Sejarah Dan Budaya Bersama Indonesia dan India Modal Kerjasama Mutual.

Sejarah Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Voices of Tomorrow, yang diinisiasi oleh India News Desk bersama Kedutaan Besar India untuk Indonesia, digadang menjadi jembatan arus pertukaran informasi melalui media jurnalistik. Sekitar 200 jurnalis dari berbagai media di tanah air mengikuti program pelatihan, yang bertujuan menambah kapasitas jurnalis dalam menyampaikan informasi dengan integritas tinggi dan memahami konteks global, khususnya hubungan strategis Indonesia – India.

Pada Januari 2025 dalam Peringatan Hari Kemerdekaan India, pemerintah India dan Indonesia menandatangani beberapa kerjasama. Melalui pelatihan inilah, jurnalis muda sebagai peserta pelatihan diharapkan bisa semakin mempererat kerjasama bilateral antara kedua negara dengan saling menukar informasi dan memberitakan.

Sebagaimana diketahui bahwa hubungan kedua negara di bidang budaya secara faktual telah terjalin sejak ribuan tahun lalu. Jejak hubungan itu masih bisa dikenali hingga sekarang, baik di bidang keagamaan maupun bidang kebudayaan serta linguistik.

Salah satu bukti adalah prasasti Yupa. Prasasti Yupa adalah bukti nyata hubungan kedua negara melalui literasi aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta serta keagamaan.

Prasasti Yupa ditemukan di Muara Kaman, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur dari abad ke-4 Masehi. Abad ke-4 adalah era Kutai Kartanegara dengan Raja Mulawarman.

Prasasti dari abad ke 4 ini menjadi titik awal sejarah tertulis di Nusantara. Ditulis dalam aksara Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Kedua Object itu berasal dari budaya India.

Dikutip dari kompas.com bahwa menurut Titi Surti Nastiti, Peneliti Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah (PR APS) BRIN, Yupa berisi catatan persembahan emas dan 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

Jika kedua negara ini memiliki latar belakang sejarah yang sama, lantas dari sejarah bersama ini akan memberi manfaat apa bagi kedua negara.

Tentunya akan bisa memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara, khususnya bagi Indonesia, adalah perkembangan budaya dan identitas bangsa Indonesia.

Sementara jika dikaitkan dengan pelatihan jurnalistik dalam skema Voices of Tomorrow, akan ada kontribusi apa? Setidaknya Jurnalis muda, setelah pelatihan ini, dapat menggali dan menyebarkan informasi ini melalui berbagai media, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memperkuat hubungan kedua negara.

Tujuh buah tonggak batu prasasti Yupa dengan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta. Foto: ist

Yupa dengan aksara Pallawa dan bahasa Sansekerta adalah bukti sejarah bersama, yang menunjukkan adanya hubungan antara Kerajaan Kutai (di Kalimantan Timur, Indonesia) dan India, khususnya terkait penyebaran agama Hindu dan penggunaan bahasa (Sansekerta) serta aksara India (Pallawa).

Bagi kedua negara, ini bisa menjadi dasar untuk mempererat hubungan diplomatik dan budaya, serta memperkaya pemahaman sejarah dan identitas masing-masing.

Tentu saja bukti artefak ini tidak cukup ditulis jurnalis, tetapi bisa dijadikan modal dasar penelitian yang lebih komprehensif dan ilmiah oleh kedua negara, yang hasil hasilnya menjadi running asset yang berkelanjutan.

Candi Prambanan dengan sifat Hindu. Foto: ist

Tidak dipungkiri bahwa cerita cerita asal India seperti Ramayana dan Mahabarata sudah menjadi bagian dari cerita rakyat, yang melekat dengan tradisi pewayangan Jawa. Banyak pula nama nama orang Indonesia yang menggunakan bahasa Sansekerta asal India. Ada nama Rama, Shinta, Laksmi, Nindya dan masih banyak lagi. Hingga sekarang bahasa Sansekerta masih menjadi bahasa yang akrab dengan masyarakat Jawa tapi bersifat pasif.

Dengan jurnalis jurnalis muda yang berkapasitas, maka akan lahir kerjasama kerjasama lainnya antara India dan Indonesia sesuai perkembangan zaman. Misalnya kerjasama di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *