Sejarah
Rajapatni.com: SURABAYA – Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo, masih memiliki pandangan yang kuat terkait Rumah Radio di Jalan Mawar 10 Surabaya. Ia menyoroti pentingnya rumah tersebut sebagai saksi bisu perjuangan bangsa, khususnya peristiwa 10 November di Surabaya, dan berharap agar nilai nilai kejuangan di Mawar 10 bisa terus dilestarikan sebagai bekal pembangunan Surabaya di masa kini dan mendatang.
Karenanya Bambang Sulistomo sangat berterima kasih kepada Arek arek Surabaya, yang masih merawat ingatan itu dengan kegiatan dan aksi aksinya. Di antaranya aksi jurnalisme, yang terus mengingatkan untuk menjaga nilai nilai kejuangan yang ada di Mawar 10, meskipun bangunan cagar budayanya sudah tidak ada.
“Cak, matur suwun sanget atas semangatnya untuk menjaga kekuatan spiritual kejuangan, patriotisme, nasionalisme budaya dan peradaban bangsa besar ini….🇲🇨🇲🇨🇲🇨”, tulis Bambang Sulistomo melalui WhatsApp (WA) nya dengan menyertakan emoji bendera merah putih.

Baginya Mawar 10 bukan sekadar bangunan, tetapi merupakan saksi sejarah penting yang merekam perjuangan Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan.
Karenanya hilangnya bangunan rumah dari tahun 1930-an, yang tata ruang dan bangunannya menjadi saksi bisu Bung Tomo ketika bersiaran di dalamnya, adalah kehilangan jejak saksi bisu. Sekarang saksi bisu itu terbungkam yang semakin tidak bisa bicara. Kini lahir Neo pemberontakan untuk bersuara. (Neo “rebellie” is geboren om zich uit te spreken)
Bambang Sulistomo berharap jejak Mawar 10 bisa bangkit dan berbicara kembali melalui reinkarnasi aksi aksi kekinian sebagai penyambung lidah kejuangan. Minimal ada aksi jurnalisme, yang tidak dibatasi oleh ruang. Aksi jurnalisme adalah alat yang bisa mengingatkan dan melawan lupa.
Jurnalisme dalam pidato-pidato Bung Tomo dari rumah tersebut terbukti sangat berpengaruh, mampu membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya dan memicu perlawanan terhadap penjajah.
Jurnalisme suara, atau umum dikenal juga sebagai jurnalisme audio, adalah praktik jurnalistik yang menyampaikan berita dan informasi melalui media audio seperti radio atau platform digital yang menyiarkan konten audio.
Jurnalisme suara menekankan penggunaan suara sebagai medium utama untuk menyampaikan pesan dan narasi dengan tujuan utama untuk menarik dan menginformasikan pesan kepada pendengar. Bung Tomo melakukan itu semua mulai dari jingle “the Tiger Shark” hingga gaya pidato (orasinya) dengan kekhasan intonasi, stressing, dan pitchingnya.
Secara umum Bambang Sulistomo selaku wakil keluarga Bung Tomo berharap agar perjuangan dan semangat yang tercermin dari rumah Mawar 10 tersebut dapat terus dikenang dan menginspirasi generasi muda. (PAR/nng).