Aksara.
Rajapatni.com: SURABAYA – Satu satunya Masjid di Surabaya atau bahkan di Jawa Timur, yang memiliki prasasti resmi, yang dikeluarkan penguasa pemerintahan di zamannya, adalah Masjid Raudhatul Musyawarah atau lebih dikenal dengan nama Masjid Kemayoran Surabaya.

Kala itu Surabaya masih disebut Surapringga.

Ini menjadi nama resmi yang tidak hanya dipakai dalam peresmian Masjid Pemerintah tetapi juga untuk mata uang Dirham yang dikeluarkan di era pemerintahan kolonial Inggris di tahun 1811 – 1816.

Prasasti Masjid Kemayoran ini beraksara Jawa dan berisi tentang pemberian Masjid oleh pemerintah kepada segenap umat Islam di Surapringga. Karena nilai pentingnya itu, prasasti masjid Kemayoran menjadi acuan dan inspirasi kegiatan pemajuan aksara Jawa di Surabaya yang salah satunya melalui “Lomba Menulis Indah Aksara Jawa”.
Adapun aksara Jawa, yang ditulis (disalin) adalah isi prasasti. Sambil menyalin, peserta bisa belajar memahami isi prasasti. Karenanya, contoh text prasasti juga disertai transliterasi dan terjemahannya.
Isi Prasasti, Transliterasi dan Terjemahan

Teks
꧅ꦥꦸꦤꦶꦏꦱꦶꦃꦥꦼꦥꦫꦶꦁꦔꦶꦥꦸꦤ꧀ꦏꦁꦗꦼꦁꦒꦸꦥꦼꦂꦤꦼꦩꦺꦤ꧀ꦝꦸꦩꦠꦼꦁꦱꦫꦸꦥꦶꦤ꧀ꦤꦶꦁꦧꦺꦴꦁꦱꦄ꦳ꦶꦱ꧀ꦭꦩ꧀ꦏꦭꦥꦶꦤꦫꦶꦁꦔꦏꦼꦤ꧀ꦮꦲꦸꦢꦸꦏ꧀ꦤꦭꦶꦏꦥꦤ꧀ꦗꦼꦤꦼꦁꦔꦤ꧀ꦤꦶꦥꦸꦤ꧀ꦏꦁꦗꦼꦁꦠꦸꦮꦤ꧀ꦲꦶꦁꦏꦁꦮꦶꦕꦏ꧀ꦱꦤꦗꦤ꧀ꦗꦏꦺꦴꦧ꧀ꦫꦺꦴꦒ꦳ꦸꦱꦶꦤ꧀ꦒꦸꦂꦤꦢꦸꦂꦗꦺꦤ꧀ꦢꦿꦭ꧀ꦲꦶꦁꦠꦤꦃꦤꦺꦢꦼꦂꦭꦤ꧀ꦲꦶꦤ꧀ꦝꦶꦪꦩꦶꦱ꧀ꦡꦼꦂꦝꦤꦶꦄ꦳ꦺꦭ꧀ꦥ꦳ꦿꦤ꧀ꦱ꧀ꦮꦮꦶꦭ꧀ꦭꦩ꧀ꦥꦶꦠꦼꦂꦩꦠ꧀ꦫꦺꦱꦶꦝꦺꦤ꧀ꦲꦶꦁꦱꦸꦫꦦꦿꦶꦁꦒꦭꦤ꧀ꦫꦢꦾꦤ꧀ꦡꦸꦩꦼꦁꦒꦸꦁꦏꦿꦩꦗꦪꦢꦶꦫꦤꦨꦸꦦꦠꦶꦲꦶꦁꦤꦼꦒꦫꦶꦱꦸꦫꦦꦿꦶꦁꦒꦏꦭꦏꦪꦱꦥꦶꦤꦸꦗꦸꦮꦂꦱ꧇꧑꧗꧗꧓–꧗꧖꧇ꦏꦁꦱꦩ꧀ꦥꦸꦤ꧀ꦲꦪꦱꦗꦤ꧀ꦮꦶꦭ꧀ꦭꦼꦩ꧀ꦨꦂꦠꦸꦭꦸꦩꦾꦸꦱ꧀ꦮꦂꦝꦼꦤꦂ꧋
Transliterasi:
“Punika sih pĕparingipun Kangjĕng Gupĕrnĕmen dhumatĕng sa rupining bangsa Islam kala pinaringakĕn wau duk nalika panjĕnĕnganipun Kangjĕng Tuwan ingkang wicaksana Jan Jakob Roghusin (Jan Jacob Rochussen) Gurnadur Jendral ing tanah Nedĕrlan Indhiya, Mistĕr DHaniel Franswa Willam Pitĕrmat (Daniel Francois Willem Pietermaat) Residhen ing Surapringga, lan Radyan Tumĕnggung Krama Jayadirana Bupati ing Nĕgari Surapringga kala kayasa pinuju warsa 1772–76 kang sampun ayasa Jan Willĕm Bartulumyus Wardhĕnar (Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar).
Terjemahan:
(Ini adalah benar benar pemberian Pemerintah Belanda kepada umat Islam. Ketika diberikan di masa Tuan yang bijaksana Jan Jacob Rochussen, sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda; Tuan Daniel Francois Willem Pietermaat, sebagai residen Surapringga; dan Bupati Raden Tumĕngung Krama Jayadirana sebagai bupati di Nĕgari Surapringga pada tahun 1772-76, yang dibangun oleh Johannes Willem Bartholomeus Wardenaar).
Agenda Lomba
Rencananya lomba menulis indah aksara jawa ini terbuka untuk siswa SD dan SMP se Surabaya. Jumlah peserta terbatas (dibatasi) hanya sebanyak 50 siswa.
“Lomba ini hanya menyalin saja”, terang Iwan, salah satu aktivis/pengurus Masjid.
Lomba ini diadakan dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Aksara Internasional. Adapun pelaksanaan lomba adalah pada hari Sabtu, 31 Agustus 2025 dan diadakan di Masjid Kemayoran di jalan Indrapura 2 Surabaya. Pendaftaran lomba bisa menghubungi Ferdiana di nomor 0881 0270 00601.
Lomba, dalam upaya pemajuan Kebudayaan ini, diselenggarakan atas kerjasama komunitas aksara Jawa “Puri Aksara Rajapatni” dan Takmir Masjid Kemayoran Surabaya. (PAR/nng).