Lomba Menulis Aksara Pegon Peringati Hari Santri 2025.

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Bulan Oktober sudah diambang. Suatu bulan yang banyak tertoreh peristiwa bersejarahnya. Mulai awal bulan pada 1 Oktober diawali dengan peringatan Hari Pancasila. Berikutnya pada 5 Oktober adalah hari TNI. Menyusul lagi Hari Jadi Provinsi Jawa Timur pada 12 Oktober. Sepuluh hari kemudian adalah Hari Santri Nasional pada 22 Oktober. Tercatat pada 25 Oktober adalah masuknya tentara Sekutu yang hendak merenggut kembali kedaulatan negara. Tak ketinggalan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober. Akhirnya tepat pada 30 Oktober Brigadir AWS Mallaby tewas dalam clash di kawasan Jembatan Merah, yang akhirnya meletuslah perang besar 10 November 1945.

Di antara tanggal tanggal itu, 22 Oktober 1945 menyimpan magma yang siap siap meletup. Yaitu semangat dalam mempertahankan kedaulatan bangsa. Tanggal 22 Oktober 1945 dikenal sebagai Hari Santri Nasional, yang dari balik penetapan Hari Santri adalah peristiwa Resolusi Jihad, yang menunjukkan tekad arek arek Surabaya yang berani mati demi kedaulatan bangsa.

Menulis aksara Pegon perlu mendapat perhatian demi pelestarian. Foto: ist

Secara kultural, Hari Santri dengan latar belakang Resolusi Jihad terkait dengan praktik penulisan aksara tradisional, Pegon. Text Resolusi Jihad aslinya ditulis dalam aksara pegon, yang bukan tanpa alasan. Dengan menggunakan aksara Pegon agar pesannya dapat dimengerti oleh kalangan santri baik di Jawa maupun Madura.

Selanjutnya agar pesan itu bisa menyeluruh ke Nusantara, maka teksnya ditransliterasi ke aksara Latin dalam bahasa Indonesia seperti yang umum kita ketahui sekarang.

Bahwa di balik tanggal 22 Oktober ini, terkandung nilai nilai penting. Satu, adanya praktik penulisan aksara tradisional, yang nyata-nyata menjadi identitas bangsa. Dua, ada semangat kejuangan, yang menyala dalam mempertahankan kedaulatan bangsa, yang kemudian berujung dengan tekad berani mati pada peristiwa 10 November 1945, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Sementara dalam keterkaitan dengan pemajuan Aksara tradisionalnya, khususnya Pegon, peristiwa Resolusi Jihad bisa dibuat sebagai latar belakang pelestarian aksara tradisional Pegon. Masih sangat relevan jika ini dikaitkan dengan upaya pelestarian aksara Pegon dimana aksara Pegon memang masih menjadi tradisi tulis di kalangan Pondok Pesantren.

Dalam hal apresiasi dan pemasyarakatan Aksara Pegon, pegiat aksara Puri Aksara Rajapatni dan Ta’mirul Masjid Kemayoran segera mengadakan lomba Menulis Aksara Pegon dalam rangka peringatan Hari Santri dan sekaligus Hari Aksara Internasional 2025 serta untuk memberikan dukungan nominasi terhadap praktik penulisan aksara tradisional ke UNESCO.

Gelaran lomba menulis aksara Pegon peringati Hari Santri, Hari Aksara Internasional 2025 dan dukungan nominasi penulisan aksara tradisional ke UNESCO. Foto: wan

Sesuai dengan agenda, lomba menulis aksara ini akan digelar pada Minggu, 26 Oktober 2025, yang bertempat di Masjid Kemayoran pada pukul 08.00 sampai selesai. Acara ini didukung oleh Gerakan Nasional Ayo Mondok dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Surabaya dan Jatim.

Diharapkan dengan aktivitas pemondokan, praktik penulisan aksara Pegon bisa terus lestari. Apalagi sudah ada upaya digitalisasi aksara Pegon.

Untuk pendaftaran bisa hubungi nomor nomor berikut. Foto: wan

Lomba menulis aksara Pegon ini terbuka untuk pelajar/santri pondok pesantren dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) serta Madrasah Aliyah (MA) se-Jawa Timur. Nantikan pengumuman lebih lanjut. (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *