Makam Adipati Tumenggung Kramajayadirana Bisa Jadi Pancer Penelusuran Sejarah Klasik Surabaya.

Sejarah

Rajapatni.com: SURABAYA – Begitu panjang sejarah Surabaya, yang membentang ke belakang. Meski sebatas di jalur peradaban sistem pemerintahan Kekadipatenan Surabaya. Dari sosok kepemimpinan Surabaya, yang dikenal lewat sosok Adipati Jayalengkara hingga Adipati Jayengrana, ternyata sulit ditemukan benang merahnya. Apalagi mengurut benang merah hingga sekarang dari abad 17 hingga abad 21 M.

Meski di era sekarang masih dijumpai fakta kuburan, yang mengacu pada keterangan bupati pertama Surabaya, yang secara resmi dilantik oleh pemerintah kolonial melalui Resolutie Van Henne Excellentiin de Commissarissen General in Rade 07 Januari 1819 no 6, namun keberadaannya bagai kuburan yang terkubur zaman.

Mengamati nisan Adipati Tumenggung Kramajayadirana di pemakaman kuno Bibis. Foto: dok

Itu adalah kuburan Kandjeng Adipati Kramadjajadirana I atau Raden Gloendoeng, yang merupakan bupati pertama di Surabaya pada tahun 1819 sampai 1825 (abad 19). Ia adalah Putra dari Darmojuda V atau Joko Ismail Kramawidjaja.

Makam Kandjeng Adipati Kramadjajadirana I, yang menjabat mulai dari 1819 sampai 1825, diketahui berada di makam kuno di kampung Bibis Pesarean, yang berada di belakang Masjid Nurul Ihsan di Jalan Stasiun Kota 46 A, Surabaya.

Lokasi makam kuno di kampung Bibis Pesarean ini hanya di seberang (Timur) sungai Kalimas, yang berdekatan dengan Kebun Rojo, yang merupakan komplek alun alun Surapringga, yang sekarang menjadi kawasan Tugu Pahlawan.

Di komplek kawasan Tugu Pahlawan inilah berdasarkan peta Surabaya lama (1677) terdapat satu lokasi dimana tersebut adanya struktur reruntuhan bangunan bekas tempat para pangeran sebelum masa Mataram. Secuil informasi ini juga tersebut dalam buku Oud Soerabaia karya G.H.von Faber. Situs kuno itu letaknya di area Sulung.

Cuwilan peta 1821 di kawasan Kromojayan. Foto: dok

Sedangkan berdasarkan cuwilan pata tahun 1821, Kandjeng Adipati Kramadjajadirana I, yang dikenal dengan trah Kramajayan memiliki lahan atau kampung yang bernama Kramajayan dimana makam Kandjeng Adipati Kramadjajadirana I berada. Sekarang kampung itu dikenal dengan nama Bibis Pesarean.

Dalam cuwilan peta 1821 itu tertulis Dalem Van de Regent, yang menunjukkan lokasi kediaman Adipati Tumenggung Kramajayadirana. Rumah itu tidak jauh dari tempat pemakamannya dan tidak jauh dari pemakaman kuno ini juga terdapat musholla kuno yang berangka tahun 1810 dengan nama Raudlatul Jannah.

Mushallah kuno tahun 1810 di Bibis, tidak jauh dari Makam Bibis. Foto: dok

Dilihat dari silsilah sebagaimana tersimpan/terdokumentasi dalam https://id.rodovid.org/wk/Orang:193994 dapat diurut dari pancer Kandjeng Adipati Kramadjajadirana I, yang dilantik oleh pemerintah kolonial melalui Resolutie Van Henne Excellentiin de Commissarissen General in Rade 07 Januari 1819 no 6, lalu menjabat mulai dari 1819 sampai 1825.

Papan informasi keberadaan makam Adipati Kramajayadirana.Foto: dok

Secara faktual makamnya, yang berada di Kampung Bibis Pesarean, berada di sebelah Utara dari Sulung, yang berdasarkan peta 1677, merupakan situs kuno dimana tempat para pangeran sebelum masa Mataram, dapat menjadi acuan melacak jejak trah Kromodjayan.

Sayang makam kuno Surabaya di Bibis ini belum ada yang memperhatikan, kecuali oleh keluarga ahli waris sendiri, yang berada di bawah trah Kromodjayan Kanoman.

Makam Adipati Tumenggung Kramajayadirana dikunjungi para pegiat sejarah. Foto: dok

Nama Kandjeng Adipati Kramadjajadirana I, juga dikenal sebagai Raden Tumenggung Kromodjoyodirono I, alias Raden Bagus Glundung, adalah seorang jelas Adipati Surabaya, yang memerintah dari tahun 1819 hingga 1825.

Ia adalah figur penting, yang namanya terkait dengan wilayah “Kromojayan” dan memiliki makam yang terletak di kawasan yang sekarang dikenal sebagai Bibis, dekat Stasiun Semut, Surabaya, berdasarkan peta tahun 1821.

Dari makam Adipati Tumenggung Kramajayadirana di Bibis Pesarean II Surabaya bisa digunakan sebagai pancer penelusuran sejarah Kadipaten Surabaya. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *