Menatap Kerjasama Kebudayaan Surabaya – Paramaribo Melalui Jalur Bahasa Belanda.

Bahasa Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Kata “Taalunie” kiranya masih terdengar asing di telinga kebanyakan warga Surabaya. Taalunie adalah lembaga Uni Bahasa, khususnya Belanda, yang keanggotaannya meliputi Belanda, Belgia dan Suriname. Di ketiga negara ini, warganya menggunakan bahasa Belanda.

Taalunie (Uni Bahasa) ini akan hadir di Surabaya sebagai dukungan terhadap hadirnya Erasmus Training Centre (ETC). Kota Surabaya adalah sebuah kota, yang memiliki riwayat dimana warganya pernah menggunakan bahasa Belanda. Ya, Surabaya pernah menjadi kota, yang dibangun dan ditata oleh Belanda di abad 17 – 18 Masehi.

Kota Surabaya sebagai kota bentukan Belanda di tepian Kalimas pernah berjuluk Stad Van Soerabaia. Kota ini pernah dilengkapi benteng (Fort Belvedere) dan dilindungi oleh tembok kota (walled town).

Surabaya memang serupa dengan Stad Van Paramaribo ibukota Suriname. Posisinya sama sama berada di tepian sungai yang bernama sungai Suriname. Di tepian sungainya berdiri benteng yang bernama Fort Zeelandia.

Kota tua Paramaribo setipe seperti Kota tua Surabaya. Sama sama berdiri di tepian sungai dan sama sama dijaga oleh sistem militer benteng. Bedanya benteng di Surabaya sudah hilang (hanya menyisakan nama jalan, Benteng Miring).

Sementara benteng Zeelandia di Paramaribo masih berdiri hingga sekarang. Kira kira ukurannya tidak jauh beda. Bentuknya juga demikian. Benteng Belvedere berbentuk segi empat. Sementara benteng Zeelandia berbentuk segi lima.

Taalunie, yang juga beranggotakan Suriname, dengan ibukota Paramaribo, sebuah kota yang memiliki kemiripan dengan Surabaya. Wilayah Kota Lama Paramaribo disebut Stad Van Paramaribo. Sementara wilayah Kota Lama Surabaya dulunya bernama Stad Van Soerabaia.

Melalui lembaga kebahasaan (bahasa Belanda), kelak dampaknya bisa juga merambah ke sejarah dan budaya. Diketahui bahwa Negeri Suriname adalah bekas koloni Belanda, di mana sebagian masyarakat nya berasal dari Jawa.

 

Kerjasama Media

Tidak heran jika bahasa Jawa masih digunakan di Suriname, termasuk di kota Paramaribo. Bahkan sejumlah media radio dan TV di kota itu mengudara menggunakan bahasa Jawa seperti di Radio dan Garuda TV di kota Paramaribo.

Kerjasama di bidang media antara TV lokal di Surabaya dan Garuda TV Paramaribo juga pernah terjalin. Kerjasama, yang menyangkut budaya itu, bisa menjadi dasar potensi pengembangan berikutnya melalui bahasa, yang dibawa oleh Taalunie.

Apalagi negara Suriname bersama Indonesia sama sama mengusulkan kepada ICANN (Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) atas penggunaan penulisan aksara tradisional Jawa.

Singkatnya ada persamaan di bidang bahasa dan aksara serta budaya antara Paramaribo (Suriname) dan Surabaya (Indonesia), yang bisa dikembangkan melalui jalur Bahasa Belanda, yang dikenalkan Taalunie dan Erasmus Training Centre Surabaya. (PAR/nng).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *