahi hutan mangrove melalui jalur tracking atau perahu. Di tempat ini juga dapat diamati migrasi kawanan burung pada bulan bulan tertentu.

Puri Aksara Rajapatni pernah menggagas tarian, yang disesuaikan dengan alam Mangrove. Yaitu tarian burung, yang bisa dijadikan dan menunjang paket wisata alam ketika musim migrasi burung.

Burung migran ini berduyun duyun dari wilayah dingin Utara Eropa-Asia yang transit ke Indonesia melewati Surabaya dalam perjalanan menuju Australia. Tarian burung yang bersifat indigenous ini sebagaimana bangsa Indian Amerika (first nation), yang menjadikan alam sebagai inspirasi lahirnya seni budaya.

Karenanya di First Nation (Indian Amerika) terdapat tarian Hujan, tarian angin, tarian burung dan lain lain. Mereka menjadikan alam (tanah dan air) sebagai ibu. Seperti di Indonesia yang mengatakan ibu Pertiwi. “Ibu Pertiwi” adalah personifikasi nasional Indonesia, yang melambangkan tanah air, tempat kelahiran dan kehidupan bangsa Indonesia.

Dengan kreasi seni berdasarkan alam Pertiwi adalah puji keindahan negeri. Beberapa lagu Indonesia, yang memuji keindahan alam, antara lain adalah “Rayuan Pulau Kelapa”, “Tanah Airku”, dan “Indonesia Pusaka”.

Wieteke Van Dort memuji keindahan alam Indonesia melalui lagu lagu ciptaannya. Foto: ist

Bahkan penyanyi Belanda kelahiran Surabaya, Wieteke Van Dort, menciptakan lagu lagu yang memuji keindahan Nusantara. Diantaranya adalah “Geef Mij Maar Nasi Goreng”, “Hallo Bandoeng”, “Weerzien Met Indië”, “Sarina”, “Ajoen Ajoen”, “Terug Naar Soerabaja”, “Afscheid Van Indie” dan masih banyak lagi lainnya. Bahwa melalui lagu (hasil kreasi seni budaya) bisa menjadi bahan pembelajaran.

Maka dengan pengelolaan yang tepat, Suaka Alam dan Pelestarian Alam dapat menjadi sarana efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi alam.

Kenang kenangan dari Wieteke van Dort untuk penulis. Foto: nng

Jika para pendahulu mampu menciptakan karya karya seni, yang terinspirasi oleh keindahan alam Indonesia, tentunya di era sekarang masih ada orang orang yang mampu menciptakan seperti itu sebagai wujud cinta negeri dan berbagi keindahan negeri kepada sesama. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *