Sejarah Budaya
Rajapatni.com: SURABAYA – Kediaman Bupati Surapringga (Surabaya) istimewa bagai sebuah keraton. Ukurannya besar dan memiliki empat teras (menghadap empat mata angin/arah): Utara – Selatan – Timur dan Barat.

Ke arah Barat menghadap ke Alun Alun, ke Selatan menghadap ke Alun Alun, ke Timur menghadap ke sungai Kalimas sebagai sarana transportasi utama dan ke Utara menghadap ke Kota (Stad Van Soerabaia).

Karena memiliki empat teras muka (pintu masuk), maka dapat diduga di tengah tengahnya adalah ruang lobby yang luas, yang menjadi pertemuan empat pintu masuk.

Gedung dengan empat muka ini bisa diamati dari sebuah peta Surabaya tahun 1925. Luasan lahan untuk batas Utara langsung bersinggungan dengan batas lahan gereja Katedral Kepanjen. Batas Barat ada jalan Templestraat, yang kemudian berganti menjadi Jalan Kepanjen. Di selatan gedung ada jalan Regent Straat, yang kemudian menjadi Jalan Kebon Rojo karena rumah Bupati ini dikelilingi oleh taman indah. Sedangkan di Timur ada jalan Aloen Aloen straat, yang kemudian berubah menjadi jalan Pahlawan. Perubahan nama nama jalan itu terjadi pada bulan Maret 1950 ketika Surabaya dipimpin oleh Walikota Doel Arnowo.
Gamelan Laras Pelog

Keistimewaan kediaman Bupati Surabaya ini adalah di sisi Utara gadung terdapat pendopo Jawa, yang dilengkapi dengan seperangkat gamelan laras pelog. Gamelan ini dari hasil pemberian Gubernur Jenderal Hindia Belanda H. W. Daendels kepada Raden Tumenggung Kramajayadirana atau Raden Glundung ketika menjadi Tumenggung Patih Surabaya di era Gubernur Jenderal Daendels (1808-1811).
Kemudian Raden Tumenggung Kromodjoyodirono I diangkat menjadi Bupati Surabaya pertama menurut Resolutie Van Henne Excellentiin de Commissarissen General in Rade (Resolusi Van Henne, Yang Mulia Komisaris Jenderal di Rade), tanggal 07 Januari 1819 No: 6. Raden Tumenggung Kramajayadirana menjabat secara resmi dari 1819 s/d 1825.
Seperangkat gamelan pemberian Gubernur Jenderal H.W.Daendels itu lantas diletakkan di pendopo kabupaten dan ketika lingkungan kediaman Bupati dibangun dan diperluas dengan model Indische, bangunan pendopo tetap dipertahankan dan berada di sisi Utara dari bangunan Indische.
Menurut GH Von Faber di buku Oud Soerabaia kediaman Bupati, yang elok bagai keraton ini, menjadi tempat pelantikan para Asisten Residen (AR) yang bertugas di Kabupaten Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang. Seperangkat gamelan ditabuh untuk mengiringi pelantikan Asisten Residen. Termasuk pelantikan para Bupati, yang berada di wilayah Karesidenan Surabaya.
Identifikasi Lisplang – Bangunan Pendopo
Tata ruang lingkungan kabupaten Surabaya (d/h Surapringga) baik ruang alun alun lama (area Tugu Pahlawan) dan alun alun berikutnya (area Kemayoran) cukuplah luas. Luasan ini bisa dilihat pada cuplikan peta Surabaya tahun 1905, 1925 dan 2025.



Keberadaan seperangkat gamelan, sebagaimana umum terlihat pada foto terbitan kitlv dengan angka tahun 1885 benar benar berada di lingkungan kediaman Bupati Surapringga. Ini dapat dilihat dengan membandingkan bentuk lisplang pendopo dari dua foto yang berangka tahun 1865 dan 1885. Terlihat ada kesamaan model lisplang dan Soko guru pendopo yang berbentuk silinder.


Apakah seperangkat gamelan itu masih ada? Dimanakah? (PAR/nng)