Rajapatni Temukan Titik Posisi Asal Prasasti Masjid Kemayoran.

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Melihat prasasti Masjid Kemayoran (Raudhatul Musyawarah) Surabaya selalu terbesit pertanyaan “dimanakah posisi asal prasasti itu? Setiap kali masuk ke dalam masjid selalu mencoba mencari jejaknya sesuai logika konstruksi masjid. Kesekian kali itu pula tidak menemukan petunjuk jelas.

Prasasti masjid Kemayoran di ruang dalam. Foto:nng

Berdasarkan penanggalan, yang tertulis pada prasasti masjid 1772-1772 Saka (Tahun Jawa) yang relevan dengan 1848-1853 Masehi, maka prasasti itu dibuat bersamaan dengan pembuatan masjid. Karena sebagai penanda pembangunan, logikanya prasasti itu dipasang di tempat yang mudah dilihat. Tapi dimanakah?

A Hermas Thony, tokoh penggerak budaya Surabaya dan inisiator Raperda Pemajuan Kebudayaan melihat keberadaan prasasti di masjid Kemayoran. Foto: nng

Sempat mengamati bagian bagian fisik masjid, misalnya di dinding dinding, di bagian pintu tengah yang mengarah ke dalam ruang segi delapan. Di bagian pintu masuk dimana di sana sudah berhias marmer beraksara Arab.

Dari ruang bersisi delapan (ruang utama), lantas mundur ke ruang timur, yang dibangun pada tahun 1935 (ada penanda pembangunan pada gawel bangunan), namun tidak menemukan letak yang secara logika dan jejak yang masuk akal.

Ketika bertemu pengurus masjid, Abu Choiri, disampaikan bahwa prasasti itu ditemukan di sebuah gudang di lingkungan masjid. Pernyataan Abu Choiri ini dipertegas oleh sejarawan NU, Gus Udin, bahwa ketika dijumpai kali pertama dikabarkan bahwa posisinya ditemukan di antara tumpukan barang di dalam gudang. Ketika dicabut ternyata berisi tulisan dalam aksara Jawa.

“Luk, tulisan Jawa”, katanya ketika ditemui di sebuah kedai kopi di Kawatan.

Dari pernyataan Abu Choiri dan Gus Udin, rasa ingin tahu semakin memuncak. Cek fisik dilakukan lagi untuk mencari jawaban yang logis secara arsitektural. Logikanya sebuah prasasti penting pasti ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat umat Islam yang datang beribadah.

Lagi lagi secara fisik dan arsitektur belum mendapat gambaran yang logis dimana prasasti itu awalnya bertempat.

 

Sumber kitlv.nl

Upaya mencari jejak lokasi hingga browsing pada laman kitlv.nl, yang mengoleksi foto foto Surabaya pada masa kolonial. Dengan melacak melalui kata kunci “massigit soerabaja”, maka muncullah foto foto masjid Kemayoran.

Masjid kemayoran dan alun alun Surapringga. Foto: kitlv.nl

Banyak foto di laman kitlv. Banyaknya foto foto ini menggambarkan betapa pentingnya masjid yang berdiri di Negari Surapringga (Surabaya) ini. Masjid ini terhitung sebagai masjid negara (pemerintah) yang letaknya di alun alun Surapringga, yang di sisi Timurnya ada rumah Bupati Surapringga yang sekarang menjadi Kantor Pos.

Tampak pintu masuk tanpa kanopi ya g di atasnya terdapat benda persegi panjang yang diduga kuat prasasti Masjid Kemayoran. Foto: kitlv.nl

Dari beberapa foto mulai dari yang pada bagian depan (pintu masuk) ke dalam ruang utama (ruang sisi delapan) dengan kanopi dan yang belum ada kanopinya, terlihat ada plat persegi panjang pada bagian atas pintu.

Pintu masuk dengan kanopi ya g bagian prasasti masih kelihatan. Foto: kitlv.nl
Pengurus masjid sebelum masjid diperluas. Foto: repro

Ukuran panjangnya hampir dua meter, yang dibandingkan dengan lebar pintu masuk dan juga dibandingkan dengan sosok orang yang berdiri di depan masjid. Begitupun dengan lebar bidang prasasti, yang sesuai dengan luasan (ukuran prasasti) yang sekarang tertempel di tembok bagian dalam masjid.

Sayang pada foto foto koleksi kitlv ini terlalu gelap karena kontras dengan pencahayaan luar. Sementara plat prasasti berwarna gelap. Sehingga tidak terbaca isi prasastinya. Tapi bentuk dan ukurannya relatif sama dengan apa yang sekarang terpasang di balik dinding masjid yang dibangun pada 1935.

Gawel masjid dengan penanda tahun 1935. Foto: nng

Dari bentuknya dan dari posisinya yang layak sebagai ekspose data penting, maka sangat diduga di situlah (atas pintu masuk) prasasti masjid pernah dipasang.

Karena proyek perluasan masjid setelah 86 tahun pembangunan masjid utama (Soerabaiasche Handelsblad, 1935), maka prasasti itu dilepas.Tampilan pintu masuk lantas disesuaikan dengan desain masjid tahun 1935. Ketika prasasti itu dilepas diduga belum sempat dipasang kembali setelah pembangunan pada 1935 selesai.

Melalui foto foto koleksi kitlv.nl ini secara logis arsitektural posisi prasasti dapat dikenali.

 

Produk Prasasti Masjid

Penggalan aksara bergaris bawah merah adalah bukti yang menyatakan pemberian dari pemerintah yang berkuasa tempo dulu. Foto: nng

Prasasti peresmian masjid adalah sebuah bentuk dokumentasi penting, yang sering kali diletakkan pada saat peresmian masjid baru. Prasasti ini bukan hanya sekedar batu atau papan bertuliskan informasi, melainkan sebuah dokumen yang menghubungkan masyarakat dengan sejarah, budaya dan nilai nilai agama.

Perbandingan bidang persegi panjang dengan lebar pintu dan orang di depannya. Foto: kitlv.nl

Prasasti Peresmian Masjid adalah sebuah dokumen atau batu bertulis, yang ditempatkan pada lokasi masjid tersebut. Biasanya Prasasti ini ditempatkan di area yang mudah dilihat seperti di dinding depan masjid. Prasasti ini mencantumkan informasi penting mengenai masjid, termasuk tanggal peresmian dan nama nama yang berkontribusi dalam pembangunannya.

Bangunan masjid utama dengan bentuk segi delapan. Foto: kitlv.nl

Semua informasi itu memang ada pada prasasti masjid Kemayoran: mulai pihak pihak yang berkontribusi dan untuk siapa masjid dibangun, serta tahun pembangunan.

Akhirnya terjawab sudah teka teki dimana lokasi prasasti ini asalnya. (PAR/nng)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *