Budaya
Rajapatni.com: SURABAYA – “Ini adalah upaya membuka harta karun, yang terpendam”, kata dan kesan pertama Gus H. Muhammad Ghozy Ubaidillah (Gus Ghozi), Pimpinan P.P. Tahsinul Akhlaq Bahrul Ulum Surabaya, yang juga sebagai Ketua PC RMI Kota Surabaya setelah siaran di studio RRI Pro 4 Surabaya pada Kamis siang (16/10/25).
Gus Ghozi mengibaratkan ada kunci untuk membuka nilai nilai dan pengetahuan yang selama ini banyak tersimpan dalam kitab kitab atau manuskrip yang tertulis dalam aksara tradisional, misalnya Aksara Pegon.
Hal senada disampaikan oleh seorang penelpon, Setya, bahwa sebuah kitab beraksara Pegon banyak menyimpan nilai yang amat tinggi. Jika seseorang tidak dapat membacanya, kitab itu tentu tidak ada artinya. Dengan bisa membaca aksara Pegon, maka akan ada harapan bisa mengenal isi kitab yang bernilai tinggi itu.
Menurut Gus Ghozi baca dan tulis aksara Pegon sudah menjadi tradisi di Pondok Pesantren sejak lama.
Melalui aksara pegon, maka semua pengetahuan di masa lalu dapat terekam dan dapat menunjukkan bahwa masyarakat masa lampau juga memiliki pengetahuan yang menjadi cikal bakal pengetahuan modern di masa kini. pengetahuan masa lalu yang dituliskan kemudian menjadi manuskrip yang disimpan di berbagai museum, pesantren dan sebagian menjadi koleksi pribadi.
Karenanya pengenalan Aksara Pegon untuk masyarakat umum, tidak hanya di lingkungan pondok pesantren, dinilai suatu ide bagus.
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2025 dan Hari Aksara Internasional 2025, komunitas Puri Aksara Rajapatni bersama Ta’mirul Masjid Kemayoran, yang didukung RMI NU (Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama) Surabaya dan Gerakan Nasional Ayo Mondok menyelenggarakan lomba menulis aksara Pegon, yang bakal bertempat di Masjid Kemayoran, Surabaya pada Minggu 26 Oktober 2025.
Lomba menulis aksara Pegon ini menjadi jalan pembuka memperkenalkan aksara Pegon ke publik umum.
“Ini adalah upaya membuka harta Karun budaya”, kata Gus Ghozy, panggilan akrab Gus H. Muhammad Ghozy Ubaidillah (Gus Ghozi), Pimpinan P.P. Tahsinul Akhlaq Bahrul Ulum Surabaya.
“Saya mendukung kegiatan ini dan semoga kegiatan ini bisa diselenggarakan berulang di kemudian hari”, pungkas Gus Ghozy. (PAR/nng)