Sejarah Budaya
Rajapatni.com: SURABAYA – Ketika kita di Gresik dan dihadapkan dengan keberadaan sebuah pelabuhan laut, maka terawangan kita akan lari ke pelabuhan, yang selama ini menjadi penghubung Gresik Bawean dan ke pulau pulau lainnya di Nusantara.
Padahal ada lokasi lain, yang diindikasikan sebagai lokasi pelabuhan kuno. Letaknya di sebuah delta antara sungai Bengawan Solo di Utara dan anak sungai Brantas alias Sungai Surabaya di selatan. Posisinya ada di wilayah kabupaten Gresik. Tepatnya di Leran, yang sebagian kekunoan itu ditandai dengan adanya makam kuno abad 11. Yaitu makam Siti Fatimah binti maimun di desa Leran.
Tidak jauh dari Makam Leran, juga terdapat struktur trap batu bertingkat, yang diyakini merupakan bagian dari pelabuhan kuno Leran dan juga ditemukan indikasi pelabuhan lainnya di area tambak dan makam Islam Desa Leran, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Temuan ini berjarak sekitar 500 meter dari kompleks Makam Siti Fatimah binti Maimun, yang juga merupakan situs sejarah penting yang menandai masuknya Islam ke Nusantara pada abad ke-11 Masehi.

Pelabuhan itu diduga ada di jalur sungai kuno di sekitar Leran, Gresik, tepatnya terkait erat dengan Sungai Bengawan Solo (dulu Bengawan Semanggi) dan Sungai Manyar, yang menjadi urat nadi perdagangan dan masuknya Islam. Sedangkan Leran sendiri merupakan permukiman penting di tepi Sungai Manyar sejak abad ke-11. Sungai Leran ada di Utara Makam.

Dengan ditandainya oleh makam Siti Fatimah Binti Maimun sebagai bukti tertua Islam Nusantara, dan Bengawan Solo yang berfungsi sebagai jalur perdagangan ramai, maka dinilai ada peradaban kuno, yang menurut inskripsi pada batu nisan Siti Fatimah binti maimun, adalah penanda zaman abad 11.
Pelabuhan Leran di Gresik, pelabuhan Sungai di sungai Manyar, adalah pelabuhan kuno penting, yang sering disebut sebagai titik awal masuknya Islam dan pusat perdagangan maritim di Jawa pada abad ke-11 hingga ke-15.

Hal ini dibuktikan dengan penemuan situs makam Fatimah binti Maimun, yang terhitung tertua dan temuan arkeologi ini mengindikasikan adanya fungsi pelabuhan. Meskipun kini menjadi situs sejarah dan dekat dengan makam kuno.
Makam Leran tidak bisa berdiri sendiri untuk dimanfaatkan sebagai petunjuk sejarah kuno di kawasan itu. Maka penting untuk mengenali kawasan di sekitar makam Leran sebagai mercusuar.
Pertanyaannya adalah ada temuan dan situs pendukung apa di sekitar Makam Siti Fatimah binti Maimun, sebagai jaring laba laba masuk ke mercusuar Makam Leran?
Tentu ini menjadi pekerjaan semua pihak secara kolaboratif dalam menyusun peta kawasan wisata heritage dan religi Leran di kecamatan Manyar.
Temuan Penting Sekitar Makam Leran.
Selain makam utama Siti Fatimah binti Maimun, di kompleks ini juga ditemukan makam-makam panjang lainnya yang diyakini sebagai makam para pengiring atau rombongannya. Keberadaan makam-makam ini menunjukkan bahwa Leran dulunya merupakan pusat komunitas Muslim yang cukup awal.
Dari perbincangan dengan pegiat asal Gresik, Ali Topan, pada Kamis siang (25/12/25), selain itu, di Desa Leran, ada juga desa sekitar seperti Dusun Pasucinan, juga mengungkap adanya temuan lain seperti bekas tiang pancang yang posisinya di tambak. Ini mengindikasikan adanya pemukiman atau aktivitas masyarakat kuno di daerah tersebut.

Belum lagi desa desa yang berada di tepian sungai (Naditira Pradesa) seperti Kamudi. Sungai-sungai ini menopang kehidupan masyarakat Gresik untuk transportasi, ekonomi, dan bahkan spiritual, dengan adanya perahu-perahu penyeberangan yang menjadi warisan budaya transportasi. Leran adalah pelabuhan maritim kuno dan permukiman pedagang penting di Jawa. (PAR/nng)
