Serat Baron Sakendher, Cerita Rakyat Eropa Versi Jawa.

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Ada cerita rakyat Eropa, yang ditulis dalam aksara Jawa dan menjadi bagian dari babad tanah Jawi. Cerita itu adalah tentang Baron Sakendher.

Cerita ini menceritakan petualangan Baron Sakendher, yang berjuang untuk melindungi kerajaan Spanyol dan menyelamatkan seorang putri. Dalam perjalanannya, ia menghadapi berbagai tantangan, termasuk perang dengan raja-raja lain, hingga akhirnya berhasil mengalahkan musuh-musuhnya.

Karena nilai itulah cerita ini terintegrasi dengan cerita silsilah Jawa yang monumental dan diyakini oleh masyarakat Jawa sebagai sarana penataan budaya.

Dasar ceritanya adalah cerita rakyat Eropa (Spanyol) yang nilainya patut menjadi panutan masyarakat Jawa. Dari hasil penelitian tentang naskah Serat Baron Sakendher (SBS) ini diperoleh poin bahwa ada enam fragmen naskah yang memuat cerita SBS. Empat di antaranya masuk dalam bingkai besar Babad Tanah Jawi, satu di Babad Selahardi, dan satu di Pakem Ringgit. Serat ini ditulis (dalam aksara Jawa) pada pasca perang Jawa (Diponegoro) 1830.

Serat Babad Sakendher dalam versi beraksara Jawa dan terjemahan. Foto: mir

Selanjutnya cerita klasik Jawa ini dialih-aksarakan dan diterjemahankan. Jadilah Baron Sakendher sebagai cerita rakyat Spanyol versi Jawa. Ceritanya dikaitkan dengan sejarah Jawa (Mataram) dan kedatangan bangsa Belanda di Batavia. Alih aksara dan terjemahannya dikerjakan secara ilmiah, dengan menyertakan catatan kaki dan menyebutkan sumber rujukan. Walaupun cerita ini adalah saduran dari Spanyol, yang disampaikan dalam cerita adalah etika, adat-istiadat dan budaya Jawa, sehingga mengesankan cerita yang sedang dibaca adalah cerita Jawa.

Di era kolonial, cerita rakyat Spanyol versi Jawa, yang ditulis dengan aksara Jawa ini, menunjukkan kekuatan diplomasi aksara Jawa sebagai literasi yang sudah dikenal secara internasional. Bukti lain keberadaan aksara Jawa sebagai literasi yang dikenal secara internasional adalah penulisan aksara Jawa oleh Raden Saleh di kota kecil Maxen, Jerman.

Belum lagi naskah naskah kuno beraksara Jawa, yang dibawa Mackenzie di bawah Gubernur Jendral Raffles pada awal abad 19 dan kemudian dijual ke The British Library, yang hingga sekarang menjadi koleksi perpustakaan Nasional Inggris.

Melalui literasi tulis itu setidaknya leluhur bangsa Jawa (Nusantara) mampu merekam peristiwa yang bisa diteruskan ke generasi berikutnya. Ini menunjukkan bahwa leluhur Nusantara adalah bangsa yang cerdas dan beradab.

Kembali ke kisah Baron Sakendher bahwa cerita ini mengajarkan nilai-nilai positif seperti keberanian, kerendahan hati, kebaikan hati, dan pentingnya menjaga kehormatan dan persatuan. Selain itu, cerita ini juga memberikan pesan tentang pentingnya berbuat baik agar menjadi contoh bagi orang lain di sekitar kita. (PAR/nng)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *